Sorry, we couldn't find any article matching ''
Hamil Ke Dua Lebih Mudah?
Waktu hari pertama tau kalau saya hamil lagi, gak pernah terbayangkan sebelumnya kalau keadaan hamil ke dua ini beda 180 derajat dari kehamilan pertama. Dulu hamil pertama usia saya 26 tahun, dan hamil kedua ini usia saya 30 tahun. Seharusnya menjalani kehamilan kedua terasa lebih tenang karena kita sudah pernah punya pengalaman sebelumnya. Tapi nyatanya.. kok lebih rempong :D Tiap kehamilan ternyata memang berbeda-beda ya.. Kali ini yang buat jadi agak repot adalah keadaan fisik yang lebih lemah, mual sepanjang hari dan muntah sehari dua kali. Beda sekali dengan kehamilan pertama dulu yang gak mual sama sekali. Jadi yang katanya hamil kedua lebih mudah itu nggak berlaku untuk saya.
Padahal nih, berdasarkan pengalaman kehamilan pertama, harusnya awal-awal hamil terasa ringan buat saya karena gak merasakan morning sickness sama sekali. Jangankan muntah, mual aja nggak loh. Udah terbayang saya akan tetap berangkat jalan-jalan sama teman-teman dengan tiket yang sudah kami beli beberapa bulan sebelumnya, lalu saya juga terpikir untuk melakukan beberapa kegiatan ini itu, ke sini ke situ, begini begitu, tapi ternyata hampir 4 bulan pertama hamil saya harus habiskan waktu di tempat tidur. Kalau saya di kantor, badan lemas luar biasa, penampakan saya seperti zombie. Bahkan kadang izin untuk tidak masuk kantor, karena sakit kepala dan muntah-muntah.
Setelah saya mencari tau lewat internet dan juga konsultasi kepada obgyn, saya jadi mengetahui beberapa hal.
Namun walau kondisi hamil lebih berat dari kehamilan pertama, ternyata tanpa terasa saya sudah melewati trisemester pertama. Mungkin karena hamil kedua ini kita sibuk mengurus si anak pertama, dan juga persiapan mentalnya jadi kakak. Dan juga sama-sama excited akan kehadiran anggota baru keluarga kami.
Punya adik merupakan pengalaman pertama untuk Zahra, dan buat saya menjadi pengalaman pertama menyambut bayi bersama ‘bayi’ lain :D Lucu sekali saat tiap minggu Zahra menanyakan sekarang adiknya sudah sebesar apa? Dan saya jadi harus download aplikasi kehamilan untuk tau per minggu berapa ukuran janin, jadi saya bisa “laporan” ke sang kakak kalo minggu ini adiknya sebesar cherry, lalu sebesar jeruk, sekarang sebesar apel. Hihihi..
Tiap ibu pasti merasakan pengalaman kehamilan yang berbeda-beda. Kalau saya survey kecil-kecilan di lingkungan sekitar, ternyata 3 dari 5 teman sesama bumil merasakan kehamilan kedua lebih berat daripada kehamilan pertama. Doa saya sih, kalau dulu saya awal kehamilan terasa enteng, tapi akhir kehamilan terdiagnosa plasenta previa, mudah-mudahan hamil kedua ini kalau berat di awal, mudah-mudahan enteng di akhir. Boleh minta Amin ya mommies? :D
Share Article
COMMENTS