Pagi ini timeline Facebook sukses membuat saya bercucuran air mata. Saya bercucuran air mata di transportasi umum-commuter line. Yap, newsfeed Facebook dipenuhi dengan berita tentang Gaza-Palestina.
*Gambar dari sini
Jujur sejujur-jujurnya, nilai sejarah saya kurang baik. Saya berada di lingkungan science dan saya tidak bekerja di dunia politik. Jadi, saya nggak mau sok tau untuk membahas panasnya politik di sana atau persoalan agama yang ada di sana. Oke, No SARA, please...
Saya hanya melihat peristiwa yang sedang terjadi di sana lewat kaca mata seorang ibu. Saya adalah ibu dari seorang bayi berusia 10 bulan. Semenjak saya punya Aqif, hati saya selalu terusik kalau melihat bayi lain menangis. Duh, bawaannya langsung pengen peluk dan gendong rasanya. Apalagi ini? Membayangkan banyak anak-anak tidak berdosa yang menjadi korban bombardir di sana sini. Membayangkan ibu-ibu yang memeluk anaknya semalaman di tengah dentuman bom, letupan senjata, dan kebakaran yang ditimbulkan. Membayangkan para ayah yang memangku jasad anak-anaknya yang menjadi korban. Tidak ada listrik, tidak ada air bersih, dan tidak ada bahan makanan. Semua bayangan inilah yang langsung memenuhi isi kepala saya. Sukses membuat air mata ini berderai. Untuk persoalan apapun, rasanya tidak terima jika bayi dan anak-anak menjadi korban.
Hari gini kok masih ada perang? Katanya sudah ada Perserikatan Bangsa-Bangsa? Saya sendiri sebenarnya sudah lupa tujuan dari PBB ini apa, saya pun tidak ingin menggugat siapapun dalam permasalahan Gaza ini. Untuk saya pribadi, setidaknya persoalan kemanusiaan ini mengajarkan saya untuk lebih mensyukuri hidup. Berkaca dari apa yang dilakukan ibu-ibu di Gaza, saya belajar berhenti berkeluh kesah tentang politik yang terjadi di kantor, tentang lelahnya menjadi working mom tanpa ART, atau tentang gangguan commuter line ibukota. Melihat kejadian ini, mengingatkan saya kembali bahwa perjuangan yang saya lakukan sebenarnya masih belum ada apa-apanya dibanding para ibu di belahan dunia sana yang pasang badan untuk melindungi anak-anaknya dari senjata api.
Saya tidak ingin hanya memberikan air mata untuk Gaza. Syukur-syukur, tulisan saya ini mencerahkan pembaca setia Mommies Daily untuk sedikit aware atas sesuatu yang terjadi di luar sana. Mari kita berdoa untuk mereka, atas nama kemanusiaan...