Sudah hampir dua bulan belakangan ini, saya rutin berolahraga. Ini merupakan sebuah prestasi tersendiri bagi saya. Maklum, sejak dulu, sport was not my favorite thing to do. Sekarang, saya justru rajin, dan setiap hari berolahraga. Hebat juga ya kalo dipikir-pikir, hahaha…
Tentu banyak yang bertanya, bagaimana cara saya menyempatkan diri untuk berolahraga di antara setumpuk aktivitas sebagai seorang karyawan, ibu dan istri? Ternyata nggak susah-susah banget kok. Begini nih mungkin kiat yang saya bisa bagi:
Seperti kata Ligwina Hananto sang financial planner, frase “Tujuan lo apa?” juga bisa dipakai dalam berolahraga. Lumayan lho untuk membantu kita terus termotivasi dan tidak loyo di pertengahan jalan.
Kalau saya sih, tujuan berolahraga karena saya lelah dengan bentuk tubuh yang tidak kunjung membaik setelah melahirkan Nadira 4 tahun lalu. Masa anak saya sudah berumur 4 tahun, ibunya masih segemuk pasca-melahirkan dulu?
Selain itu, saya juga ingin hidup sehat. Saya khawatir saya tidak bisa menemani Nadira saat ia beranjak dewasa nanti karena kondisi kesehatan menurun. Hii.. Serem deh membayangkannya.
Kebetulan, belakangan ini, teman-teman saya di media social juga banyak yang tengah dilanda demam olahraga. Jika sudah mulai menurun semangat dan konsistensi, support group seperti teman-teman di media social amat membantu lho. Biarin deh dibilang hipster karena ikut-ikutan orang lain. Kalau untuk tujuan positif, kenapa nggak?
Apa, nggak ada waktu? Ini adalah alasan super klise yang biasa saya dengar, baik dari teman-teman maupun diri sendiri dulu, hehehe… Saya paham sih, untuk seorang ibu, baik bekerja atau tidak, waktu 24 jam sehari untuk mengurus rumah, anak, pekerjaan, suami, dll itu selalu dirasa kurang. Belum lagi kebutuhan untuk me time untuk melepas stres dan penat.
Tapi percaya deh, kalau Mommies niat, sempatkanlah sedikitnya 15 menit perhari untuk sekadar berolahraga. Jika tidak sempat, hindari sedentary activities seperti naik lift, eskalator, atau kendaraan bermotor. Untuk ke lantai atas, gunakan tangga, bukan lift/eskalator. Jika pergi ke lokasi dekat rumah/kantor, kenapa tidak berjalan kaki? Atau parkirlah kendaraan di lokasi yang agak jauh sehingga Mommies bisa berjalan kaki sedikit lebih lama ke tempat tujuan. Lumayan kan untuk cari keringat sedikit :)
Saya memang baru dua bulan berolahraga rutin. Dan inipun lebih banyak berolahraga di rumah, lho. Satu-satunya olahraga yang saya ikuti di luar rumah hanyalah pilates, sebanyak 2 kali seminggu, @1 jam. Sisanya, saya sempatkan di rumah, setiap hari selama minimal 30 menit.
Jenisnya apa saja? Untuk awal, coba Tabata workout deh. Olahraga ini hanya berdurasi 4 menit namun amat menguras tenaga dan membuat keringat banjir bak air bah. Untuk contoh gerakannya, silakan browsing sendiri di Youtube ya. Banyak sekali variasi gerakan untuk Tabata training yang bisa dicoba, agar tidak bosan.
Meski berdurasi pendek, namun Tabata training atau High Intensity Interval Training ini amat efektif untuk membakar kalori dan lemak tubuh lho, karena berdasarkan penelitian ilmiah seorang peneliti Jepang bernama Tabata. Saking pendeknya, tak ada alasan untuk tidak memiliki waktu berolahraga. Tempo 4 menit itu bisa disisipkan di antara jeda iklan di tengah film favorit di TV, sambil menunggu sayuran matang, atau sambil mengeringkan baju di mesin pengering.
Selain itu, bisa dicoba squats, push up, sit ups, plank, yang juga bisa disisipkan di tengah aktivitas harian. Kalau saya sih memilih mengunduh beberapa program workout di Android. Mulai dari program Daily Cardio, Daily Butt, Daily Leg, Abs in 6 Week, macam-macam deh. Atau jika koneksi internet lagi prima, saya suka meniru video workout di Youtube. Nanti akan saya share di artikel lainnya, ya.
Lumayan kan untuk variasi olahraga? Dan, karena semua dilakukan di rumah, tidak ada lagi alasan jauh, macet, dsb. Ya nggak?
Masa sih? Ya kalau Mommies melakukannya seperti saya sih, iya banget, hehehe... #makirit. Wong nggak pakai biaya bulanan di gym atau membayar entrance fee klub kebugaran tersohor.
Meski begitu, tetap saja sisihkan sedikit uang untuk membeli sport bra dan sepatu olahraga yang bisa meminimalkan cidera, ya. Nggak mau kan bentuk dada jadi tak karuan karena olahraga tanpa bra yang sesuai, atau tumit keseleo gara-gara olahraga tanpa sepatu?
Untuk peralatan olahraga lain, gunakan yang ada di rumah dulu, jangan keburu nafsu berbelanja macam-macam. Yoga mat, misalnya. Milik saya ada di tempat latihan pilates karena saya malas bolak-balik membawanya pulang. Jadi untuk olahraga sendiri di rumah, saya gunakan yang ada saja. Mulai dari kasur palembang sampai perlak bekas Nadira kecil dulu, hahaha…
Sementara untuk barbel, saya suka memakai bekas botol air mineral yang diisi pasir atau air. Lumayan karena saya belum sempat membeli barbel beneran :)
Bagi yang punya toddler seperti saya, pasti tahu deh betapa sulitnya mencuri waktu untuk me time sendirian di rumah. Begitu pula untuk olahraga. Anak saya, Nadira, pun begitu. Apapun yang saya lakukan, dia selalu ingin tahu.
Alhasil, saat saya mulai rutin berolahraga di rumah, ia suka iseng menjahili saya. Mulai dari naik di atas punggung saat saya push up, menertawai saat saya ngos-ngosan kehabisan nafas, minta diceboki saat saya asyik sit up, macam-macam deh.
Akhirnya saya pikir-pikir, kenapa saya tidak melibatkan dia sekalian ya dalam aktivitas olahraga sehari-hari? Yowis, setelah lulus tantangan 30 day squats challenge, saya mulai mencoba squat dengan beban yang tak lain tak bukan adalah Nadira. Lumayan juga, 20x squats sambil menggendong anak seberat 22 kg hahaha…
Kemudian saya juga mengganti mobil dengan sepeda untuk mengantarnya ke sekolah. Hitung-hitung olahraga tambahan gitu. Eehh… Anaknya malah super girang, bahkan ketagihan. Padahal saya nyaris pingsan karena lemas memboncengnya, hahaha *lebay*
Jadi ya begitulah kiat yang bisa saya sharing dalam hal berolahraga. Baru dua bulan memang, tapi lumayan lah hasilnya. So Mommies, if I can do it, I’m sure you can do it too. Semangat!