Sorry, we couldn't find any article matching ''
Breastfeeding 101(Part II)
Okay, mari kita lanjutkan obrolan seputar puting lecet, berat badan, dan tongue tie yang belakangan ini marak dibicarakan oleh ibu-ibu menyusui. Di bagian pertama, dokter Sisca sudah menjelaskan bahwa puting lecet adalah hal yang biasa terjadi namun harus menjadi perhatian agar ibu dan bayi sama-sama belajar soal posisi saat menyusui dan perlekatan. Diharapkan seiiring dengan waktu, puting akan semakin lentur dan tidak ada lagi rasa sakit yang menghantui saat menyusui. Nah, masalahnya, ketika puting lecet itu kan rasanya sakit luar biasa, ya, dan kemudian menyusui jadi tidak khusyuk, dan akhirnya berat badan bayi tidak bertambah. Ada hubungannya, nggak, ya? Ini dia penjelasannya!
1. Nah, Dok, biasanya puting lecet ini menyebabkan rasa takut ketika harus menyusui. Ini bisa berpengaruh pada berat badan bayi atau tidak? Berat badan bayi yang susah naik itu apa saja, Dok, sebabnya?
Berat badan bayi baru lahir secara normal akan turun hingga sekitar 10% dari berat lahirnya. Misal berat saat lahir adalah 3000 gram, maka bayi dapat turun sebanyak 300 gram atau kira-kira jadi 2700 gram selama 1 minggu pertama. Mengapa berat lahir bayi turun di minggu pertama? Karena paru-paru yang semula terisi cairan berganti dengan udara, bayi pipis dan BAB serta adanya penguapan cairan melalui kulit dan pernapasan. Oleh karena itu, keberhasilan menyusui di minggu pertama tidak dapat diukur dengan melihat peningkatan berat badan bayi. Mulai masuk ke minggu ke-2 bayi mulai akan naik beratnya hingga pada usia 2 minggu targetnya adalah berat badan bayi sesuai dengan berat nya saat lahir. Jadi ingat ya, terlalu dini untuk memastikan atau menentukan suatu tindakan tertentu terhadap proses menyusui di 2 minggu pertama. Bila pun terjadi penurunan yang terlalu banyak (>10% berat lahir), maka beberapa hal yang pertama-tama harus dilakukan, yaitu:
2. Belakangan banyak juga yang mendapati soal puting lecet dan tongue tie. Sebetulnya tongue tie itu apa, Dok? Boleh diberi tahu ciri-ciri yang bisa diketahui oleh orang awam?
Definisi tongue tie atau ankyloglosia adalah kondisi bawaan sejak lahir, yaitu kondisi tali lidah yang pendek/tebal sehingga terdapat keterbatasan gerak lidah.
Tidak ada kesepakatan baku untuk menegakkan diagnosis tongue tie, sehingga angka prevalens dari berbagai penelitian amat beragam. Namun dapat disimpulkan bahwa secara umum prevalens tongue tie di komunitas bayi baru lahir berkisar antara 4-10%, jadi bukanlah kejadian yang banyak ditemukan. Dari jumlah ini juga tidak semua memerlukan tindakan khusus. Keragaman diagnosis inilah yang terkadang menyulitkan penentuan tongue tie, sehingga harus dilakukan dengan amat hati-hati. Tata laksana yang diputuskan memerlukan pertimbangan yang seksama.
Tongue tie dapat bergejala, tapi dapat pula tidak bergejala khususnya yang bersifat ringan. Gejala terutama terlihat pada tongue tie yang berat, seperti gerakan lidah yang terbatas, nyeri dan luka pada puting yang tidak teratasi dengan posisi dan pelekatan yang baik, gagal tumbuh pada bayi (yang pada sebagian besar bayi baru dapat dinilai setelah bayi berusia 2 minggu; lihat penjelasan di atas). Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk menentukan diagnosis tounge tie dan menentukan tindakan. Hazelbaker tool berikut adalah salah satunya:
Skor total ≥14 (berapa pun skor dari Apperance item) = fungsi lidah sempurna
Skor total ≥ 11 – 13 ( dengan skor dari Apperance item 10) = fungsi lidah dapat diterima, tidak perlu tindakan apapun
Skor total < 11 = fungsi lidah terganggu, bila dengan tata laksana perbaikan proses menyusui tidak membantu, frenotomi (pemotongan tali lidah) dapat dipikirkan
Skor appearance < 8 = frenotomi (pemotongan tali lidah) perlu segera dilakukan.
3. Apakah setiap bayi yang divonis Tongue Tie harus diinsisi sehingga bisa latch on dengan baik?
Tidak, tergantung derajatnya. Tongue tie yang ringan atau yang skor Hazelbakernya tinggi, dapat menjadi normal secara spontan seiring dengan usia bayi dan seiring dengan semakin “mahir” ibu dan bayi melakukan proses menyusui. Perbaikan posisi dan pelekatan serta terus tetap menyusui kerap kali menolong kondisi tongue tie yang ringan.
***
Cukup jelas ya, Mommies! Semua orang perlu belajar semua hal, termasuk bayi yang baru lahir dan ibu yang baru melahirkan, harus sama-sama belajar (dan sabar) perkara menyusui ini. Cari selah yang pas ketika belajar berbagai posisi menyusui, tanamkan bahwa setiap ibu dan bayi baru lahir pasti harus beradaptasi soal pelekatan, dan tidak perlu mendengarkan justifikasi orang lain.
Breastfeeding is a mind game, when you think you're able to breastfeed your baby then you will be!
sumber:
thumbnails dari sini
foto dari dok pribadi
Share Article
COMMENTS