Banyak yang kaget dan kagum waktu tahu kalo saya, adik saya dan Mama kami sama-sama berbintang Aquarius, dan berulangtahun di tanggal yang berdekatan. Saya dan Mama berulangtahun di tanggal yang sama. Sementara tanggal ultah adik saya terpaut tepat dua minggu setelahnya. Keren ya? Hehehe…
Dengan tanggal ultah yang berdekatan begitu, tentu saja menyenangkan terutama untuk si Mama. Kalo merayakan ultah, ya pasti dirayakan sekaligus. “Supaya irit,” katanya. Nah, karena merayakan ultah sebelum hari H itu pamali, jadilah ulangtahun saya selalu dirayakan dua minggu lebih lambat, alias berbarengan dengan ultah adik saya. Kadang-kadang juga, Mama dengan prinsip iritnya itu, menggabungkan perayaan ultah kami dengan acara selametan rumah, arisan, etc. Jadi sekali masak dan repot, selesai semua urusan, hahaha…
Waktu kecil, penggabungan ultah seperti itu memberi dampak yang sedikit mengesalkan bagi saya. Gimana nggak? Saya dan adik saya hanya beda 2 tahun. Otomatis, saya hanya bisa merasakan kasih sayang ortu secara full nggak lebih dari 2 tahun. Sebab, setelah adik lahir, perhatian mereka pasti terbagi ke dia dong. Dengan merayakan ulangtahun saya pada hari ulangtahun adik, rasa cemburu yang terpupuk sejak kecil pun kian membesar. Apalagi, rata-rata tamu yang datang hanya membawakan kado untuk adik, karena mereka cuma tahu bahwa itu adalah perayaan ulangtahun adik, bukan saya.
Alhasil, setiap ulangtahun dirayakan bersama-sama, saya selalu sedih dan cemburu tiap melihat kado-kado yang diberikan para tamu ke adik. Sementara saya sendiri nggak punya. Well, beberapa saudara memang tetap memberikan kado ke saya pas saya ultah. Tapi kalo dibandingkan dengan jumlah kado yang didapatkan adik saya, wuih jumlahnya beda banget deh. Bahkan suatu saat saya pernah masuk kamar dan menangis di tengah perayaan ulangtahun gabungan itu. Sebabnya, ya karena saya cemburu sekali melihat adik dapet kado yang banyak.
Dari pengalaman masa kecil tadi, saya belajar beberapa hal. Di antaranya adalah:
1. Saya nggak mau punya anak lagi sampai Nadira agak besar dan bisa diberi pengertian tentang konsep adik-kakak. Emang sih, hubungan saya dan adik akur-akur aja, bahkan kami deket banget kayak sahabat. Tapi mengingat tingginya rasa cemburu saya ke dia di masa kecil dulu, bikin saya sering kasihan sama diri sendiri dan juga dia. Mungkin kalo saya sempat merasakan jadi ‘anak tunggal’ at least sampai umur 4 tahun, things will be different kali ya?
2. Kalo saya punya anak lebih dari satu dan tanggal ultahnya berdekatan, saya nggak akan merayakannya berbarengan. Atau, kalopun berbarengan, saya akan mewanti-wanti para tamu untuk membawa kado dua, atau bahkan menyiapkan kado cadangan, supaya tidak ada cemburu antara si kakak dan si adik.
3. Ini yang saya pelajari dari seorang teman dan keponakan-keponakannya. Kalau keponakannya yang besar ultah, dia nggak cuma kasih kado ke si kakak. Si adik pun dapat bagian. Begitu juga sebaliknya. Sehingga, nggak ada rasa iri, cemburu atau perasaan tersisih dan terlupakan karena nggak dapet kado. Meski itu cuma barang murah dan sederhana, untuk seorang anak, it’s worth a lot lho. They will feel more appreciated and loved.
Jadi, sekarang nih, kalo saya dapat undangan ultah seorang anak yang punya kakak/adik, kadang-kadang saya membawakan juga hadiah kecil untuk kakak/adiknya itu. Berusaha berempati ceritanya, mengingat waktu kecil saya sering cemburu hahaha…
What do you think, Mommies?