banner-detik
ACTIVITY & DESTINATION

Pilah Pilih Ekskul Anak

author

Yulia Indriati20 Mar 2014

Pilah Pilih Ekskul Anak

“Bu, aku kayaknya nggak mau balet lagi deh.”

“Lho. Kenapa?”

“Aku nggak suka.”

“Lho bukannya pengen kayak Angelina Balerina? Memang nggak mungkin langsung bisa sih, semua kan harus belajar dulu.”

“Iya tapi aku nggak suka.”

“Apanya yang nggak suka?”

“Nggak suka aja.”

Nah begini nih yang bikin bingung. Antara pengin tetap kasih semangat supaya berusaha terus, tapi ragu juga, gimana kalau memang beneran dia nggak suka. Masak sih dipaksain atas nama konsistensi?

Jadilah saya mengeksplor lebih dalam, ada apa sebenarnya. Tadinya mau cuek aja, mungkin karena mood-nya lagi nggak enak. Tapi udah beberapa kali berturut sengaja minta bolos dan setelah dibujuk dengan iming-iming ditemani di dalam kelas pun tetap nggak berhasil. Bahkan pernah sampai nangis memohon untuk nggak berangkat ke tempat balet.

Akhirnya saya pun mengiyakan untuk Nami (waktu itu dia 4tahun). Lalu saya jadi kepikiran juga, duh gimana kalau anak ini nanti jadi gampang menyerah. Ibunya lebay? Haha. Ya, namanya juga khawatir.

Ternyata saya cek di 24hourparenting.com, di materi yang satu ini, di usia Nami yaitu masa-masa eksplorasi wajar saja kalau berubah di tengah jalan, bosan atau belum bisa konsisten. Menurut materi tersebut, fokus di masa awal mengikuti ekskul/les minat ini adalah untuk eksplorasi, dengan frekuensi 1-2x saja seminggu dan sebaiknya beragam.

Lanjut lagi soal baletnya Nami tadi, setelah saya observasi lagi dengan baik-baik, ada 3 hal yang menyebabkan Nami nggak berminat untuk melanjutkan:

  • Ada 1 orang teman di kelasnya yang beberapa kali mengatakan ke Nami bahwa Nami nggak bisa mengikuti gerakannya sementara temennya ini udah lancar.
  • Berkaitan dengan no 1, yaitu soal trial. Waktu trial, Nami ikut kelas trial, di mana Nami hanya berdua dengan gurunya. Bukan kelas berjalan, padahal itu yang disarankan di 24hourparenting.com di materi tersebut di atas.
  • Nami masuk ke kelas berjalan, bukan kelas yang dari awal. Jadi teman sekelasnya yang lain sudah lancar, dan hanya Nami yang anak baru.
  • Nami memang nggak segitu penginnya ke balet ini.
  • Jadi setelah menginfokan ke gurunya bahwa Nami akan berhenti, sekaligus juga memberi feedback untuk metode mengajar dan perhatian ke muridnya yang mengalami “nggak semangat” karena temannya yang lain sudah lancar dan bahwa ada temannya yang mengatakan sesuatu yang nggak enak ke Nami.

    Tadinya saya sempat mikir, Nami harus tough dan bertahan dengan situasi nggak enak ini. Tapi terus saya mikir lagi, anak umur 4 tahun dan menuhin tuntutan saya? Hmm, kayaknya nggak bener deh.

    Setelah berhenti balet, Nami beralih ke les musik. Dan karena masih 4 tahun, les musiknya juga tidak fokus ke main alat musik, tapi lebih ke nyanyi, joged, bersama-sama mendengar lagu, dan tetap ada main alat musiknya. So far, Nami udah ikut sampai 2 level dan happy banget. Secara metode dan sistem kelasnya juga asik buat anak. Ibu atau ayahnya pun harus ikut masuk ke dalam kelas dan bisa melihat sendiri aktivitas anaknya.

    Nah tinggal dilihat aja nih akan terus semangat dengan les musik ini atau berubah lagi?

    Untuk mommies yang lagi bingung cara milih ekskul bareng anak, coba cek materi berikut ini dari 24hourparenting.com. Termasuk gimana cara mengamati pada hal apa anak berminat untuk kemudian ditindaklanjuti dengan ekskul/les. Selamat pilah pilih!

    Yulia Indriati adalah content manager di 24hourparenting.com. 24hourparenting.com adalah adalah situs parenting yang memuat how-to-parenting, singkat dan to the point, juga membahas tentang menjadi orangtua, dan ide kegiatan ortu-anak. Dilengkapi visual yang semoga asik. Diasuh oleh psikolog dan orangtua.

     

    Share Article

    author

    Yulia Indriati

    -


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan