Sepupu saya kemarin baru saja bercerita bahwa anaknya yang baru lahir diberi susu formula secara full karena ASI sang ibu tidak dapat keluar. Padahal ini anak keduanya dan dulu ia dapat memberikan ASI secara full kepada anak pertamanya. Sepupu saya ini juga mengatakan bahwa ia sudah makan dalam porsi banyak dan memakan daun katuk yang katanya dapat memperlancar ASI.
Saat saya menceritakan hal tersebut kepada ibu saya, respon ibu saya adalah “Duh kasihan.. Pasti si Eneng stres itu.” Memang sepupu saya ini sudah lama menganggur dan dengan memiliki dua anak maka biaya yang dibutuhkan pasti semakin banyak. Persoalan finansial memang dapat menjadi sumber stres yang sangat besar. Saya pun sependapat dengan ibu saya, karena memang selama ini sering sekali saya dengar kalau busui sedang stres produksi ASInya akan sedikit.
Nah ternyata saya menemukan artikel di babycenter.com yang mengatakan sebaliknya! Menurut artikel tersebut, stres memang dapat memperlambat keluarnya ASI, tetapi selama ibu tetap menyusui bayinya maka ASInya tidak akan berhenti. Nah lho! Baca selengkapnya di halaman selanjutnya ya!
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa menyusui dapat mengurangi emosi negatif dan stres. ASI mengandung hormon oxytocine. Hormon oxytocine yang dilepaskan ke dalam aliran darah dapat memberikan efek menenangkan. Dapat disimpulkan bahwa seorang ibu yang sedang stres dan menyusui bayinya akan menjadi lebih rileks dan saat ia sedang rileks ASI-nya akan lancar kembali, dan karena ASI distimulasi oleh hisapan bayi maka ASI ibu akan tetap keluar jika ia tetap menyusui bayinya.
Ada beberapa kiat yang saya dapat dari breastfeeding-problems.com tentang cara mengurangi stres bagi busui, antara lain:
So don’t let your stress and worries hold you back from breastfeeding your babies.. Just enjoy it and your breast milk will flow and your body will glow! :D