banner-detik
HEALTH & NUTRITION

Amblyopia Di Mata Anak Saya

author

MataBelo16 May 2014

Amblyopia Di Mata Anak Saya

Doctor Examining Child's Eyes In Doctor's Office*Gambar dari sini

Dua minggu yang lalu, dokter memvonis anak saya dengan kelainan bernama 'amblyopia,' dan menyayangkan kedatangan saya yang dianggap sangat terlambat ke tenaga kesehatan ahli (!!). Walaupun jantung saya langsung 'mencelos' karena merasa bersalah, saya berharap lewat tulisan ini, teman-teman tidak perlu mengulangi kesalahan saya dan dapat memberikan yang terbaik ke buah hati masing-masing.

Apa sih Amblyopia?

Sering juga disebut sebagai mata malas, merupakan memburuknya kemampuan melihat yang disebabkan kurangnya koordinasi antara otak dan mata. Kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya nutrisi pada saat si anak masih kecil sehingga memengaruhi pertumbuhan sistem penglihatannya ataupun disebabkan faktor keturunan. Namun, apapun yang menghalangi penglihatan juga dapat meningkatkan faktor amblyopia pada anak. Termasuk misalnya jika salah satu kelopak mata anak lebih menurun daripada kelopak mata sebelahnya.

Sangat penting bagi para orangtua untuk menyadari kelainan mata ini pada anak usia dini. Amblyopia akan lebih mudah ditangani jika usia anak masih di bawah 8 tahun, di mana sistem penglihatan masih terbangun dan dapat diperbaiki sehingga penyembuhan juga berlangsung dengan lebih cepat.

Anak yang mengalami gangguan amblyopia harus melakukan terapi tertentu, terapi yang harus dilakukan umumnya berlangsung dari jangka waktu bulanan sampai tahunan. Terapi mata dapat berupa asupan vitamin/suplemen atau menggunakan kacamata atau melaksanakan terapi penglihatan (misal; menutup mata yang lebih sehat dengan eye patch/tutup mata dalam periode tertentu), atau dalam kasus yang lebih berat, dapat pula berakhir dengan tindakan operasi.

Selanjutnya: Apa ciri-ciri ambliyopia? >>

amblyopia-cover-eye*Gambar dari sini

Yang perlu diperhatikan, seringkali anak dengan amblyopia TIDAK MENGELUH dan TIDAK MERASAKAN GANGGUAN APAPUN. Namun sebagai orangtua kita wajib memberikan perhatian lebih jika anak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

  • Sering menggosok mata,
  • Pandangan sering tidak fokus,
  • Anak sering memiringkan kepalanya saat menonton TV atau melihat sesuatu yang jauh,
  • Anak senang membaca atau menonton dari jarak yang terlalu dekat,
  • Pergerakan mata yang tidak sama (Salah satu bola mata tidak dapat mengejar objek sama cepat dengan bola mata satunya, coba deh Mommies sekali-sekali tes arahkan objek di sebelah kanan anak kemudian foto matanya, dan arahkan objek di sebelah kiri anak kemudian foto matanya, jika salah satu matanya agak tertinggal saat mengejar objek, segera bawa ke dokter mata anak),
  • Anak sering menyipitkan mata.
  • Karena tubuh manusia memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa, umumnya anak tidak akan mengeluh saat mengalami kondisi ini, sehingga kita sebagai orangtua lah yang seharusnya lebih sering mengecek kondisi penglihatan mereka.

    Kita dapat mulai memeriksakan kesehatan mata anak sejak masih bayi. Biasanya umur yang disarankan adalah di usia 3 tahun dan 6 tahun. Setelah itu kita dapat berkunjung rutin ke dokter mata 1-2 tahun sekali.

    Saya sendiri yang sudah lebih dari 10 tahun memakai kacamata baru mampir ke dokter mata karena ingin memeriksakan mata anak saya, dan sukses langsung diomelin sang dokter. Kedatangan saya ke dokter pun bukan merupakan sesuatu yang dijadwalkan dari jauh-jauh hari.

    Saya harus mengaku bahwa saya termasuk orang tua 'jadoel'. Dengan sengaja saya membatasi segala hal berbau gadget pada anak saya, Vincent*. Bahkan sampai sekarang handphone yang Vincent miliki hanyalah feature phone yang hanya bisa dipakai untuk telepon, sms dan main game snake itu lho. Pun tidak bisa dipakai internetan ataupun untuk foto-foto. Namun dengan semakin bertambah usia Vincent, semakin besar pula kebutuhan dari sekolah agar anak-anak menyelesaikan tugas sekolah dengan menggunakan komputer.

    Dari sana, saya agak khawatir melihat Vincent senang sekali bermain game di komputer dari jarak yang cukup dekat. Maka saya pun mengajak Vincent ke salah satu optik untuk memeriksa apakah matanya minus. Ternyata minus dan silindrisnya cukup tinggi, sehingga saya segera bawa Vincent ke dokter mata.

    Dokter mata melayani anak saya dengan sangat baik dan ramah. Setelah pemeriksaan, awalnya dokter mata secara tersirat mengatakan bahwa proses penyembuhan amblyopia untuk anak di atas usia 8 tahun sangat kecil. Namun saya lihat hasil studi terbaru di negara tetangga, ternyata masih memungkinkan kok untuk terapi dan memperbaiki penglihatan anak saya.

    Sekarang anak saya didiagnosis memiliki tingkat penglihatan sebesar 60% untuk mata kanan dan 80% untuk mata kiri. Vincent harus diterapi mata selama 4 bulan dengan meminum vitamin, memberikan tetes mata dan menggunakan eye patch selama 2 jam setiap hari. Setelah itu, anak saya harus konsultasi lagi ke dokter untuk diperiksa apakah terapi harus dilanjutkan atau ada terapi baru.

    Saya merasa menyesal karena saya tidak membawa anak saya ke dokter mata saat usianya lebih kecil, dan saya tidak sadar bahwa dari dulu Vincent memang sering sedikit memalingkan wajahnya ketika melihat suatu objek. Tapi saya bersyukur, sekarang tindakan sudah dilakukan, dan saya berharap semoga dalam 4 bulan ini penglihatannya membaik.

    Setelah dijelaskan, Vincent berusaha untuk mematuhi terapi yang harus ia lakukan tiap hari. Kadang saya kasihan karena ia terlihat kegerahan harus memakai eye-patch a la pirate setiap hari. Kalau ada Mommies yang punya pengalaman sama, boleh tolong share info eye patch yang bagus dan tidak bikin gerah untuk anak-anak bisa dicari di mana ya di Indonesia?

    *Nama sengaja saya ganti, karena saya mau melindungi privacy si kecil sampai mencapai usia dewasa.

    PAGES:

    Share Article

    author

    MataBelo

    -


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan