Beberapa waktu lalu, Female Daily HQ kedatangan tamu cantik, Raline Shah. Walaupun Raline belum menjadi ibu, tapi saat ngobrol dengannya saya mendapat insight yang menarik mengenai parenting. Makanya saya kemudian mengangkat ngobrol-ngobrol santai kami ke dalam sebuah artikel. Siapa tau Mommies mendapat inspirasi dari gadis kelahiran 4 Maret 1985 ini.
Aku dan mama kaya kakak adik, we’re very close, karena mamaku nikahnya masih muda. So I grew up with her. I raised her and she raised me.
Itu kalimat pembuka dari Raline, ketika saya bertanya mengenai hubungan Raline dengan sang mama. Jawaban selanjutnya bikin saya mikir dan berharap, semoga kelak Langit memandang saya seperti Raline memandang ibunya..
Dari mama aku belajar banyak, karena dia orang paling positif menurut aku. Walau hidupnya banyak cobaan dan tantangan, apalagi dia papa saya orangnya dominan. I think she’s really positive. Dan buat saya dia adalah orang yang sangat generous. Jadi dia selalu ngajarin aku kalau kita punya lebih, kita juga harus berbagi. Harus share our wealth dan apapun yang kita punya itu semua titipan. What I am today and what I had, itu semua titipan. Aku harus enjoy the moment dan aku harus bersyukur. My mom has a very good sense of style. She gave me many advices, financial, style, lifestyle, job dan aku rasa karena pengalamannya dia, she knows alot of things about alot of things.
My mom is one of my best friends. When we fight, we fight like best friends. And I think it’s good, and of course I respect her also. Tapi sayang aku nggak punya banyak waktu dengan dia karena aku sibuk dan dia sibuk traveling sama papaku juga. Sekarang dia lagi di Istanbul sama papa. Sekarang aku lebih besar, lebih mandiri, malah aku lebih dekat sama dia. Karena relationshipnya udah lebih mature dibandingkan dulu.
Raline menyebut hubungan sama mama kaya sahabat, apa yang bikin begitu sih?
Kalo waktu kecil, tadi aku bilang kaya kakak adik. She’s very happy bubbly funny.. orangnya sangat animated, ekspresif, aku nggak mungkin jadi aktor kalo nggak ada ibu aku. Mukanya itu, you can see what she feels. Dia komunikasinya tuh non verbal! 90%-nya non verbal..
Misalnya dia ngomong “that’s nice!” (Raline mengikuti mimik wajah ibunya), i dont know! Aku nggak bisa, haha!
Teman-temanku banyak yang cari advice dari mamaku. Alot of my friends are guys, mereka sering datang ke rumah.. all my friends are her friends.
Ada yang bilang, kalau orangtua memosisikan dirinya jadi sahabat, takutnya si anak malah nggak respect lagi. Dari sudut pandang anak, gimana menurut Raline?
Kalau aku, ada hal-hal yang memang memosisikan diri aku anaknya. Ga tau kalo di Jakarta, tapi aku orang melayu, Medan, misalnya harus cium tangan, ga boleh too rude to her. I cant be too rude to her! Hahaha! Aku dengerin nasihatnya, pasti lah.. apalagi yang menyangkut agama, karena mamaku in to spiritual thing.
Terus, ada nggak sih, nasihat mama yang paling diingat..?
Too much!
Tapi yang belakangan ini aku paling inget adalah never force anything. Never force to like someone, doing something, just dont force anything! Mamaku nggak pernah kasih nasihat se-open ini, tapi dia ngomong gini, berarti dia percaya aku untuk melakukan ini..
Pokoknya dari sekarang, if you dont like something, dont do it. Karena apa yang kamu suka, apa yang kamu percaya itu benar, itu bagus buat kamu.
Nasihat itu kepakenya pas momen kaya gimana sih?
Apa aja.. even shopping! Ada yang bilang, ini bagus, tapi akunya nggak suka ya I dont buy it! Atau aku di industri hiburan, ya, di mana kita harus pleasing people. Tapi kalo aku nggak suka, ya aku nggak mau pleasing people, I dont care..
As long as I knew I’m doing the right thing and it feels good for me, ya udah.. yang paling kepake itu in terms of friendship. Jadi misalnya di atas kertas orang ini pas jadi teman aku, tapi kalo aku nggak ngerasa nyaman, aku nggak mau maksain.
Saat masuk ke dunia hiburan, ada nasihat nggak dari mama papa?
Kalo papaku, apa ya..? Sekarang udah jadi selebriti, mereka malah nggak ngomong apa-apa deh..
Apa mungkin lihatnya karena setelah jadi selebriti, Raline juga lurus-lurus aja kali ya?
Ya, karena kan papaku lumayan perfectionist. Dia sering tuh ngomong, I dont like your hair, I dont like your teeth.. ternyata aku sekarang begini, not so bad. Some people think it’s nice. Some people like it.. kayanya bikin dia mikir, maybe some people like her the way she is..
I grew up dengan ayah yang perfeksionis, jadi aku tau standarnya. Dan aku percaya, aku work in progress. Jadi ke sininya aku tau, semua orang work in progress. That makes you beautiful, that you except the way you are..
Tapi ayah yang perfeksionis, bikin Raline jadi perfeksionis atau nggak pernah puas?
Aku malah suka cepat puas, haha.. but I’m perfectionist in so many things. Apalagi kesehatan, beauty, misalnya beuaty products harus lengkap, make up harus rapi. Makanya aku jarang pake make up artist, aku make up sendiri.
Selanjutnya: "I'm so glad I'm a girl, so I dont have to marry girl!" >>
Dulu, I’m the most tomboy, I’m the queen of sport, I only wear sport bra! Haha..
Aku selalu pake shirt dan cargo pants, pake kacamata.. aku nggak punya beauty products. I dont even know they were exist, di duniaku nggak ada! Haha! Di kelas dulu perempuannya cuma aku aja, lalu ada murid baru namnaya Venica, dia lah yang mengenalkan aku sama girly thing. Tapi sebelum cewe itu ada, ya aku nggak tau! Aku nggak punya dress, setelah sekolah itu, papaku sadar kayanya bahwa aku tomboy. Jadi aku dikirim lah ke boarding school.
I met alot other girls. Aku mulai tau gimana cewe berinteraksi, barang-barangnya.. kalo cowo tuh blak-blakan, “Lo bau!”, tapi sama cewe kan nggak bisa! Jadi awal gabung di boarding school, it was tough for me. I dont know how to talk to girls, I was trying to be nice. I’m so glad I’m a girl, so I dont have to marry girl, haha!
Aku cerita sama mamaku, aku nggak tau gimana cara pake heels, make up dan segalanya. Akhirnya mamaku manggil guru untuk ajari make up, pas aku sekitar 16 tahun deh. Aku belum jago sih, tapi at least i know the concept (of make up).
Lalu aku ikut Puteri indonesia. Nah di sini nih, aku belajar banyak! Heels, kebaya, talk, walk, semuanya! Puteri Indonesia megang peran besar di hidup aku. Aku ketemu perempuan-perempuan Indonesia yang kuat, kepribadian bagus, I know Indonesian style jadinya. Hal-hal yang diajarkan di sana kepegang banget. Aku nggak besar di Indonesia, jadi aku belajar banyak. Pertama, jadi seorang perempuan, kedua jadi perempuan Indonesia!
Tadi Raline cerita kan tomboy, lah kok ikutan Puteri Indonesia?
Ini dipaksa papa! Karena papaku bilang, aku lagi nggak ada kerjaan, ya udah ikutan aja. Pas kebetulan itu di masa-masa centil aku, pengin belajar make up, segala macam. Jadi kenapa nggak? Aku kontestan terakhir dari Sumatera Utara, jadi aku ngerasa aku nggak prepare deh. Kalo aku siap setahun sebelumnya, dengan kostum, cara komunikasi yang baik, pasti aku bisa lebih baik.
For example, kita ada visit ke kota lain, katanya kostumnya free. Jadi aku muncul dengan sepatu keds, kaos ber-hoodie dan celana, no make up! Tau-tau yang lain muncul dengan heels, bulu mata palsu, foundation, bedak.. Hahaha! Aku pake hoodie yang aku pake buat tidur! Udah nggak ada waktu buat ganti baju juga..! Aku pakai backpack! Can you imagine?
Dari Puteri Indonesia, I really learn. Semakin kita groom, berpenampilan yang bagus semakin orang menghargai kita, in a different way. Apalagi di Indonesia, ya..
Aku ngerasain di Malaysia dulu, pertemanan kita lebih genuine. Kalo di sini, aku lihat sekarang anak-anak SMP udah punya handphone, kenal Chanel. Dulu, kalo mau janjian ya harus telpon ke rumah, nanya sama orangtuanya, “Can I talk to your daughter?”. Mana ada zaman sekarang yang begitu?
Itu ngajarin sopan santun lho, beretika.. makanya kalau aku punya anak, aku akan menunda mereka punya handphone selama mungkin. Aku sampe sekarang masih nulis surat ke teman-teman, dan mereka yang merasa aneh! Menurut aku ini nicer, lebih personal. So it’s not being tomboy, tapi lebih ke apa yang kamu nyaman aja sih.
Raline kan kayanya look up ke mama ya, ada rahasia kecantikan yang kamu sontek dari mama?
She always smiling. Dan aku kalo lihat dia selalu natural, nggak pernah pake bulu mata palsu! Menurut dia natural itu yang terbaik. Karena makin banyak enhancement juga makin besar risikonya kan. Operasi, abressive creams, dan banyak lagi!
Makanya harus jaga inside aja, makan sehat, nutrisi, banyak teman yang positif dan happy! I tried to avoid gossip, walau susah ya, haha! Tapi ya, mamaku orangnya sangat positif dan apa adanya! Mamaku tuh cantik banget, bukan karena dia ibu aku, ya, just as a person karena dia natural dan style-nya juga very different!
Hal lain yang aku pelajari dari mamaku adalah dia selalu bilang “You dont have to follow other people style, what is in trend. Beli aja yang kamu suka, pastikan itu nyaman dan sesuai sama style kamu”.
Banyak yang bilang mamaku cantik banget. Padahal aku tau effort dia tuh minimal banget, make up sendiri, tapi dia punya style. Beberapa waktu lalu aku ke Chanel Show, aku lihat modelnya pake gelang-gelang yang mirip sama mamaku pake sejak lama!
Sekarang Raline jadi brand ambassador produk kecantikan rambut, Pantene. Dulu masih kecil pernah ada masalah sama rambut nggak sih?
Dulu nggak ada masalah sih sama rambut, cukup sehat. Pernah aja pas masa labil, rambut dicat blonde, haha!
Kecuali it’s a bit oily, jadi aku harus keramas setiap hari. Dari Pantene kan range-nya banyak, jadi aku pake yang conditioner-nya paling sedikit. Apalagi di cuaca begini ya, bagus untuk pake syampo yang light dan go heavy in conditioning. I hate saloon. Jadi aku melakukannya di rumah, keramas, conditioning mask-nya 2 kali seminggu, pake handuk panas. Atau 3 minutes miracle kalau aku lagi traveling. Karena emang produknya bagus, ya.
Eh, aku kecil pake Pantene lho! Bukan karena aku brand ambassador ya.. walau wanginya beda ya dulu sama sekarang. Di negara mana pun aku selalu cari Pantene.
Apa mau jadi brand ambassador Pantene juga karena emang hal itu?
Aku kalau terima brand ambassador ya emang harus percaya sama produknya. Aku nggak mau jual produk yang aku nggak percaya. Bahkan kopi, gitu ya. Banyak yang nanya, kenapa aku iklanin kopi, emangnya aku minum kopi? Nah, aku jarang minum kopi, tapi kalo sekalinya minum kopi aku mau yang oke kan?
Ada juga yang bilang, Raline pake Pantene? Itu kan murah... lho, emang barang yang murah nggak bagus? Yang aku suka Pantene itu selalu nggak puas sama produknya, ada yang baru terus. Sekarang ada ceratine damage blocker, aku kan rambut sering di-styling, air berkaporit, berenang, dengan ini aku nggak terlalu khawatir sama kondisi rambutku. Setiap aku keramas, rambutku udah terlindungi.
