Saat bertandang ke pembukaan pabrik P&G di Karawang beberapa waktu lalu, saya sempat ngebayangin, kok suasana kantornya menyenangkan sekali, ya? Nggak pabrik banget yang biasanya kental dengan nuansa maskulinnya gitu.
Pemikiran saya ini diamini oleh beberapa karyawan di sana. Bagi P&G, rupanya karyawan adalah aset mereka. Dan sebagai perusahaan yang menghasilkan banyak produk untuk perempuan plus keluarga, karyawan perempuan juga mendapat perhatian lebih dari mereka.
Salah satu yang paling juara adalah tersedianya ruang laktasi di pabrik P&G. Hebat ya? Padahal saat pabrik ini dibuka, eh, sampai sekarang malah, belum ada karyawan yang menggunakannya. Karena karyawan yang direkrut untuk pabrik saat itu, kebanyakan anak-anak muda yang belum menikah. Ada 1 yang sudah menikah dan sedang hamil, jadi tampaknya mbak ini yang akan menggunakan ruang laktasi yang nyaman itu pertama kali, deh!
Hal ini bagi saya sangat perlu diacungi jempol, karena berarti mereka tak hanya jualan produk untuk perempuan, tapi juga mengerti dan mengakomodir hal yang paling esensial bagi seorang ibu. Padahal, kita yang berkantor di perkotaan saja belum tentu disediakan ruang laktasi, kan? Banyak yang masih harus memerah ASI di ruang meeting, musholla, atau toilet :(
Jadi, saya acungi seluruh jempol yang saya punya untuk P&G dalam hal ini.
Selain itu karyawan perempuan juga berhak mendapatkan 1 hari cuti di kala mereka datang bulan alias haid. Hal ini sebenarnya memang sudah diatur oleh Undang Undang Ketenagakerjaan, bahwa perempuan memiliki kategori cuti haid. Sayangnya, banyak yang belum memahami hal ini dan banyak juga perusahaan yang mengabaikannya. Di P&G, hal ini tentu dibolehkan, sesuai dengan UU yang berlaku.
Hal lain yang membuktikan bahwa P&G peduli keluarga adalah pemberlakuan 1 hari bekerja dari rumah bagi seluruh karyawannya, laki-laki atau perempuan. Ini peraturan global, jadi di negara manapun, karyawan P&G berhak kerja dari rumah 1 kali seminggu.
County Communication Manager P&G Indonesia, Febrina Herlambang, bercerita pada saya dengan antusias mengenai hal ini. Mbak Febrina bilang, di zaman seperti saat ini, semua pekerjaan bisa dilakukan di mana saja. Bahkan kalau ada meeting dan si karyawan sedang bekerja di rumah, meeting tetap bisa berjalan lewat video conference misalnya atau conference call. Ia cerita, nggak jarang lagi concall or video conference, tiba-tiba muncul wajah mungil atau teriakan manja anak-anak si karyawan. Haha, lucu banget yaaaa...
Menurut saya, P&G benar benar menerapkan indahnya work life balance. Andai semua perusahaan di Indonesia bisa menerapkan hal ini, satu hari saja, pasti akan lebih bermanfaat bagi ibu bekerja. Bukan begitu, bukan?
*Artikel ini hasil kerjasama penulis dan P&G Indonesia