Menurut penelitian, sebenarnya kesadaran masyarakat Indonesia untuk membaca label makanan kemasan sebelum memutuskan untuk membeli makanan tersebut sudah cukup tinggi. Namun yang diperhatikan biasanya hanya label halal (36,5%), waktu kadaluarsa (34,9%), nama produk (20,6%), dan komposisi makanan 7,9%. Padahal yang tidak kalah pentingnya adalah membaca Informasi Nilai Gizi (ING).
*gambar dari sini
Informasi pada label makanan sekurang-kurangnya harus mencantumkan:
Zat gizi yang wajib dicantumkan meliputi energi total, lemak total, protein, karbohidrat todal, dan natrium/sodium.
Apa yang pertama harus ditekankan saat membaca label makanan dalam kemasan? Pastikan dulu untuk keperluan apa atau untuk siapa informasi tersebut diperlukan. Misalnya:
Nutrition Facts
Perhatikan bahwa ING ditulis dalam bentuk per takaran saji, bukan per kemasan. Jadi jangan salah menghitung, nilai kalori yang tertera misalnya, bukan untuk sebungkus biskuit, tapi mungkin beberapa kepingnya saja. Untuk jus buah dalam kemasan satu atau dua liter misalnya, ING akan menunjukkan nilai untuk satu sajian yang biasanya sekitar segelas (200 atau 250ml), bukan sebotol.
Menurut dr. Grace Judio-Kahl, M.Sc, M.H, CHt. dari http://shape-indonesia.com/ rata-rata wanita Indonesia Angka Kebutuhan Gizinya sekitar 1800 kkal per hari. Jadi jika total asupan per hari kurang dari 1800 kkal, maka tubuh akan mengambil kekurangannya dari cadangan lemak yang ada. Sementara bila lebih dari 1800 kkal, sisa kalori akan disimpan. Sisa tersimpan ini lama-lama kalau makin banyak akan menumpuk menambah berat badan.
Untuk yang concern dengan pertambahan berat badan, perlu diketahui bahwa:
Contoh Sari Roti Sobek Sarikaya, di kemasan bagian belakang tertulis:
Takaran saji 2 potong (113 gr) / Energi total 350 kkal
Dari data tersebut didapat total kalori untuk 2 potong roti adalah 353 kkal. Jadi untuk sebungkusnya, Sari Roti Sobek Sarikaya mengandung 756 kkal. Tiga bungkus roti ini sudah melebihi AKG yang diperlukan, yaitu 1800 kkal yang disebut diatas tadi.
Kandungan/Ingredients
Kandungan akan ditulis berdasarkan jumlah atau konsentrasinya. Yang disebutkan paling dahulu adalah yang kandungannya paling banyak. Jadi perhatikan, bila selai stroberi misalnya, disebutkan kandungannya stroberi terlebih dahulu ketimbang gulanya, maka itu berarti kandungan stroberinya lebih banyak daripada gulanya. Demikian pula sebaliknya bila disebutkan gulanya terlebih dahulu, bisa jadi stroberinya hanya sedikit. Apalagi jika hanya ditulis strawberry essence, ini berarti bahwa stroberinya hanya dari zat perasa.
Kadang ada tulisan "diperkaya oleh.." atau "fortified with...". Ini berarti bahwa bahan makanan tersebut telah ditambahkan zat gizi untuk mengembalikan atau menambah zat gizi yang hilang selama proses pengolahan. Bahan tambahan ini biasanya kurang alami dan akan jauh lebih bagus bila bisa mengusahakan asupannya dari bahan-bahan yang lebih alami.
Klaim Gizi/Kesehatan dan Jargon Marketing
Hati-hati dengan klaim gizi seperti "Rendah Kalori, Tinggi Kalsium" atau "Baik untuk kesehatan" atau "Tinggi serat".
Tinggi serat memang baik untuk tubuh dan berkontribusi pada pola makan yang baik. Tapi makanan tinggi serat tidak berarti rendah karbohidrat, lho. Keduanya adalah hal yang berbeda.
Dr. Grace sempat mencontohkan produk kentang yang menuliskan "Diet" besar-besar di kemasannya. Tapi setelah dihitung kalorinya ternyata sama saja dengan kentang biasa. Yang berbeda adalah Indeks Glikemiknya. Masalahnya Indeks Glikemik tidak penting diperhatikan untuk masalah berat badan, lebih penting untuk orang diabetik.
Beberapa merk yang identik dengan produk pelangsingan juga ternyata setelah dihitung kalorinya malah lebih tinggi daripada salah satu jenis biskuit crackers biasa. Dua keping biskuit slimming kalorinya sama dengan dua bungkus kecil biskuit crackers. Namun bisa jadi tingkat sodiumnya berbeda, sementara sodium (atau garam) mengikat air yang bisa menambah angka timbangan.
Seberapakah Rendahkah Rendah Itu?
Suatu produk dikatakan tanpa lemak, atau rendah gula, atau tinggi kalsium apabila memenuhi ukuran atau prosentase tertentu per sajian. Secara umum, sih, patokannya<5% itu rendah, sedangkan >20% itu tinggi. Untuk lebih spesifiknya dibawah ini, ya.
Gula
Low Sugar/Rendah gula: <3 gr
Sugar Free/Bebas gula: <0,5 gr
Low Calories: <40 kalori
Calorie Free/Zero Calories: <5 kalori
Garam (Natrium/Sodium)
Low Sodium/Rendah garam: <140 mcg
Very Low Sodium/Sangat rendah garam: <35mcg
Sodium Free/Bebas garam: <5 mcg
Lemak
Low Fat/Rendah lemak: <3 gr
Fat Free/Bebas lemak: <0,5 gr
Low Cholesterol: <20 mg dan <2 gr saturated fat
Cholesterol Free: <2 mg dan <2 gr saturated fat
Less Cholesterol: 25% atau kurang dari yang dibandingkan dan <2 gr saturated fat
Khusus untuk produk susu
Full Cream: >3,5% dari berat adalah fat.
Low Fat: 1-2% dari berat adalah fat.
Skim/Non Fat: <0,5% dari berat adalah fat.
Nah, dengan panduan diatas semoga Mommies yang sedang mengatur dan menghitung asupan kalori baik sedang menjaga berat badan, hamil, atau menyusui bisa terbantu, ya.
sumber
print out material Media Workshop "Cermati Konsumsi Gula, Garam, Lemak dan Baca Label Kemasan Makanan
http://lowfatcooking.about.com/od/lowfatbasics/a/fatlabels.htm http://www.myfooddiary.com/Resources/label_claims.asp