banner-detik
ENTERTAINMENT

Homeschooling: Tak Ke Sekolah Bukan Berarti Tak Belajar

author

BritaniaSari13 Aug 2014

Homeschooling: Tak Ke Sekolah Bukan Berarti Tak Belajar

Sekolah adalah model pendidikan yang paling umum di masyarakat, tetapi ternyata bukan satu-satunya. Homeschooling merupakan sarana yang valid untuk mengantarkan anak-anak meraih tujuan pendidikan. Melalui homeschooling, Anda bebas menuliskan visi tumbuh-kembang anak dan menentukan cara mengantarkan anak pada pencapaian terbaik.

Homeschooling memberikan ruang dan kesempatan bagi orangtua untuk belajar dan berproses menjadi guru terbaik untuk anak. Melalui buku ini, Sumardiono, praktisi homeschooling, berbagi inspirasi tentang 35 gagasan homeschooling yang perlu diketahui para peminat dan pemula.

Itulah tulisan singkat di sampul belakang buku ‘Apa Itu Homeschooling’ yang ditulis oleh Pak Aar Sumardiono. Menarik untuk dibedah isinya ya.

Rabu, 3 Juli di rumah saya diadakan pertemuan komunitas homeschooling Alhikam, agenda pada hari itu bedah buku Pak Aar.

homeschooling-abcsApa Itu Homeschooling (HS)?

  • Titik nol
  • HS dibangun berdasarkan nilai-nilai kebebasan bertanggung jawab pada orangtua atas dasar pendidikan anak-anaknya.

    Setiap keluarga memiliki KEMERDEKAAN untuk menentukan PENDIDIKAN TERBAIK untuk anaknya.

  • Kita adalah tuan untuk nasib kita sendiri.
  • Kita yang bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anak kita. Negara menyediakan pendidikan untuk warga negaranya. Subjek pendidikan adalah warga negara maka hak untuk menentukan jenis pendidikan yang sesuai adalah milik keluarga.

  • Melihat dengan cara berbeda.
  • Sekolah dipandang sebagai satu-satunya wujud pendidikan yang benar (proses penjenjangan, ijazah, rapot, peringkat kelas, cara belajar, dll). HS mengembangkan sudut pandang yang berbeda dari sekolah. Terbuka luas bagi keluarga HS untuk mengembangkan sudut pandang dan model pendidikan yang berbeda dari sekolah.

  • Individu dan keluarga pembelajar.
  • Spirit dasar proses pembelajaran dalam HS:

    • Belajar apa saja (yang diminati)

    • Belajar di mana saja (yang disukai)

    • Belajar dengan cara apa saja (yang sesuai)

    • Belajar kapan saja (diinginkan)

    • Belajar dari siapa saja (yang mencerahkan)

    Karena,

    • Belajar adalah hak, bukan kewajiban.

    • Belajar itu menyenangkan, bukan membebani.

    HS membentuk pembelajar sejati.

    Orangtua sebagai guru pertama. Simak penjelasannya di halaman berikutnya ya!

    familytalking

  • Orangtua adalah guru pertama dan utama.
  • Dr. Raymond Moore, penulis buku Better Late Than Early mengatakan, “Secara umum, guru terbaik atau pengasuh tidak dapat menyamai orangtua bahkan orangtua dengan pendidikan dan pengalaman yang biasa-biasa saja. Perhatian dan cinta orangtua tidak bisa digantikan oleh sistem dan ahli mana pun.”

    Orangtua adalah guru yang utama, bukan konsumen industri pendidikan. Tugas orangtua mengembangkan potensi belajar, berproses menjadi guru terbaik untuk anaknya.

    Baca juga artikel Homeschooling, Butuh Komitmen Tinggi sebagai referensi.

  • Customized Education.
  • Kekhasan dan kekuatan HS adalah customized education, yaitu pendidikan yang disesuaikan dengan potensi anak dan lingkungan yang ada di sekitar. Pendidikan bukan pabrik yang membuat produk massal tapi sebuah butik yang menghasilkan adibusana yang unik pada setiap produknya.

    HS adalah program yang dibuat secara individual, adanya spirit penghargaan terhadap keragaman setiap anak. Melejitkan potensi dan kekuatan anak, kelemahan anak diperbaiki sampai batas minimal agar tak menghalangi kelangsungan hidupnya.

  • Fleksibel dalam membiayai pendidikan anak.
  • Kenaikan biaya pendidikan yang luar biasa tidak berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. HS memberikan kesempatan bagi keluarga untuk lebih fleksibel dalam membiayai pendidikan anak. Kuncinya adalah kerja keras dan kreativitas orangtua.

  • Sosialisasi anak HS.
  • Makna sosialisasi (paling utama) adalah penanaman nilai (values). Maka teman sebaya bukan role model yang tepat untuk mengajari anak tentang nilai-nilai yang baik. Sosialisasi terbaik justru di keluarga.

    Sosialisasi ada 2 bentuk : horizontal (teman sebaya) dan vertikal (lintas umur). Ketika dewasa di dunia kerja yg terjadi adalah sosialisasi vertikal dan sosialisasi anak HS adalah sosialisasi vertikal.

  • Tujuan HS ditentukan di awal ketika memulai HS.
  • Tujuan bersifat filosofis : Mendefinisikan tujuan dalam proses pendidikan, nilai-nilai apa yang dianggap penting dan harus dikembangkan lalu cara meraih tujuan tersebut.

    Tujuan bersifat praktis : Ingin anak tetap mendapatkan ijazah atau tidak memerlukan ijazah.

    Jika ingin mendapatkan ijazah, maka orangtua silakan memilih menggunakan kurikulum nasional atau internasional.

    Jika tidak memerlukan ijazah maka tujuan dan arah HS berorientasi pada profesi non gelar (pebisnis, pelukis, fotografer, dll).

  • Pendidikan adalah proses mengeluarkan.
  • Substansi pendidikan adalah mengeluarkan potensi anak bukan mencurahkan informasi kepada anak, maka peran utama orangtua di dalam homeschooling bukanlah menjadi guru (sumber informasi/pengetahuan), tetapi lebih sebagai inspirator, fasilitator, atau pelatih.

    Apalagi gagasan utama dari HS? Simak di halaman selanjutnya, ya.

    10273544_10204260756540922_2156651485706419037_n

  • Mempersiapkan pembelajar mandiri
  • Salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan homeschooling dalam jangka panjang adalah menyiapkan anak-anak sebagai pembelajar mandiri. Ketika anak menjadi otodidak, mereka dapat mempelajari apa pun yang diinginkannya.

    Ciri pembelajar mandiri :

    • Memiliki motif internal

    • Berorientasi tujuan

    • Terampil mencari bahan belajar

    • Pandai mengelola diri

    Menyiapkan anak menjadi pembelajar mandiri :

    • Sediakan lingkungan dan kultur yang kondusif

    • Bangun kebiasaan hidup terencana

    • Latih keterampilan belajar

  • Fokus pendidikan bukan mengajar
  • Kata kunci dalam homeschooling adalah belajar, bukan mengajar. Orangtua berfungsi sebagai fasilitator dan subjek pendidikan adalah anak. Fokus pendidikan adalah menghadirkan pengalaman belajar anak, bukan kemampuan kita sebagai orangtua untuk mengajar.

    Fokus kita adalah pengalaman anak, maka kita menyediakan lingkungan dan sarana belajar agar anak memperoleh pengalaman berharga dengan materi yang dipelajari. Tugas kita memfasilitasi proses belajar mereka.

    Kunci efektivitas proses belajar anak homeschooling adalah menghadirkan kegiatan yang berkualitas bagi anak. Orangtua mendorong proses belajar dengan cara modular.

  • Belajar dengan cara modular
  • Belajar modular adalah proses belajar yang disusun berdasarkan mata pelajaran, bukan paket pelajaran. Anak belajar sesuai kecepatannya masing-masing untuk setiap mata pelajaran.

    Dalam sistem belajar modular, pada satu waktu tertentu, anak bisa berada di jenjang yang berbeda : kelas 6 untuk matematika, kelas 5 untuk bahasa Indonesia dan kelas 7 untuk IPA.

    Keuntungan sistem belajar modular adalah anak bisa belajar sesuai kecepatannya untuk setiap mata pelajaran yang berbeda. Sistem ini membuat kelemahan anak tak menjadi hambatan untuk perkembangan sisi kekuatannya. Untuk mengatasi kelemahan, yang dilakukan adalah dengan terus meningkatkannya hingga mencapai batas minimal yang dipersyaratkan.

  • Ruang kelas tanpa batas
  • Yang disebut belajar bagi anak homeschooling bukan hanya membaca buku pelajaran atau mendengarkan ceramah tentang sebuah mata pelajaran. Dunia nyata dan kegiatan keseharian adalah bagian dari proses belajar dalam homeschooling.

    Bagi anak homeschooling, menekuni hobi dan minat adalah pelajaran dan proses belajar, bersifat sama pentingnya atau bisa jadi lebih penting daripada belajar tentang mata pelajaran.

    Di buku ini sebenarnya ada 35 gagasan pendidikan berbasis keluarga. Tapi saya coba ringkas menjadi 14 poin, untuk selengkapnya silakan membaca bukunya langsung ya. ;)

    PAGES:

    Share Article

    author

    BritaniaSari

    -


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan