Sorry, we couldn't find any article matching ''
Persahabatan Satu Dasawarsa
Mommies, masih ingatkah pertemanan di masa-masa sekolah dan kuliah? Kesamaan kultur, kesamaan style fashion, kesamaan pola pikir, dan kesamaan hobi adalah beberapa dari banyak hal yang menspesifikkan manusia dalam himpunan-himpunan tertentu. Masih keep in contact ga sama teman-teman segeng, sampai sekarang?
Tadi malam ponsel berkelap-kelip intensif, tandanya lagi banyak chat masuk. Mungkin di grup chatting lagi saling bersahut-sahutan meriah. Berhubung saya lagi nanggung mau nidurin Aqif, nanti dulu lah melirik ponselnya.
Aqif bobo, bapaknya Aqif bobo, saya baru berkesempatan melirik ponsel. Oh ya ampun, ternyata grup chat lagi ramai membahas postingan foto-foto kami jaman kuliah. Berapa tahun yang lalu ya? Sepuluh tahun. Humm, sudah lama juga ya.. Ngangenin...
*Gambar dari sini
Hubungan persahabatan itu mungkin seperti hubungan rumah tangga ya. Harus selalu dijaga hubungannya, harus selalu dijaga komunikasinya, harus selalu ada penyesuaian seiring berjalannya waktu. Begitupun kami.
Fase Pertama: 2004-2008
Fase intensif persahabatan. Kami jadi satu paket komplit yang wajib duduk di kelas dengan posisi satu baris berdekatan, kami juga satu paket komplet yang turut berpartisipasi aktif di himpunan mahasiswa. Ada yang putus cinta, ada yang baru pacaran cinta pertama, ada yang diselingkuhin, ada yang kasmaran, ada yang desperate IPK terjun bebas, ada yang mengulang mata kuliah yang sama selama tiga kali, ada tawa canda dan air mata mewarnai hari-hari persahabatan. Saling terbuka, saling berbagi, saling menguatkan, saling melindungi, dan saling menjaga.
Fase kedua: 2008-2012
Ketika gelar sarjana sience melekat di belakang nama kami, ketika itu pulalah kami mulai dengan aktivitas masing-masing. Intensitas pertemuan semakin berkurang, namun masih bisa curi-curi waktu buat nge-mall selepas bekerja atau hangout di kala weekend. Komunikasi masih tetap intensif. Sifat posesif antar kawan masih kuat, terutama terkait kedekatan masing-masing anggota geng dengan kawan pria. Wajib hukumnya mengenalkan teman dekat pria kepada anggota geng. Teman-teman membantu memberikan penilaian sebelum melangkah pada hubungan yang serius. Termasuk ketika saya dan suami mulai dekat, sebelum kami menjajaki hubungan yang lebih serius, saya mengenalkannya pada anggota geng. Kadang, orang jatuh cinta kan suka tidak ada logika (kayak lagunya Agnes Monica, hehe). Sahabat berperan untuk memberikan berbagai pandangan dan pertimbangan.
Fase ketiga: 2013-sekarang
Rutinitas bekerja, dinamika rumah tangga, kesibukan mengasuh anak semakin menyita waktu kami. Semakin banyak yang menikah, semakin banyak yang mempunyai anak, otomatis membuat kami sulit bertemu intensif. Ini siklus hidup, hal yang tidak dapat dihindari. Perlu cara lain untuk maintenance persahabatan ini. Ponsel jadi media kami untuk berkomunikasi. Grup chat menjadi tempat hangout. Lima bulan sekali, kami menjadwalkan pertemuan wajib untuk tetap menjaga silaturahim. Bukan cuma untuk kami, tapi agar anak-anak kami dapat saling mengenal.
Mungkin akan ada saatnya kami memasuki fase di mana kesenjangan di antara kami semakin besar. Reuni bukan lagi hal yang dinanti-nanti, karena semakin terlihat perbedaan gaya hidup, kesenjangan kemapanan ekonomi, perbedaan status, humm..
tapi mudah-mudahan ini tidak terjadi. Semoga persahabatan ini everlasting, seperti yang kita harapkan.
Pagi ini ada yang sudah duduk manis di kantornya, ada yang masih duduk manis di commuter line menuju kantor, ada yang lagi mempersiapkan sarapan untuk anak dan suami, ada yang lagi pre departure training untuk sekolah ke luar negeri. Masing-masing sedang menjalani kehidupannya sambil bertahan menghadapi dinamika hidup. Ada yang LDR sama suami, ada yang LDR sama pacar, ada yang LDR sama anak, ada yang sedang mempersiapkan pernikahan, dan ada juga yang masih single menanti jodoh.
"Teman, semoga kalian semua bahagia dengan kehidupan yang sedang dijalani. Tidak benar peribahasa bahwa rumput tetangga lebih indah dari rumput sendiri. Masing-masing dari kita memiliki dinamika hidup yang berbeda, tapi jangan jadikan kita berbeda karena itu kita ada untuk saling mendukung."
Share Article
COMMENTS