Saya dan suami sedang pusing memilih asuransi yang tepat untuk kami berdua. Mana yang paling tepat buat kami berdua, yang masing-masing sudah memperoleh asuransi kesehatan pribadi dari kantor walaupun dengan kelas yang bukan VIP? Kalau di Yogya dulu, masuk kelas I di rumah sakit swasta sudah ‘enak’, karena kamarnya diisi sendiri, tidak gabung dengan pasien lain. Tetapi ketika sampai Jakarta, saya sempat kaget ketika menengok teman kantor yang sedang sakit dan kelas yang disediakan untuk beliau ‘hanya’ kelas I, yang notabene gabung dengan pasien lain.
Bukan sombong, kalau saya tidak menyukai satu kamar dengan pasien lain ketika sedang sakit. Tetapi kenyamanan buat saya adalah nomor satu, apalagi kalau sakit. Saya adalah orang yang rewel sekali kalau sedang sakit (Ibu saya sudah menjadi saksi mata bertahun-tahun lamanya, LOL). Apalagi kalau pusing, gerak sedikit sakit, nggak bisa tidur, langsung rewel dan manjanya kumat (pukpuk Suami). Bisa-bisa pasien sebelah minta pindah kalau harus sekamar dengan saya. Belum lagi saya yang penakut, dan nggak pernah berani sendirian di rumah sakit. Kasihan, dong, buat yang nungguin kalau tidak ada tempat yang proper untuk menunggui saya.
*Credited to : adegondang.wordpress.com
Mulailah saya pilih-pilih asuransi kesehatan yang tepat untuk saya (dan suami). Orang tua saya menyarankan saya mengambil suatu program dari perusahaan asuransi langganan beliau, yang tidak hanya meng-cover kesehatan saya apabila masuk rumah sakit tetapi juga memberikan investasi sejumlah X Rupiah di tahun ke sekian, ‘hanya’ dengan menabung Rp 500,000,- sebulan. Sempat tergugah untuk mengambil asuransi Unit Link ini, apalagi tawaran investasi di tahun ke sekian ini cukup besar jumlahnya dibanding kalau jumlahnya hanya ditabung saja di tabungan konvensional.
Tetapi setelah dipikir-pikir, daripada ‘membuang’ Rp500,000,- ke Asuransi-Plus-Investasi ini lebih baik membaginya ke porsi yang lebih tepat. Porsi untuk asuransi kesehatan lebih baik dibayarkan langsung untuk Polis Asuransi Kesehatan Murni (yang akan hangus apabila tidak digunakan, dan semoga hangus alias sehat selalu) & porsi investasi disimpan dalam tabungan, reksadana, obligasi ataupun logam mulia. Menurut saya pribadi porsi ini lebih tepat, karena tujuan dan manfaat yang akan diterima lebih tepat!
Nah, untuk memilih asuransi kesehatan murni yang tepat bisa sharing di forum FemaleDaily atau ke teman-teman yang sudah punya. Kalau untuk saya pribadi, mau murah atau mahal (dalam kisaran wajar) yang penting proses klaimnya nggak ribet. Apalagi saya dan suami sudah ditanggung kantor, jadi yang akan kami manfaatkan dari asuransi kesehatan kali ini adalah fasilitas double claim-nya. Pastikan asuransi yang diambil dapat menanggung double claim tersebut. Biasanya, sih, dengan menggunakan copy invoice yang dilegalisir oleh rumah sakit. Memilih asuransi yang terpercaya juga penting, lho! Semakin valid dan terpercaya, biasanya lebih mudah pula proses klaimnya.
Satu lagi, jangan mudah tergoda oleh bujukan telemarketer kartu kredit yang menawarkan asuransi kesehatan dengan polis yang murah! Pastikan dulu mengenai nama asuransinya, bagaimana cara klaimnya, pengiriman kartu polis, dan sebagainya. Karena yang biasanya terjadi adalah kita menyetujui askes tersebut tetapi ‘lupa’ memiliki askes tersebut saking murahnya tagihan tersebut di billing statement sedangkan kartu polis tidak pernah sampai di tangan kita.
Kalau sudah telanjur, bagaimana? Tutup! Lebih baik rugi di depan daripada kita membayar polis terus menerus tetapi nantinya ketika kita sedang sakit malas mengurus klaimnya karena kerumitannya.
Selamat memilih!