Berkunjung Ke Saung Angklung Udjo

Kids Destination

sazqueen・30 Apr 2013

detail-thumb

Sebetulnya saya merasa masih terlalu dini untuk mengajak Menik (15 bulan) untuk melihat pertunjukkan musik, namun beberapa minggu lalu, kami kedatangan tamu dari Jepang, Yasuko Takise (16 tahun) yang merupakan pelajar pertukaran pelajar, jadi untuk mengisi harinya di Bandung, kami mengajak Yasuko untuk melihat pertunjukan alat musik khas Jawa Barat yang sudah diakui oleh UNESCO sebagai hasil budaya bangsa Indonesia. Jadi mau tidak mau akhirnya Menik ikut berkunjung ke saung ini. Sebagai back up plan, jika Menik bosan, tinggal saya ajak jalan-jalan saja, dan saya berkorban tidak menonton pertunjukan dengan utuh, gampang kan?

Kami sampai di Angklung Udjo sekitar pukul 11.30. Karena tidak tahu jadwal pertunjukannya, maka kami langsung ke bagian administrasi dan ternyata pertunjukan paling dekat adalah Bambu Petang pada pukul 13.00. Setelah membeli tiket seharga Rp.60.000,- per orang (anak-anak di bawah 3 tahun masih gratis), kami berjalan-jalan di toko suvenir dahulu kemudian makan di dapur Udjo. Makanan khas Sunda dengan harga standar dan rasa yang enak, cukup mengenyangkan sambil mengisi waktu.

Image

Pukul 12.45, kami menuju ampiteater yang bernama Bale Karesemen, tempat pertunjukan bambu petang digelar, MC cantik yang bersuara bulat (dan diakhir acara diketahui bisa bernyanyi juga) mulai memanggil orang-orang untuk masuk dan menempati Bale Karesemen. Pertunjukan Bambu Petang ini berlangsung kurang lebih satu jam. Awalnya adalah demonstrasi wayang golek. Kalau kita nonton wayang golek yang asli, durasinya kan bisa sampai semalam suntuk. Nah, demonstrasi ini hanya berlangsung sekitar 15 menit, cukup untuk mengenalkan bagaimana wayang tersebut bisa bergerak, diakhiri dengan munculnya si dalang yang tadi memainkan wayang.

Pertunjukan dilanjutkan dengan Upacara Helaran dan tarian tradisional khas Jawa Barat. Upacara yang kami saksikan saat itu adalah selametan khas Sunda untuk anak laki-laki setelah sunat. Pakaian anak-anak yang berwarna-warni, serta teriakan dan nyanyian mereka itu sempat membuat saya menangis haru, entah mengapa. Mungkin rasa bangga yang diam-diam terpendam, ya .... *abaikan*. Selanjutnya, kami diajak berkenalan dengan Angklung. Dari mulai jenis, nada yang dihasilkan, hingga tipe musik yang dimainkan. Anak-anak yang tadinya pentas di upacara helaran, membagikan angklung ke semua penonton, dan MC cantik tadi mengajak kami untuk berpartisipasi memainkan angklung sesuai nada yang kami pegang. Seru sekali, loh! Siapa yang sangka, kami yang tidak pernah bermain angklung, bisa bersama-sama memainkan satu buah lagu, haha, berasa pemain angklung profesional, deh! Di akhir pertunjukan, kami diajak turun panggung dan menari bersama anak-anak tadi. One of the best cultural experience!

Image

Nah, yang tidak disangka, Menik bisa menikmati pertunjukan musik yang berlangsung selama kurang lebih 1 jam. Tadinya saya sudah bersiap-siap akan membawa Menik bermain di halaman sekitar jika ia bosan, tapi ternyata tidak. Walau usianya baru 15 bulan, Menik terlihat antusias ikut bertepuk tangan setiap ada keriuhan yang diciptakan oleh anak-anak dari angklung Udjo yang tampil. Mungkin mendengar suara anak-anak kecil dan melihat kostum warna-warni itu bisa menarik rasa penasaran bayi usia 15 bulan ini.

Image

Jika Mommies berencana ke Bandung untuk sekadar liburan, mampir ke Saung Angklung Udjo, ya! Ini akan menjadi pengalaman menyenangkan, kok! Tidak membosankan sama sekali. Saung Angklung Udjo ada di Jl. Padasuka No.118, Bandung. Pertunjukan ada setiap hari, kalau bambu petang yang saya saksikan ini mulai pukul 13.00 WIB. Silahkan cek situs Saung Udjo untuk mendapat info yang Mommies butuhkan, ya! Selamat jalan-jalan ;)