Pertanyaan ini tentu sering muncul bahkan di dalam diri kita sendiri. Secara ya, zaman kita kecil, sekolah itu pas usia 5 tahun, kalau zaman sekarang TKB lah.
Nah, ini ada pendapat dari Mbak Irma Gustiana A,MPsi, Psi. Beliau adalah psikolog anak dan keluarga. Saat ini, ia praktik di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia dan Klinik Rumah Hati, dan juga school counselor di beberapa sekolah TK-SD-SMP. Selain itu mbak Irma juga adalah dosen di STIE Trisakti dan pengasuh Rubrik Psikologi Tabloid Wanita Indonesia.
Nah, balik lagi ke pertanyaan, penting nggak sih Pendidikan Anak Usia Dini? Berikut penjabarannya:
Masa yang paling baik untuk memberikan stimulasi adalah saat anak berada pada masa usia dini. Tidak hanya dari sisi intelektualnya, namun juga terkait dengan aspek pengembangan kepribadian, yaitu sosial emosi. Di usia golden age (0-6 tahun), adalah usia yang paling kritis sekaligus paling pendek di antara tahapan perkembangan lainnya. Nah untuk itu di usia ini, anak memang harus betul-betul diberikan stimulus yang optimal. Menurut salah satu penelitian, dikatakan bahwa kapasitas intelektual terbentuk dengan sangat optimal ketika anak berada di usia 4 tahun, selebihnya ketika anak berada di usia sekolah dan hanya 2% saja yang berkembang sampai usia 18 tahun.
*gambar dari sini
Memasukkan anak-anak ke PAUD di zaman serba informatif seperti ini sekarang, memang menjadi salah satu alternatif pendidikan yang bisa membantu tumbuh kembang anak, tetapi bukanlah menjadi hal yang mutlak.
Ada beberapa keuntungan bagi anak-anak usia toddler atau playgroup yang mengikuti kegiatan belajar di lembaga informal antara lain
Sebaliknya, memasukkan anak ke pendidikan informal PAUD juga dapat memberikan pengaruh yang negatif pada perkembangan psikologisnya jika :
Yang paling penting lagi adalah kesinambungan antara lingkungan rumah dan sekolah informalnya, sehingga anak mendapatkan stimulasi yang optimal. Jika ternyata di rumah anak sudah mendapatkan stimulasi yang optimal baik yang terkait dengan perkembangan intelektual, kemandirian, maka orangtua dapat menjadikan sekolah informal sebagai sarana anak belajar berinteraksi.
Carilah sekolah informal PAUD, yang memiliki jam belajar tidak terlalu panjang, beberapa sekolah informal memberikan jam kegiatan hanya sekitar 1-2,5 jam dengan jadual 2 atau 3 kali dalam seminggu terutama untuk anak-anak usia toddler dan playgroup. Sementara untuk anak usia prasekolah 4-6, rata-rata jam kegiatan 3,5-4 jam. Setelah itu, anak memang tidak dianjurkan untuk mengikuti banyak kegiatan les-les, karena mereka masih memiliki kebutuhan untuk bermain dan istirahat di rumah.
Mommies punya pertanyaan terkait dengan behavior and development anak? Mbak Irma juga secara rutin menjawab pertanyaan-pertanyaan Mommies di forum, lho! Yuk siapkan pertanyaannya :)