Sorry, we couldn't find any article matching ''
Like Grandmother, Like Grandson
Sejak Radith berusia 6 bulan, saya bertekad membuatkan dia makanan pendamping sendiri karena saya tidak dapat memberikan ia ASI. Bukannya saya tidak mau, tapi saya akui saat itu saya kurang pengetahuan sehingga ASI yang sedikit itu tidak lancar. Jadwal kerja saya yang beda dari biasanya (06.30-14.30) tidak menyurutkan tekad saya untuk memasak di pagi hari.
Saking excited- nya membuat makanan pendamping sendiri, saya jadi rajin browsing internet mencari resep hingga akhirnya bertemu Mommies Daily dan menjadi pembaca setia ;). Selain itu saya juga membeli buku MPASI 6 Bulan dan 7 Bulan. Menginginkan yang terbaik bagi anak pada saat itu dimulai dari pemilihan bahan makanan terbaik. Hal itu membuat saya suka mencari tahu kandungan gizi dalam makanan. Tidak jarang saya membeli daging cincang, ikan salmon, fillet kakap, ikan tuna, dll yang semuanya saya masak dengan cara steam. Untuk variasinya pun saya juga memberikan Radith tahu, tempe, dan ikan air tawar. Hingga akhirnya ia mencapai usia satu tahun, jenis-jenis makanan itu pun jarang saya belikan lagi karena ia sudah tidak menyukainya lagi. Waktu itu saya buatkan ikan salmon kukus (simple dan bergizi) sukses dilepehnya. Akan tetapi ketika neneknya masak tempe goreng atau ikan lele goreng, ehh ia makan dengan lahap. Mertua saya memang lebih menyukai tempe dan ikan daripada ayam atau daging. Wong Jowo sekali, ya.
Begitupun dengan cemilan. Setiap anak-anak menyukai makanan dan minuman yang manis-manis. Akan tetapi saya bertekad memberikan ia camilan sehat yang minim gula dan saya membuatnya sendiri. Dimulai dengan saya buat puding roti kukus dan keju, yang buat saya wanginya menggoda, tidak membuat Radith tertarik. Kemudian saya buat puding labu kuning, sukses ia makan hanya beberapa suap saja, selebihnya ia tidak mau lagi. Sedih, deh, saya. Akan tetapi ketika neneknya memasak pisang rebus, ubi rebus (favorit mertua), yang mana saya tidak terlalu suka, ia mau ,lho, makan berkali-kali, lagi dan lagi. Duh … anakku, kamu wong Jowo ya, bukan Sunda (saya Sunda dan suami Jawa ).
Share Article
COMMENTS