On Having 2 Kids

Parenting & Kids

tya_raphael・15 Feb 2013

detail-thumb

Punya anak lebih dari 1 nampaknya menjadi momok yang menakutkan di kalangan ibu-ibu sekarang ini. Pasti sudah terbayang repot dan begadangnya. Belum lagi biaya-biaya tambahan dan investasi pendidikan yang selangit.

"Duh, nanti-nanti dulu, deh!" begitu jawaban sebagian besar teman-teman saya soal menambah anak ini.

Buat saya, yang sudah terlanjur punya 2 anak (haha), ternyata kenyataannya tidak seseram yang dibayangkan, asalkan kita tahu bagaimana menjalaninya. Nah, saya mau berbagi kiat bagaimana caranya supaya tetap waras menghadapi 1 toddler dan 1 newborn di rumah:

  • Persiapkan si kakak
  • Persiapan ini menurut saya ada 2, mempersiapkan si kakak untuk memiliki adik. Dan yang lebih penting lagi, persiapan supaya si kakak bisa mandiri, sehingga ketika kita sedang mengurus adiknya, si kakak sedikit dilepas.

    Nah, persiapan si kakak supaya bisa mandiri ini setidaknya meliputi 3 hal: jam tidur yang pasti, jam makan yang jelas dan toilet training-nya harus sudah lulus. Dalam kasus saya, anak saya yang pertama rutin tidur siang pukul 11 sampai pukul 2 siang dan tidur malam pukul 8 sampai pukul 6 pagi.

    Hal ini sangat membantu mengurangi sakit kepala saya akibat begadang, jadi saya bisa konsen menyusui adiknya di malam hari tanpa harus pusing menidurkan si kakak.

    Begitupun soal makannya. Saya tidak perlu repot mengejar-ngejar hanya untuk menyuapi si kakak. Cukup siapkan nasi, lauk pauk dan sayur di piringnya serta meminta si mbak untuk menyuapi, dan voila ... saya bebas tugas! :)

    Sedangkan perihal lulus toilet training, akan sangat berguna untuk mengurangi pengeluran akan diapers. Nggak terbayang, deh, setiap bulan harus stok diapers untuk 2 anak!

    Jadi kalau anak pertama sudah cukup mandiri, rasanya ga ada salahnya untuk mulai menyiapkan mental akan kehadiran anak kedua :)

    Selain itu, ada baiknya si kakak juga diajak berpartisipasi akan kehadiran si adik. Misalnya dari awal hamil, setiap saat selalu saya bilang ke anak saya yang sulung bahwa di perut ibu ada adiknya, dan saya minta si kakak untuk mencium si adik. Begitu terus sampai 9 bulan, jadi ketika adiknya lahir, si kakak sudah aware akan keberadaan si adik.

    Soal jealousy, sudah pasti itu terjadi. Maka saran saya, ketika adiknya lahir, ada baiknya semua perhatian tercurah ke si kakak, toh, newborn kerjaannya tidur saja, kan? :)

    Pilihan lain, bagi tugas. Saya sibuk menyusui si adik, sedangkan si ayah dan rombongan asisten sibuk mengurusi si kakak, jadi dengan begitu dia tidak merasa ditinggalkan.

  • Bentuk support system
  • Punya anak 2 sudah pasti kerepotan bertambah, jadi tidak ada salahnya kita meminta bantuan. Bagi saya, support system saya berupa 2 asisten yang cukup bisa diandalkan, suami yang luar biasa serta mertua dan mama yang setiap saat bisa dimintai bantuan.

    Bagaimana kalau tinggal jauh dari orang tua dan tidak punya asisten? Tidak masalah ... toh, support system yang utama adalah suami.

    O, ya, tukang pijat serta kapster salon langganan juga bisa disebut sebagai support system bagi para ibu, lho. Saya rasa para suami tidak keberatan mengurus 2 anak barang 1 atau 2 jam di akhir minggu supaya istrinya bisa pijat. Ya, kan? :)

  • Tidak perlu sempurna
  • Selain 2 hal di atas, poin nomor 3 ini saya rasa cukup penting ditanamkan di benak Mommies. Kalau anak sudah 2, lihat rumah berantakan, ya, sudahlah, ya. Nggak perlu juga OCD- nya kumat dengan merapikan mainan setiap saat. Atau nggak perlu juga menyiapkan makanan komplet dari mulai appetizer, main course sampai dessert-nya. Saya rasa semua orang di rumah juga mengerti. Terpenting adalah kita hanya harus berani untuk bilang: saya lelah, saya tidak mampu.

    Jadi selama anak-anak sehat, urusan rumah tanggan yang lain bisa saya delegasikan ke asisten. Saya mulai belajar untuk menutup mata ketika hasil setrikaan asisten sedikit kurang rapi. Kalau bisa, saya yang mengerjakan, tapi kapan sempatnya? Jadi daripada stres, saya belajar untuk, ya sudahlah, yaaa.... :)

    ... dan hidup saya jauh lebih damai ....

  • Create your own heaven on earth
  • Ini juga penting, nih!

    Meskipun sudah ada asisten, tapi tetap, lho, ada momen jambak-jambak rambut dan beberapa kali terbersit: WHY AM I DOING THIS...

    Hahaha...

    Tapi untungnya perasaan seperti itu cepat mereda seiring lumernya es krim cokelat di mulut saya. Ya, saya sengaja menyetok satu boks es krim cone ukuran mini di kulkas, untuk obat pusing setiap kali perasaan ingin melempar anak-anak ke luar jendela hadir :D

    Ada juga teman saya yang menyetok DVD Korea di rumahnya. Jadi tiap kali anak-anaknya sedang bertingkah, dia berusaha senyum-senyum saja karena malamnya ketika anak-anak sudah tidur, dia sudah berencana untuk melanjutkan movie marathon-nya, dan dengan begitu pusingnya hilang!

    Jadi, kita harus mencari sendiri, ya, Mommies, apa-apa saja yang membuat kita hepi, dan wujudkan itu di rumah :)

  • This too shall pass....
  • Sudah menjalani semua hal di atas dan tetep terasa berat? Oke, camkan mantra ini: this too shall pass...

    Pernah suatu hari anak saya yang sulung batuk pilek, sedangkan adiknya sedang growth spurt. Yang sulung minta digendong sedangkan yang kecil minta menyusui terus. Keduanya rewel banget! Suami sedang ujian semester di kampusnya dan dikejar deadline di kantor. Asisten 1 sedang pulang kampung dan asisten 2 sedang membersihkan bekas muntahan si sulung.

    MAU NANGIS NGGAK, SIHHHH ...... :D

    Tapi dari kejadian ini saya belajar bahwa, wow, ternyata saya sekuat ini, ya :)

    Siapa coba yang bisa menyangka bahwa menyusui anak bisa disambi gendong anak satu lagi di belakang! Atau sambil menyusui kita masih bisa makan dan ayun-ayun anak sulung di kaki dan tentunya sambil nonton TV dan memantu timeline Twitter. Saya nggak bakal tahu itu semua kalau anak saya cuma satu! :)

    Dan dengan mantra this too shall pass, saya belajar satu hal, repot punya bayi paling cuma 1 atau 2 saja, sedangkan untuk jalan-jalan atau dandan atau santai-santai, saya punya seumur hidup. Dengan begitu saya lebih legowo. Mencoba menikmati kerepotan ini karena saya yakin di masa depan saya pasti akan kangen membersihkan pup bayi-bayi saya :)

    Jadi ...  siap lepas IUD??? :)

     

    2 anak cukup :)

    *thumbnail dari sini