Walaupun sudah banyak Mommies yang paham mengenai pemberian susu UHT pada anak, tapi tetap ada hal-hal baru yang perlu terus kita pelajari. Di thread UHT untuk balita yang disponsori oleh Tetra Pak dan dijawab oleh ahli yaitu Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi dan dr. Yoga, banyak sekali Mommies yang mengajukan berbagai pertanyaan.
Di bawah ini ada beberapa pertanyaan yang penting dan praktis untuk kita ketahui bersama.
Sedang marak pemberitaan yang menyebutkan bahwa enzim yang terdapat pada susu sapi tidak dapat dicerna tubuh manusia dan bahwa gula alami yg terdapat pada susu (laktosa) dan juga kasein justru membuat keropos tulang. Apakah pendapat ini benar? Jika tidak benar, mohon penjelasan (sanggahannya) secara ilmiah.
Dalam tubuh, enzim laktase diperlukan untuk mencerna laktosa. Laktosa adalah gula yang hanya terkandung dalam susu. Enzim ini akan diproduksi jika makanan yang dikonsumsi mengandung laktosa. Jika dalam jangka waktu tertentu tidak mengonsumsi laktosa, maka kadar enzim laktase akan turun atau sangat rendah. Pada orang Asia, umumnya semakin dewasa usia, kadar enzim laktase dalam tubuh semakin rendah karena konsumsi susu makin berkurang.
Pada anak-anak yang terbiasa minum susu (atau produk turunannya) dan tidak pernah putus minum susu, maka enzim laktase terus diproduksi oleh tubuh.
Mengapa susu baik untuk dikonsumsi? Ada beberapa hal yang perlu diketahui:
Rekomendasi konsumsi susu UHT untuk balita untuk memenuhi kebutuhan kalsium adalah 400 – 600 ml per hari, batas maksimal yang dianjurkan adalah 720 ml per hari. – dr. Yoga
Lalu benarkah kandungan dalam susu yang berlebihan dan tidak terpakai akan mengendap dalam tubuh dan mengganggu proses metabolisme tubuh di masa yang akan datang?
Untuk diketahui, dalam proses penyerapan makanan di usus, tidak ada makanan yang diserap secara sempurna, selalu ada bagian yang tidak diserap termasuk dari susu yang kemudian akan dibuang sebagai kotoran oleh usus. Usus sendiri merupakan organ yang sangat aktif, selalu memperbaharui lapisan luarnya setiap hari.
Sementara metabolisme adalah proses perubahan zat gizi yang telah diserap tubuh untuk menghasilkan energi atau dibentuk menjadi sesuatu yang berguna di tubuh.
Sayang tidak disebutkan apa yang mengendap dan di mana pengendapan terjadi sehingga saya sulit memberi penjelasan lebih lanjut. Sampai saat ini asosiasi dokter anak di berbagai belahan dunia masih menganjurkan pemberian susu untuk anak, terutama untuk memenuhi kebutuhan kalsiumnya. – dr. Yoga
Kenapa susu sapi hanya boleh dikonsumsi oleh anak di atas usia 1 tahun?
Susu sapi whole milk, atau susu sapi yang tidak dimodifikasi komposisinya menyerupai ASI – di mana kadar natrium dan proteinnya lebih tinggi dibanding ASI dan Sufor. Baik susu UHT full cream, non-fat and low-fat, dalam pengonsumsiannya diperlukan fungsi ginjal yang telah sempurna seperti dewasa..
Pada anak usia mulai 1 tahun, fungsi ginjal sudah matang menyerupai fungsi ginjal orang dewasa. Dengan ini susu UHT bisa dikonsumsi anak usia 1 tahun, di mana ginjal sudah dapat membuang sisa metabolisme: kelebihan protein dan natrium di dalam tubuh.
Sekarang banyak susu dengan varian rasa. Apakah ini baik dikonsumsi?
Susu varian rasa mengandung gula tambahan. Selama dikonsumsi dalam batas wajar (400-600 ml) tidak apa apa, karena kandungan gulanya masih dalam batas yang diperbolehkan. Bila ia bisa mengonsumsi susu plain lebih baik.
Karies gigi memang berhubungan dengan konsumsi gula, namun bila gigi dibersihkan secara teratur tidak akan terjadi karies. Jadi yang terpenting adalah menjaga kebersihan rongga mulutnya. – dr. Yoga
*gambar dari sini
Dan ini yang juga penting! Masih banyak Mommies yang mempertanyakan, apakah susu UHT benar-benar nggak memakai zat pengawet?
Susu UHT yang dikemas dengan menggunakan teknologi aseptik dapat disimpan dalam suhu ruang selama berbulan-bulan,selama kemasan tidak rusak dan belum dibuka. Teknologi aseptik adalah kombinasi proses pemanasan (sterilisasi); di mana produk pangan dipanaskan sehingga steril. Jadi, makanan dan minuman dengan kemasan Tetra Pak tidak mengandung pengawet dan aman untuk dikonsumsi.
Proses sterilisasi UHT (umumnya suhu sekitar 135-140oC, selama 2-4 detik), mampu lebih menjaga nilai gizi produk yang disterilisasikan tersebut. – Prof. Pur
Gimana Mommies? Semoga bisa membantu keraguan selama ini, ya. Fyi, ini dari ahlinya, bukan pendapat pribadi siapapun dan tidak membawa nama merek susu tertentu, ya!