Sorry, we couldn't find any article matching ''
Endang Yuli Purwati, Modalnya Hanya Cinta
Ada yang ingat dengan tweet-tweet dari akun @mommiesdaily dengan tagar #KekuatanCintaWanita?
Kalau ya, saya ceritakan sedikit, ya. Tweet-tweet tersebut dikirimkan saat saya sedang meliput acara 100 Kekuatan Cinta Wanita Sunlight. Acara ini merupakan apresiasi Sunlight terhadap kaum perempuan yang memiliki kontribusi besar terhadap lingkungannya berkat cinta mereka.
Dari 400 cerita mengenai sosok perempuan inspiratif yang di-submit melalui fanpage Sunlight Indonesia, dipilihlah 10 perempuan paling inspiratif oleh dewan juri yang terdiri dari Andy F. Noya, Yulia Absari (aktivis kegiatan sosial yang fokus pada pendidikan anak), Ina Madjidhan (aktivis kegiatan sosial yang fokus pada kesehatan anak) dan Ibu Uun (aktivis kegiatan sosial yang fokus pada pemberdayaan perempuan).
Salah satu dari 10 sosok yang paling menginspirasi saya adalah Ibu Endang Yuli Purwati atau biasa disapa Ummi. Ummi adalah guru SMA di Bandung. Beliau mengajarkan saya pentingnya memberikan kesempatan hidup bagi setiap manusia.
Mau tahu apa yang ia lakukan?
Ia menampung 'unwanted children' di rumahnya yang hanya tipe 45. Unwanted children ini adalah bayi-bayi yang dibuang oleh orangtuanya karena berbagai alasan. Korban perkosaan, hamil di luar nikah, terlalu banyak anak, dan lain sebagainya. Sedih? Bukan main. Saya benar-benar menitikkan air mata mendengar penuturan Ummi.
Ummi sendiri bukannya nggak punya anak, beliau punya 5 orang anak. Bahkan, saat ia baru melahirkan anak bungsunya, ia sudah kedatangan 5 bayi mungil di rumahnya. Kebayang, nggak, ribetnya gimana? Selain ribet, kebayang nggak, masalah finansial gimana? Sebagai informasi, Ummi bukan orang berada, lho. Bahkan Ummi sampai harus gali tutup lubang dari gajinya sebagai guru.
*foto dari sini
Suami Ummi, yang kebetulan ikut saat acara Apresiasi Kekuatan Cinta Wanita kemarin bilang sama saya, bahwa ia berpesan ke Ummi 3 hal jika ingin menjalankan kegiatan sosialnya ini: tidak mengeluh, tidak boleh meminta sumbangan, dan adil. Percaya atau tidak, kebaikan Ummi menular pada lingkungannya. Karena banyak yang tahu bahwa Ummi tidak meminta sumbangan, maka sering sekali tiba-tiba di pagar rumah Ummi sudah bergelantungan bahan makanan, masakan tetangga, keperluan bayi, dan sebagainya. Malah yang mengharukan, ada satu tukang roti langganannya, yang menetapkan 1 hari dalam seminggu jadi hari amalnya, yaitu memberikan roti-roti untuk penghuni-penghuni mungil di rumah Ummi.
Hingga saat ini, sudah ada sekitar 27 anak di rumah Ummi. Enam belas di antaranya sudah ‘lulus’, ada yang kembali ke orangtua mereka, bekerja, atau menikah. Ya, Ummi dan suaminya, tidak pernah menutup-nutupi latar belakang masing-masing anak. Saat mengambil bayi, ia selalu meninggalkan fotokopi identitasnya supaya orangtua si bayi mudah jika ingin mencari.
O, ya, kisah Ummi ini ternyata sudah pernah dibukukan, lho. Judul bukunya Rumah Seribu Malaikat. Saya belum baca, mungkin ada Mommies yang sudah baca?
Saya salut sekali dengan kampanye yang dilakukan oleh Sunlight ini. Di berita, kita sering banget lihat atau baca kisah pembunuhan, perampokan, pemerkosaan, dan kejahatan lain, seolah-olah manusianya sudah nggak punya hati. Tapi lewat kampanye ini, saya sadar, bahwa masih banyak sekali manusia dengan hati yang tulus dan bersih, yang mau memberikan bantuan pada sesamanya, walaupun hanya bermodalkan cinta.
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS