Mommies, seperti kita tahu, selama ini telah tumbuh kepercayaan dalam masyarakat Indonesia mengenai peran seorang ayah dan ibu dalam keluarga. Ayah memiliki peran untuk mencari nafkah, melindungi keluarga, mendidik keluarga, dan kepala keluarga. Sedangkan seorang ibu memiliki peran untuk mengurus keluarga, mengasuh anak-anak, mendidik dan melindungi anak-anak, dan mencari nafkah tambahan.
Terkadang dengan perannya tersebut, seorang ayah tidak terlalu terlibat dalam mengasuh anak-anaknya dengan alasan sudah lelah sepulang kerja. Seorang ayah biasanya setelah pulang kerja hanya mengajak main anaknya dan menonton TV bersama sebentar, tetapi kegiatan lain seperti mandi, makan, mengerjakan PR, dan aktivitas sehari-hari lainnya menjadi tanggung jawab ibu.
Padahal semakin banyak dilakukan penelitian mengenai pengaruh keterlibatan ayah dalam mengasuh anak terhadap well-being anak. Hasil salah satu penelitian dari seorang sosiolog bernama Dr. David Popenoe menyatakan bahwa ayah yang terlibat langsung dalam pengasuhan anak memberi keuntungan positif bagi anaknya yang tidak mungkin didapat dari orang lain. Ayah memiliki dampak secara langsung terhadap well-being anak. Aspek pada diri anak yang dipengaruhi oleh keteribatan ayah adalah kemampuan kognitif, pencapaian akademis, psychological well-being, dan tingkah laku sosial.
Bagaimana pengaruh keterlibatan ayah terhadap kemampuan kognitif dan pencapaian akademis anak? Lihat di halaman selanjutnya ya!
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ayah yang terlibat, merawat, dan mau bermain bersama bayinya memiliki anak dengan IQ yang lebih tinggi, serta kemampuan linguistik dan kapasitas kognitif yang lebih baik. Selain itu, balita yang memiliki ayah yang terlibat dalam pengasuhannya lebih siap secara akademis saat akan mulai sekolah, mereka terbukti lebih sabar dalam mengahadapi sumber stres dan frustrasi yang terkait dengan sekolah dibandingkan anak yang memiliki ayah yang kurang terlibat dalam pengasuhannya.
Pengaruh keterlibatan ayah terhadap pencapaian akademis anak terus berlangsung hingga mereka remaja dan dewasa. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ayah dengan gaya pengasuhan yang aktif dan sering merawat anaknya, terbukti memiliki kemampuan verbal, kemampuan intelektual, dan pencapaian akademis yang lebih baik saat remaja.
Bagaimana pengaruhnya terhadap psychological well-being dan tingkah laku sosial?
Semenjak dari anak lahir, anak dengan ayah yang terlibat dalam pengasuhannya memiliki rasa aman secara emosional, lebih percaya diri dalam mengeksplorasi lingkungannya, dan memiliki hubungan yang baik dengan teman sebayanya saat mereka sudah lebih besar. Mereka juga lebih jarang terlibat dalam masalah di rumah, sekolah, maupun lingkungan tempat tinggal.
Salah satu penelitian yang dilakukan pada anak usia sekolah juga menunjukkan bahwa anak yang memiliki hubungan yang baik dengan ayahnya lebih jarang mengalami depresi, melakukan tingkah laku yang mengganggu, dan berbohong. Sebaliknya, mereka lebih sering terlibat dalam tingkah laku prososial.
So, Mommies sudah terbukti kan kalau ayah yang terlibat dalam mengasuh anaknya banyak keuntungannya. Kalau gitu mulai sekarang ajak suaminya supaya lebih terlibat dalam mengasuh anaknya ya! :D