Deteksi Dini Kanker Payudara dengan Cara Mudah Berikut Ini!

Health & Nutrition

kirana21・04 Oct 2022

detail-thumb

Yuk, deteksi dini masalah kanker payudara yang mungkin saja belum Mommies kenali. Dengan begitu bisa segera diberikan penanganan terbaik!

Melakukan deteksi dini terhadap bahaya kanker payudara kini semakin digalakkan. Apalagi dalam rilis terbaru yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan RI di awal tahun 2022 lalu, ditemukan sebuah fakta baru yang wajib jadi peringatan.

Kanker payudara ternyata kini menempati urutan pertama sebagai jumlah kanker terbanyak di Indonesia dan menjadi salah satu penyumbang kematian tertinggi akibat kanker.

Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.

Menurut Elvida Sariwati, Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, mengungkapkan bahwa 70% kasus yang dideteksi sudah di tahap lanjut, “Kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal mungkin kematiannya bisa ditanggulangi,” ungkap Elvida.

Penyebab Kanker Payudara

Penyebab kanker payudara yang diketahui sejauh ini dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan risikonya:

Risiko Rendah (Relative Risk <2)

  • Menstruasi dini.
  • Menopause terlambat.
  • Nulliparity (belum pernah mengandung).
  • Penggunaan HRT (hormon replacement therapy) estrogen dan progesteron.
  • Konsumsi alkohol, risiko meningkat dari 1.5x untuk 1-2 gelas/hari menjadi 3.3x untuk 6 gelas/hari.
  • Perokok pasif.
  • Obesitas pasca menopause.

Risiko Menengah (Relative Risk 2-4)

  • Adanya kerabat dekat yang terkena kanker payudara
  • Melahirkan anak pertama di usia >35 tahun.
  • Adanya semacam tumor atau kista non-kanker pada payudara.
  • Tingkat kepadatan payudara secara mammografis.

Risiko Tinggi (Relative Risk >4)

  • Mutasi gen BRCA1 atau BRCA2.
  • Atypical hyperplasia (adanya sel-sel abnormal non-kanker) yang terlihat melalui biopsi.
  • Riwayat penyinaran pada usia <40 tahun.

Pemasangan implan payudara tidak meningkatkan risiko terkena kanker payudara. Tindakan ini justru bisa meningkatkan kewaspadaan atau deteksi dini kanker payudara karena rutinitas kunjungan dan pemeriksaan dokter sebelum pemasangan implan dilakukan.

Cara Mendeteksi Kanker Payudara

Beberapa cara deteksi dini kanker payudara yang disarankan adalah:

  • SADARI (perikSA payuDAra sendiRI)/BSE (Breast Self Examination): setiap bulan sejak umur awal menstruasi-20 tahun.
  • Clinical Breast Examination (CBE): usia 20-39 tahun, setiap 3 tahun; usia >40 tahun setiap tahun.
  • USG payudara: bila ditemukan kelainan saat CBE dan pada >40 tahun.
  • Screening mammografi: usia >40 tahun, setahun sekali.

Deteksi Dini Kanker Payudara

Sudah tahukah langkah-langkah SADARI di atas? Berikut ini adalah detail deteksi dini kanker payudara yang bisa Mommies dan perempuan lainnya lakukan!

Langkah 1:

Dimulai dengan berdiri tegak dengan kedua lengan pada pinggul.

  • Lihat: ukuran, bentuk dan warna payudara.
  • Cari lesung, kerutan, atau penonjolan kulit, kulit seperti kulit jeruk, kemerahan, luka, lecet, eksim, atau pembengkakan.
  • Puting yang berubah posisinya atau tertarik ke dalam.

Langkah 2:

Angkat kedua lengan dan lihat adanya perubahan bentuk.

Langkah 3:

Cari adanya cairan yang keluar dari puting seperti cairan bening, seperti susu, cairan kuning, cairan kemerahan atau darah.

Langkah 4:

Raba payudara saat posisi tidur terlentang. Gunakan tangan kanan untuk meraba payudara kiri, begitu pula sebaliknya. Gunakan buku-buku jari secara perlahan, bersamaan dan rata. Lakukan dengan gerakan memutar.

Lakukan pada seluruh payudara mulai dari atas, dari sisi luar ke sisi dalam – dari tulang selangka sampai perut bagian atas, dari ketiak sampai belahan tengah dada dan payudara.

Langkah 5:

Raba payudara saat berdiri atau duduk. Atau kadang lebih mudah saat payudara basah dan licin misalnya ketika mandi dengan shower. Lakukan perabaan dengan gerakan yang sama dengan langkah 4.

Adakah Mommies yang sudah rutin melakukan SADARI?

Sumber gambar: slide presentasi dr. Arief Wibisono, SpB (K) Onkologi

Cover: Pexels