Awalnya, karena Nawla (sekarang 4,5thn) suka sekali dibacain buku, terus sebagai ibu yang penuh kasih sayang dan juga agak addict ama buku, maka sering-seringlah membelikan Nawla buku cerita anak-anak, baik bekas maupun baru (buku bekas juga masih yahud banget loh, bisa hunting ke Senen ato Plaza Festival, ato pas Bookfair. Buku impor harga 'nungging' banget! Kalap deh kalo nemu yang beginian..). Maka, bertumpuklah buku-buku anak di rumah. Lalu kalau teman-temannya Nawla main, mereka suka ikut baca-baca dan minta dibacain. Nah, itulah awalnya... Lalu acara buku jadi rutin. Karena temannya tambah banyak, maka harus keluar dari "rumah" yang serupa sarang mungil nan imut (namanya juga rusunami..:p) ke pelataran lobby tower yang lebih luas, kadang di taman. Dan makin bertambahlah member-nya, hehe.. Jadi berasa kayak ketua sekte apa gitu, setiap Jumat siang ngumpulin anak-anak kecil dan bacain buku buat mereka, seru!
Yang pasti, bahagia banget, Nawla tambah teman. Juga bahagia banget, lihat para balita itu senang sama buku. Nggak terasa hampir setahun berlalu. Tiap Jumat, kini jadwal anak-anak di komplek apartemen ini makin padat. Berawal dari reading club, kita juga bikin cooking club, terus drawing club. Full booked till sunset! Hehehe...
Awalnya sempat dikira ini adalah kegiatan les baca gratis buat anak-anak balita. Secara karena kami gayanya cuek selonjoran di mana saja, duduk melingkar dan baca buku! Tapi saya tegaskan, bahwa ini sama sekali bukan ajang BELAJAR MEMBACA. Tapi ini adalah kegiatan bersenang-senang bersama buku. Yah..kalau boleh diembel-embeli sejenis "visi", saya sih cuma pengen anak-anak balita ini tumbuh minat bacanya, ketimbang harus dibebani bisa baca, karena tuntutan zaman.. ah! Buat saya minat baca itu lebih penting. Saya tipe ibu yang percaya kalau anak-anak pasti bisa (baca, nulis, apapun) pada waktunya. Nah, ketika itu terjadi, ketika mereka bisa baca, tapi nggak punya minat baca, terus mau apa? Apa gunanya setumpuk buku-buku dan segambreng pelajaran di depannya nanti?
Alhamdulillah, sejak ikutan reading club ini, ada beberapa teman Nawla yang jadi lebih ngerengek di toko buku.. hahaha! Tinggal para ibunya yang sewot pada saya. Ya nggak apa-apa kali Buibuu... sayang anak, demi masa depan cerah gemilang! Masa beliin rok tutu ratusan ribu mau, beliin buku yang cuma belasan rebu mikir, hihi... *siap-siap kabur*
Serukah bacain buku pada para Balita?
*UHUK!*
Sejuta kali lebih dari seru!
Jadi gini... (siap-siap, ini cerita yang panjang!) Itu semua anak kan masing-masing bawa buku. Misal ada 10 sampe 12 anak. Bawa bukunya nggak satu, bisa 2 ato 3. Ditumpuklah semua buku itu ama saya. Terus mereka pilih masing-masing satu. Selesai? Hoho.. ini mulaipun belum. Belum tentu mereka mau megang 1 buku, ada yang pengen 2! (Ini saya serius mikir apa jadinya mulut ini kalo bacain 12x2 buku berturut-turut pakai suara paling tinggi?). Perlu keahlian terlatih memang untuk membujuk para balita itu memilih hanya SATU buku. Setelah itu? Oh, belum reda! Ada yang.. rebutan! Hayo lho! Maka keluarlah jurus "batu-gunting-kertas", yang menang boleh dapatkan bukunya. Scene "batu-gunting-kertas" bisa satu episode sendiri nih! Pernah karena keasikan suit seperti ini, mereka malah lupa mau pada dibacain buku, yang ada malah pada main kejar-kejaran atau petak umpet! *bengong* Ajaib banget deh para balita ini!
Setelah kondisi berhasil ditangani, dan ketenangan terjadi. Maka dimulailah lakon yang sesungguhnya: bacain buku. Apakah para balita itu akan duduk tenang mendengarkan dengan seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya? Tentu saja tidak, pemirsa! Baru saja baca judul... "Sarah's Pet".. tiba-tiba, "Ibuuu, aku juga punya temen namanya Sarah!", "Ibuu... Aku juga punya Pet, nih! (nunjukin topinya) *itu HAT, Darliiing!!* atau "Ibuu...kenapa Sarahnya pet?? (ini absurd banget!)" daaaan segunung pertanyaan lainnya... nyamber semua!
Dan itu terjadi pada halaman demi halaman bukunya... lalu dikali beberapa buku. Kebayangkah? Maka di ujung pertunjukkan, akan terlihat seorang ibu kecil mungil yang lunglai kehabisan suara, di tengah anak-anak kecil yang masih berenergi penuh mengungkapkan ribuan pertanyaan ajaib.
Begitulah. Sejuta kali lebih dari seru.
Momen yang selalu membuat ketakjuban saya kian bertambah, bahwa betapa berharganya anak-anak itu. Kepolosannya, imajinasinya, semua yang ada di kepala dan hatinya. Rasanya seperti ada di wonderland. Para balita itu, ajaib sekali. Rasanya saya bisa percaya rumor itu, bahwa anak-anak yang masih polos adalah para pendekar pemegang rahasia alam semesta. Bahwa sesungguhnya merekalah para jenius alami itu.
Dari satu buku, banyak sekali hal yang kemudian tergali. Saya membacakan buku tentang lebah, maka kami akan membicarakan tidak saja soal madu manis yang ajaib, tapi melanglang ke...bisakah lebah bersarang di bulan? Sehingga bulan bisa meneteskan madu dan bintang-bintang jadi manis?
Mulut yang berbusa ini nggak terasa capek sama sekali, karena nggak berhenti senyum dan ketawa. Pada akhirnya, sayalah, si petugas pembaca ini, yang belajar. Belajar dari para balita yang ajaib itu.
Dan ketika semua usai, buku-buku kembali dibagikan pada masing-masing. Ada yang saling bertukar meminjam, ada yang mencoba membaca sendiri, ada yang menyalin gambar-gambarnya, ada juga yang mencoba menyalin kata-katanya di buku gambar. Nawla, adalah salah satu yang pernah membuat gambar dan menulis, dan bilang bahwa suatu hari ia ingin menulis buku. Lalu teman-teman lainnya meneriakkan keinginan yang sama.
Hari itu, hari saat buku-buku mereka terbit, pasti akan menjadi hari yang paling luar biasa untuk Ibu Pipit, si petugas baca buku kalian ini, Nak... :')