Pernah nggak kita memikirkan apa saja yang perlu diperhatikan agar kesehatan fisik sebagai perempuan terjaga dengan baik? Saya, sih, jujur kurang peka dengan hal ini. Browsing soal Pap-smear saja dilakukan 15 menit sebelum saya masuk ke ruangan dokter untuk melakukan hal tersebut, pakai acara browser ngadat karena provider lelet segala lagi, walhasil cuma reply-an di twitter yang masuk. Itupun malah balik meminta untuk dijelaskan proses Pap-smear tersebut. Berarti secara umum, bisa dilihat, ya, kalau perempuan-perempuan ini sebetulnya tahu ada pemeriksaan apa saja yang harus dilakukan, tapi terlalu banyak alasan untuk menunda bahkan tidak melakukan pemeriksaan tersebut.
Akhirnya, saya ngobrol dengan dokter kandungan soal pemeriksaan kesehatan ini. Jawaban yang diberikan beliau, cukup sekali menyadarkan betapa pentingnya berbagai macam tes kesehatan, apalagi yang berhubungan dengan rahim dan payudara. Dokter Ridwan SpOG menjelaskan kalau sebetulnya untuk pemeriksaan fisik, laki-laki dan perempuan sama saja. Lakukan pemeriksaan seperti kesehatan mata, pendengaran, gigi, tiroid, dan darah. Minta rujukan dari dokter umum untuk general check up!
Selanjutnya bagi perempuan, ada beberapa imunisasi yang wajib diambil, yaitu HPV (3 shots), Varicella (2 shots), dan Rubella (MMR) (1 shot/10 years). Jika tidak yakin apakah vaksin ini sudah diberikan atau belum sewaktu kecil, lebih baik lakukan ulang untuk pencegahan penyakit yang tidak diinginkan. Vaksin ini juga penting untuk kesehatan semasa hamil, dan inilah mengapa pemeriksaan pra kehamilan sangat penting dilakukan. Soal pemeriksaan pra kehamilan ini, nanti kita bahas terpisah, ya!
Masuk kebagian reproduksi, untuk perempuan usia antara 20-30 an tahun, jangan lupa untuk menjalani Breast Self Examination atau SaDaRi (Periksa Payudara Sendiri) setiap satu bulan sekali. Memasuki usia 40 tahun, setiap dua tahun sekali, disarankan untuk melakukan Mammografi, kecuali ada riwayat kanker payudara di keluarga. Jika ada riwayat kanker payudara, maka memasuki usia 20 tahun bisa dilakukan mamografi ini untuk pencegahan dini. Kenapa diatas usia 40 tahun? Karena di usia inilah, perempuan rentan terkena kanker payudara. Mammogram adalah pemeriksaan dengan sinar X, pencitraan untuk melihat apakah ada benjolan mencurigakan di payudara. Untuk menurunkan sensitivitas payudara saat diperiksa, lakukan mammogram setelah haid selesai.
dr. Ridwan SpOG menyarankan setiap perempuan yang sudah melakukan hubungan seksual wajib untuk melakukan Pap-smear dan STD (Sexually Transmitted Disease) Test. Pap-smear dilakukan setiap dua tahun sekali. Seperti yang pernah ditulis di artikel ini, mungkin proses pemeriksaannya terasa kurang nyaman, namun saat ini kanker leher rahim bisa dideteksi dini dengan Pap-smear. Sehingga pemeriksaan lendir cervix ini menjadi sangat penting untuk kesehatan perempuan. Contohnya kanker prostat pada laki-laki, hingga saat ini belum ada cara yang efektif untuk mendeteksinya. Sedangkan dengan Pap-smear, pra -kanker pun sudah bisa dilihat. Pap-smear tidak harus dilakukan oleh dokter kandungan di rumah sakit ternama, loh! Bidan di puskesmas pun mempunyai kompetensi untuk melakukan hal ini. Namun memang perlu ahli hepatologi untuk bisa membaca hasil laboratorium tadi.
Tapi demi mencegah kanker leher rahim, sekarang juga sudah ada yang namanya IVA (Infeksi Visual Asam Asetat) jadi hanya dengan mengoleskan asam asetat saja, sudah bisa dilihat apakah ada kemungkinan kanker atau tidak. Bahkan jika dilakukan oleh ahlinya, sensitivitasnya sudah sama dengan Pap-smear, tidak diperlukan ahli hepatologi. Inilah yang sedang gencar dilakukan oleh pemerintah untuk mendidik para bidan agar bisa melakukan IVA supaya semua perempuan di Indonesia bisa terdeteksi dini atau terhindar dari kanker leher rahim. Untuk pencegahan kanker cerviks yang lebih baik lagi, jangan lupa imunisasi HPV. Coba cek KMS atau buku sehat anak-anak, pasti di tabel imunisasi rekomendasi IDAI ada HPV untuk anak perempuan yang bisa mulai diberikan saat usia 10 tahun.
Terakhir adalah STD (Sexually Transmitted Disease) Test yang meliputi HIV, Syphilis, dan Alat Kelamin. Ini hanya perlu dilakukan sekali saja (kecuali jika berganti pasangan, maka harus dilakukan lagi, ya!). Tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel darah kemudian diperiksa di laboratorium.
Gimana Mommies, Cukup jelas, ya, soal kesehatan fisik dan reproduksi perempuan? Setelah melakukan interview dengan dokter Ridwan, saya jadi makin melek soal kesehatan untuk diri saya sendiri dan pastinya untuk anak perempuan saya. Bagaimana dengan status saya? Imunisasi, all checked. Breast Self Examination, checked. Pap-smear, checked. Sisa STD Test rupanya haha. Hadeuh! *Seret badan ke lab*