Walau telah lama berkomitmen untuk mendukung pemberian ASI, namun Pelayanan Menyusui di RS Medistra baru diresmikan sejak April 2013. Saat ini layanan bantuan laktasi yang sudah ada di Medistra adalah:
*gambar dari sini
Untuk menambah jenis layanan di bagian Pelayanan Menyusui ini, Medistra mengadakan Seminar-Training Skill Workshop The Power of Lactation Massage (pijat laktasi) yang dibimbing oleh pelatih dari The Arugaan Philippines Expert Trainer. Workshop yang pertama kali diadakan dengan pelatih Innes, Lita & Rich (nama lengkap beliau: Maria Innes Aveliana Fernandez, Julita Aguilonnery, Richelda Araojotalle) ini lebih dikhususkan untuk konsultan laktasi. Jadi lebih bersifat training for trainer. Arugaan dipilih oleh SELASI (SENTRA LAKTASI INDONESIA) sebagai pelatih karena pengalaman mereka yang sudah diakui dunia, meski ketiga pakar pijat laktasi ini tidak memiliki latar belakang medis. Tindak lanjut SELASI adalah mengembangkan teknik pijat laktasi ini dengan kajian ilmiah medis dan tradisi pijat ibu/bayi yang sudah lama dikenal sehari-hari, yang saat ini sedang disusun modulnya. Tidak menutup kemungkinan setelah ini diadakan juga pelatihan pijat laktasi untuk ibu-ibu menyusui, lho.
Arugaan (dibaca seperti bahasa Indonesia, Aruga'an), dalam bahasa Tagalog berarti "I will take care of you until the rest of my life." Bermakna dalam, ya :). Jadi bantuan atau perawatan tidak berhenti ketika masalah teratasi, tetapi kapanpun timbul masalah baru tim ini ada untuk ibu-ibu menyusui. Di Filipina isu tentang ibu susu atau donor ASI tidak seperti di Indonesia. Bisa dibilang justru menyusui bayi lain yang membutuhkan, atau memberi perahan ASI untuk bayi lain merupakan kebudayaan turun temurun dan jamak dilakukan. Karena itu, sebagian anggota timnya juga ibu menyusui dan saat melakukan bimbingan, bayinya dibawa juga.
Mengapa?
Karena saat ibunya mengajari bayi lain untuk menyusu dari dia, bayinya yang sudah terbiasa menyusu juga 'mengajari' si ibu yang kesulitan menyusui. Sungguh 'mendalam', ya, pelatihannya :). Sayang di Indonesia hal ini agak susah dijalankan karena terbentur masalah saudara sepersusuan (mestinya kalau bayinya sama gender-nya nggak masalah, ya?), halal-haram ASI donor saat donor dan akseptor berbeda keyakinan, dan keengganan sebagian masyarakat dengan alasan pribadi.
Pelatihan pijat laktasi berlangsung dalam 2 kelas Basic dan Advance, berupa seminar dan demonstrasi 'hands-on learning’. Pelatih memeragakan langkah demi langkah teknik pijat dan peserta diajarkan mengenali titik-titik laktasi dan berlatih teknik pijat yang tepat melalui materi pembelajaran yang disampaikan oleh ahli pijat laktasi berpengalaman. Teknik pijat laktasi ini telah diaplikasikan oleh pelatih Arugaan Filipina bersama 5.000 rekan konselor (terdiri dari dokter, perawat, bidan, motivator ibu dan petugas kesehatan) dari 20 kota, dalam proyek tanggap darurat ‘Relactation Journey’ (2011-2012). Selama bencana angin topan dan banjir lumpur di Manila, sebanyak 3.435 pasangan ibu-bayi berhasil direlaktasi dan kembali menyusui dengan sukses.
Ternyata pijat laktasi itu nggak ujug-ujug langsung pijat payudara, lho, Moms. Tahapnya dimulai dari belajar memijat punggung terlebih dahulu untuk membantu relaksasi. Dari daerah pundak, melemaskan otot pundak dan sekitar tengkuk yang biasanya kaku. Lalu setelah beberapa kali stroke, pijatan mengarah ke jalur sejajar tulang punggung, dimulai dari dekat tulang ekor. Tekan dengan mencondongkan badan dan gunakan berat badan menjadi beban tekanan searah tulang belakang ke arah leher. Tapi jangan menyentuh/menekan tulang belakangnya. Menurut Innes,"Massage like dancing with your body." Kalau dilihat-lihat para pelatih ini kalau mijet memang kayak berkesinambungan gitu, mengalir.
Setelah punggung, lalu pijat muka dari dagu, pipi, dahi, sampai kepala. Persis facial, dengan bonus pengetahuan titik-titik akupressure yang berhubungan dengan penyakit-penyakit seperti sinusitis, sembelit, jantung berdebar-debar (palpitasi), masalah pencernaan, asma, sampai ke...mengencangkan pipi dan dahi seperti facelift :D Saya yang masih menyusui langsung mikir, wah, ini, sih, memang kayak spa. Kalau spa tiap hari ya dijamin lancar ASI-nya :D.
Nah, setelah betul-betul rileks, baru mulai pijat payudaranya. Poin yang pertama diajarkan adalah mendeteksi penyumbatan dan penggumpalan. Masalah-masalah seperti ini harus diatasi terlebih dahulu karena biasanya menimbulkan nyeri dan rasa sakit yang mengganggu relaksasi. Pada gilirannya juga secara psikologis bisa berpengaruh ke lancarnya ASI. Pelatih juga mengajarkan posisi telunjuk dan ibu jari yang tepat saat memerah ASI, yaitu either C atau U. Dengan kata lain, ibu jari - telunjuk pada jam 12 dan 6, atau 3 dan 9. Tidak boleh terlalu jauh dari puting, tapi juga tidak pada puting atau persis dekat puting. Kurang lebih beri jarak 1-2 cm dari puting. Saat dipraktekkan, apalagi setelah pijat-pijat yang nyaman sebelumnya :D, posisi ibu jari - telunjuk ini menghasilkan aliran ASI yang paling deras daripada posisi lain.
Sayang kemarin saya tidak bisa mengikuti pelatihan sampai selesai. Padahal di sesi sore harinya diajarkan teknik pijat yang lebih detail bagaimana cara memijat diri sendiri dan orang lain. Mudah-mudahan kelas belajar pijat ASI yang ditujukan langsung untuk ibu menyusui segera diadakan, dengan biaya yang terjangkau tentunya :D.