Sudah sebulan ini Bumi punya mainan baru. Bukan kereta-keretaan Thomas and Friend, bukan juga mobil-mobilan, tapi dua ekor hamster. yang diberi nama Lulu dan Lala. Yup, setelah sekian lama Bumi kepingin punya binatang peliharaan, akhirnya saya dan suami pun mengabulkan permintaannya.
Memang, sih, rasanya sampai sekarang masih ada beberapa orangtua yang punya pandangan berbeda ketika buah hatinya ingin memelihara hewan. Ada yang sangat mendukung dan senang bila anaknya ingin memelihara hewan, tapi ada juga yang menolak mentah-mentah bila anaknya memelihara hewan.
Saya sendiri sempat merasakan penolakan besar-besaran ketika bilang ke mama kalau saya ingin memelihara kucing. Lantaran saya punya asma dan termasuk sensitif dengan bulu-buluan, jelas saja keinginan saya ini cuma sebatas mimpi. Pun ketika saya memutuskan ingin memelihara kelinci. Kalau dipikir-pikir, mungkin dalam hal ini saya juga yang nggak tau diri. Sudah tau punya alergi bulu malah hanya tertarik dengan hewan berbulu. Giliran mama saya menawarkan opsi lain untuk memelihara ikan, malah saya yang menolak :D
Saya sendiri percaya kalau memelihara hewan memiliki banyak manfaat. Walaupun ada beberapa hewan yang bisa membawa penyakit, tapi dengan menjaga kebersihan hewan tersebut tentu saja hal tersebut bisa dihindari. Begitu bukan? Paling nggak untuk kasus Bumi, saya dan suami berpikir dengan memiliki hewan peliharan, Bumi jadi teman lain selain mbaknya :)
Seperti yang sudah banyak dituliskan diberbagai artikel parenting, memelihara hewan konon membuat anak belajar banyak hal. Mulai dari belajar empati, bertanggung jawab, hingga menumbuhkan keberanian. Selain itu saya juga sempat membaca sebuah artikel yang menuliskan hasil sebuah studi dipublikasikan inClinical and Experimental Allergy.
Lewat penelitian yang dilakukan salama bertahun-tahun menunjukkan kalau anak laki-laki yang tumbuh dengan hewan peliharaan di dalam rumah memiliki risiko lebih rendah terkena alergi saat besar. Katanya, anak-anak yang tumbuh dengan hewan peliharaan justru membangun daya tahan tubuh seperti alergi dan asma yang lebih kuat. Ketika terpapar dengan berbagai alergi yang mungkin dibawa hewan, anak justru membentuk sistem imunitas tubuh lebih naik.
Dan, benar saja, lho. Setelah memiliki dua hamster, saya melihat ada beberapa manfaat yang diperoleh Bumi, cerita lengkapnya dihalaman berikut, ya!
Walaupun hasil studi di atas belum bisa saya buktikan, tapi paling nggak setelah punya dua hamster, Bumi memang bisa belajar bertanggung jawab. Setiap hari dia jadi punya tugas baru, yaitu kasih makan kuaci, toge atau wortel untuk kedua hamsternya. Sedangkan membersikan kandangnya, cukup dilakukan dua hari sekali.
Memang, sih, tugas ini memamg masih harus dilakukan bersama-sama. Tapi saya percaya, pelan-pelan saya bisa melepas tanggung jawab mengurus hewan ini pada Bumi. Terbukti, kalau memang saya kelupaan memberikan makanan pada si Lala dan Lulu, Bumi pun lantas mengingatkan. “Bu, kita kasih makan Lala dan Lulu, yuk. Nanti mereka kelaperan, lho.”
Saya juga yakin seiring bertambahnya tanggung jawab, rasa percaya diri Bumi bisa kian meningkat. Ketika Bumi menyadari kalau kedua hamsternya bisa berkembang lebih besar, ia pun bisa mengetahui kalau sudah berhasil membesarkan hewan peliharaannya. Yang nggak kalah penting, dengan memelihara binatang saya sekaligus bisa melatih empati Bumi. Di mana kita bisa menanamkan pada anak untuk tidak berlaku kasar. Awalnya, saya sempat ngeri ketika melihat Bumi begitu geregetan dengan kedua hamsternya. Takut kalau umur kedua hamsternya nggak panjang. Tapi alhamdulillah, lambat laun Bumi mulai paham bagaimana harus memperlakukan ke dua hamsternya.
Dengan seringnya Bumi berinteraksi dengan binatang peliharaannya, si Lala dan Lulu, saya berharap kecerdasan emosional makin terasah. Sebuah studi di Inggris membuktikan kalau anak yang memelihara binatang memiliki kemampuan sosial yang lebih baik. Sebuah riset yang dilakukan di New Mexico juga menyebutkan kalau memelihara binatang mampu mengembangkan sisi empati dan kemampuan pengasuhan pada diri anak. Saya nggak mau ketika Bumi sudah dewasa nanti, ia tumbuh menjadi generasi yang mati rasa.
Yang jelas, ketika mengizinkan anak untuk memelihara binatang, kita sebagai orangtua juga nggak bisa lepas tangan begitu saja. Maksudnya, ya, harus siap ketambahan tugas baru. Biar bagaimana pun anak toddler seusuai Bumi itu kan belum bisa konsisten, ya? Jadi, kita juga lah yang harus memastikan kalau kondisi kandang hewan harus terus dijaga, termasuk memberinya makan. Tapi saya percaya kalau kita sabar dengan memberinya contoh, si kecil lambat laun akan mendapat gambaran yang baik bagaimana harus memperlukan hewan peliharannya. Setuju, dong, ya?