banner-detik
#MOMMIESWORKINGIT

WM vs SAHM. Sama, Meski Tak Serupa :D

author

ameeel03 Dec 2012

WM vs SAHM. Sama, Meski Tak Serupa :D

Akhir Oktober lalu, genap enam bulan saya meninggalkan status WM (working mom) dan beralih ke SAHM (stay at home mom). Tidak adil rasanya jika saya mesti menilai lebih enak yang mana, karena masing-masing memiliki keseruan dan 'derita' tersendiri :D

Tapi dari pengamatan saya, sebenarnya tantangan yang sehari-harinya dihadapi WM dan SAHM sama saja, kok, hanya terkemas dalam situasi berbeda saja. Tidak percaya? Nih, saya jabarkan ....

WM: Tiap pagi cap-cip-cup menentukan baju yang mau dipakai ngantor.

SAHM: Tiap pagi cap-cip-cup mau masak menu apa hari itu.

WM: Merasa kehilangan saat tukang bubur ayam depan kantor tidak berjualan.

SAHM: Merasa kehilangan saat tukang sayur tidak lewat.

WM: Produktif adalah bisa menyelesaikan tugas sebelum jam makan siang.

SAHM: Produktif adalah sebelum makan siang sudah menyapu, mengepel, dan ngosek WC.

WM: Pedih saat hasil kerja dibalikin dan perlu banyak revisi.

SAHM: Pedih saat habis mengepel, eh, anak menjatuhkan roti selai cokelat ke ubin.

WM: Stres saat file penting hilang atau tidak sengaja terhapus.

SAHM: Stres saat tutup slow cooker pecah.

WM: Merasa tertekan saat bos uring-uringan seharian.

SAHM: Merasa tertekan saat anak cranky seharian.

WM: Kecewa saat ide ditolak mentah-mentah pas meeting.

SAHM: Kecewa saat anak menolak makanan yang sudah dimasakin.

WM: Panik jika komputer ngadat saat ada deadline pekerjaan.

SAHM: Panik jika mati lampu saat nasi di rice cooker belum matang.

WM: Curi-curi browsing dan main game di sela jam kantor.

SAHM: Curi-curi intip timeline Twitter waktu menemani anak main.

WM: Berharap bos pergi biar kerjanya bisa santai.

SAHM: Berharap anak cepat tidur biar bisa leyeh-leyeh selonjorin badan.

WM: Badan pegal menempuh perjalanan pergi-pulang ngantor.

SAHM: Badan pegal karena dijadikan kuda-kudaan oleh anak.

WM: Senang saat hasil kerja dipuji dan mendapat promosi.

SAHM: Senang saat menyaksikan langsung setiap milestone anak.

WM: Kucel jika kehujanan pas berangkat ngantor.

SAHM: Kucel jika belum mandi pas suami pulang.

WM: Kerjaan jadi numpuk saat mesti meng-cover rekan sedivisi yang sakit.

SAHM: Kerjaan jadi numpuk saat ditinggal suami dinas ke luar kota.

WM: Mau nangis jika turun hujan lebat di jam pulang kantor.

SAHM: Mau nangis jika lupa angkat jemuran pas hujan lebat.

WM: Libur = tidak ke kantor.

SAHM: Libur = anak-anak dititip ke kakek/nenek :D

See... tantangan yang dihadapi WM dan SAHM sebenarnya tidak berbeda, kan? Jadi yang WM tidak usah snob karena merasa 'lebih' dari SAHM, yang SAHM juga tidak perlu merasa paling mulia karena telah mendedikasikan hidupnya buat keluarga *uhuk* #nomention

Monggo, lho, jika mau nambahin daftar di atas ;)

 

 

*gambar dari sini (http://www.dreamstime.com/stock-photo-sahm-stay-home-mom-working-mum-illustration-image20989790)

 

 

 

 

 

 

Share Article

author

ameeel

http://ameeeeel.wordpress.com


COMMENTS


SISTER SITES SPOTLIGHT

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan

synergy-error

Terjadi Kesalahan

Halaman tidak dapat ditampilkan