Selanjutnya: Cita-cita Raline jadi ibu yang baik >>
Cita-cita terbesar aku, jadi ibu yang baik..
The world needs more of that. Yang penting itu seorang ibu membesarkan anak, jadi mind-nya berkembang sempurna, fisiknya, mentalnya juga, ya, dari ibu. Mulai dari nutrisi ibu, makanya I try to improve my self. Bukan semata-mata bukan untuk aku sendiri, ini untuk anak-anakku nanti..
Demikian juga dengan the things I do. Kalo aku dapat tawaran “Raline pakai bikini” atau apalah segala macam, aku mikirnya “Will it be ok with my daughter?”. Aku ingin anak-anakku bangga sama aku, one day. Jadi aku mencoba untuk tidak melakukan sesuatu yang aku pikir anak-anakku nanti nggak bangga.
My parents, they are obviously.. I’m their kid, kan. Banyak kejadian yang bener-bener bentrok sama orangtua. Dari situ aku juga belajar, kalo next time aku jadi ibu, aku nggak bereaksi seperti itu. So I think for a woman, sangat penting untuk berpikir masa depan mereka sebagai ibu.
Bayangin deh, kalo ibu kita terlibat sex video or something? Terus kita melakukan itu. Not for you, for you, it is bad enough, tapi buat anak-anak kita? Mungkin bisa baik-baik aja, belajar dari kesalahan. Tapi bukannya lebih baik kalo kita bisa jadi contoh yang baik selama hidup buat anak-anak kita? Ini yang aku pelajari.
Aku ingin jadi ibu yang ada buat anak-anakku selama 7 tahun pertama hidup mereka. Very straight mom.. mereka harus disiplin, tidur jam berapa, makan apa, sholat, dan seterusnya. Setelah itu, kita tinggal guide saja..
Aku lagi belajar metode-metode membesarkan anak, walaupun aku belum jadi ibu. Salah satunya Glenn Doman, its really good. Mereka juga bilang 7 tahun pertama, kan. Sekali saja kita udah ngajari anak-anak skill untuk work their body, brain, lalu apapun yang terjadi di masa depan, kita udah ngajari mereka dengan cukup di 7 tahun pertama.
My parent were so busy when they are raising me. Aku nggak punya sistem, aku harus belajar semuanya sendiri. Aku jadi lebih sulit dibandingkan orang lain. Teman-temanku sering yang “Bentar ya nelepon mamaku dulu”, aku banyak hal yang nggak aku ngerti karena nggak diajari oleh orangtuaku. Waktu boarding school aku baru nyadar, orang dibesarkan dengan cara yang beda-beda dan jadinya beda-beda juga ya. Biarpun akhirnya I’m good at school, tapi itu juga karena aku suka sekolah, ya. Tapi in terms of discipline, grooming, kan beda ya. Jadi kalau aku punya anak, aku akan ajari dia grooming sejak dini.
Sejak kapan sih kepikiran bahwa kalau punya anak harus disiapin jauh-jauh hari?
Dari dulu! Karena menurutku punya anak itu extension of yourself. Itu salah satu alasan seseorang hidup, menurutku.. harus ikhlas juga sih, anak nantinya mau jadi gimana. Tapi setidaknya kita udah ngajarin sesuatu..
Kaya kalo aku berantem sama teman, aku suka mikir “Who are your parents?”, kenapa seseorang bisa mikir begitu? Apa yang diajari sama orangtuanya?
-----
Wooow, you rock girls! Saya salut banget sama Raline, lho. Di balik penampilannya yang santai, ternyata ia sangat peduli sama isu parenting. Ya, peduli sama isu parenting bahkan sebelum jadi ibu itu menurut saya bisa jadi salah satu hal memicu kita untuk menjadi manusia yang lebih baik.
Semoga harapan Raline terwujud, ya! I believe you will be a kick ass mommy, Raline! :)