Coba, deh, ingat-ingat setiap harinya berapa jumlah air putih yang sudah diminum setiap hari? Delapan gelas? Atau justru malah kurang?
Saya termasuk orang yang doyan minum air putih. Mungkin ini sudah jadi kebiasaan yang ditularkan orangtua saya.Di keluarga kami, minum air putih itu hukumnya wajib, jadi, ya, nggak bisa ditinggalkan.Hal ini jugalah yang saya coba tularkan pada Bumi, terutama sejak ia mulai mengenal MPASI. Karena memang sudah dikenalkan sejak lama, Bumi pun jadi terbiasa minum air putih. Bahkan, minum segelas air putih jadi ritual Bumi menjelang tidur.
Kalau mau merunut lebih dalam lagi, perkenalan Bumi dengan air putih sebenarnya sudah terjadi sejak dalam kandungan. Maklum waktu hamil dulu, frekuensi saya minum air putih bisa dibilang bertambah hingga dua kali lipat. Menurut Konsensus Nasional Kecukupan Air untuk ibu hamil dan menyusui di Indonesia, maka setiap ibu menyusui perlu mengkonsumsi 2,1 liter sehari atau setara dengan 11 gelas dan untuk ibu hamil ditambahkan 2,3 liter sehari atau setara dengan 9 gelas.
Karena kebutuhan energi saat hamil rata-rata akan meningkat 300 kalori/hari, otomatis asupan air yang dibutuhkan ibu hamil pun jadi bertambah setidaknya 300 ml. Tapi, kalau aktivitasnya lebih banyak, ya, kebutuhan air juga bertambah.
Kenapa ibu hamil harus minum banyak? Alasannya tentu banyak, ya! Selain karena sekarang jatah minumnya harus dibagi dengan janin, minum air dalam jumlah yang cukup juga salah satunya upaya menghindari terjadinya hipovolemia, sebuah kondisi terjadinya pengurangan volume cairan ekstrasel. Hipovolemia atau disebut juga penurunan volume dapat terjadi misalnya pada pendarahan atau diare.
Pada ibu hamil, kalau asupan airnya kurang bisa menyebabkan terjadinya hipovolemia baik ringan atau kronik. Di mana hipovolemia ringan akut bisa menyebabkan oligohidroamnion, yaitu jumlah air ketuban yang sedikit waktu persalinan yang lama, dan gangguan pada janin. Sedangkan hipovolemia ringan kronik bisa menyebabkan batu pada saluran kemih, infeksi saluran kemih, konstipasi, hipertensi dan tromboembolisme vena.
Saya jadi ingat, dulu dokter kandungan saya, dr. M. Soemanadi, SpOG, pernah bilang kalau pada bulan pertama masa kehamilan, biasanya volume darah akan meningkat untuk disalurkan pada bayi dan plasenta. Nah, di sinilah kenapa kita wajib banyak minum air putih karena air memang punya peran penting dalam komposisi utama darah.
Dalam Konsesus Nasional 2013, Kebutuhan Asupan Air Bagi Ibu Hamil, Melahirkan dan Menyusui juga dijelaskan kalau kebutuhan air pada ibu hamil memang akan meningkat karena air dibutuhkan untuk mendukung sirkulasi janin, produksi cairan ketuban, dan volume darah yang meningkat.
Nggak heran kalau ibu hamil kekurangan air akhirnya bisa membuat pembentukan air ketuban nggak maksimal. Padahal,ketuban itukan merupakan tempat bayi mendapatkan keamanan dan kenyamanan selama masa pertumbuhannya. Kebayang, ya, apa yang terjadi kalau jumlah air ketuban tidak semestinya?
Sebenarnya, ada beberapa hal yang patut kita ketahui sebagai alarm kalau kita butuh asupan air. Mulai dari rasa kering pada mulut dan kerongkongan, mengalami pusing yang ringan, terasa mual, serta warna urine yang keruh. Dan pada saat haus, ternyata tubuh sudah mengalami kekurangan cairan. Untuk itu, kalau memang sudah haus, jangan pernah nunda untuk segera minum. Bisa dibilang, haus ini sebenarnya sinyal tubuh untuk mempertahankan keseimbangan asupan air dalam tubuh.
Memang, deh, minum air putih itu juara. Jangan lupa, kualitas air putihnya juga harus diperhatikan. Setuju nggak, Mommies?