Gendra sekarang sudah 18 bulan. Alhamdulillah masih ASI, walaupun saya sudah gak pumping lagi karena anaknya sudah gak mau minum asip, maunya langsung dari gentongnya. Keuntungan memberikan ASI untuk anak seperti yang saya baca-baca dulu, ternyata bener loh. Gendra, yang karena masih ASI sampai saat ini dan gak minum sufor karena gak doyan, makannya bisa dibilang lebih gampang dari teman-temannya yang (yang gak ASI). Dia juga bukan termasuk picky eater. Memang ada sih saatnya mogok, mungkin karena masakan saya yang kurang variatif, tapi mogoknya gak lama, hanya beberapa hari saja. Selebihnya, bisa dibilang ia adalah tipe pemakan segala, kayak emaknya hahaha.
Daya tahan tubuhnya juga bisa dibilang lebih kuat dari teman-temannya (yang gak ASI). Investasi di bidang kesehatan dan kebiasaan makan ini rasanya worth it banget kan buat semua ibu. Apalagi cara mendapatkannya mudah banget. Hanya dengan meyusui dan memberi ASI!
Mundur ke satu setengah tahun lalu. Percaya gak, kalo perjuangan saya memberikan ASI eksklusif buat Gendra dengan menyetok ASIP saya lakukan dalam waktu 2 minggu sebelum saya harus kembali bekerja. Ya, 2 minggu! Nekat? Hmm sebenarnya sih, ada andil “malas” di sini. Malas ribet dan repot karena harus membawa ASIP beku dari Lampung ke Bandung jalan darat. Fyi, saya melahirkan Gendra di tanah kelahiran saya di Lampung dan 2 minggu sebelum mulai bekerja saya kembali ke Bandung. Saat itu, usia Gendra baru 2 bulan.
Waktu itu modal saya cuma pede abis. Yakin banget kalo ASI saya banyak dan karenanya, walauopun cuma punya waktu 2 minggu, pasti bisa nyetok ASIP. Tapi ternyata eh ternyata….kenyataan tidak sesuai harapan, sodara-sodara! Situasi di perantauan yang tidak senyaman di kampung halaman, bisingnya lingkungan di kota besar, dan bayangan sedihnya harus meninggalkan Gendra untuk kembali bekerja saat itu membuat saya stres dan memengaruhi hasil perah. Belum lagi komentar “Wah, kok cuma segitu hasil perahnya,” dari ibu saya yang waktu itu ikut diboyong ke Bandung membuat saya benar-benar merasa seperti dikejar setan untuk segera memenuhi stok ASIP buat Gendra. Ditambah lagi capek fisik karena kurang istirahat. Komplitlah sudah! Saat itu saya sempat hampir menyerah. Saya bahkan sempat “selingkuh” dari niat untuk ASIX, pergi ke supermarket dan survei harga susu formula huhuhu!
Lalu bagaimana saya bisa memenuhi kebutuhan Gendra? Baca di halaman selanjutnya ya!
Singkat cerita, saat hari H kembali ngantor, saya hanya mampu menyetok 7 botol ex UC ASIP beku yang per botolnya paling hanya berisi 100 ml. Terus gimana? Ya nggak gimana-gimana. Satu-satunya modal yang saya punya hanya pede dan yakin pasti bisa. I push myself to pump in every 2 hours. Gak peduli di kantor sedang ada bos atau nggak, sedang rame atau sepi, pokoknya harus pumping sesuai jadwal! Untungnya karena baru ngantor kembali, pekerjaan saya selama sekitar satu bulan pertama tidak begitu banyak. Saya pun bisa menyempatkan pulang saat istirahat untuk mengantarkan ASIP sekaligus menyusui (ini saya lakukan sampai sekarang, Alhamdulillah).
Akhirnya, berkat pede setengah mati dan niat bulat plus keras kepala, Alhamdulillah hanya dalam waktu beberapa minggu stok ASIP buat Gendra saat itu mulai memenuhi kulkas. Alhamdulillah juga, selama masa menjadi ibu perah, istilah “ASIP kejar tayang” gak pernah mampir. Thanks to pede, niat bulat, dan keras kepala.
P.S. Menyetok ASIP hanya dalam waktu 2 minggu ini bukan contoh yang baik ya, jadi sangat dianjurkan untuk tidak mencontoh saya dalam hal ini, walaupun Mommies pede setengah mati seperti saya. Percayalah, ilmu “kepepet” ini benar-benar menguras pikiran dan menyebabkan stres yang hasilnya bukan membuat ASI Anda tambah banyak, tapi malah jadi seret!