Sesekali mengajak anak ke mal sah-sah saja, namun Mommies harus mengetahui hal apa saja yang harus diwaspadai ketika berada di mal. Kita sudah sering mendengar tentang kecelakaan yang terjadi di mal.
Di Indonesia belum ada data resmi yang menyebutkan jumlah kejadian, sedangkan di Asia Tenggara terjadi lebih dari 1000 kecelakaan di eskalator selama kurun waktu 2007-2008. Selain eskalator, kecelakaan juga sering terjadi di lift dan di lokasi-lokasi lain yang dianggap aman. Dan yang paling sering menjadi korban tentu saja adalah anak-anak, hal ini sehubungan dengan kemampuan fisik dan orientasi lingkungan yang belum matang. Karena itu, anak-anak memang membutuhkan pendampingan dan perhatian ekstra.
Tanggung jawab siapakah ini? Pertama, pihak mal diharapkan memenuhi standar kemanan di mal dan aktif mensosialisasikan panduan praktis keselamatan pengunjung. Dan kedua, orangtua tentu saja memegang kunci utama dalam menjaga keselamatan anak-anaknya. Berikut ini hal-hal yang harus diwaspadai selama di mal:
Eskalator
Ketika akan menggunakan eskalator, sebaiknya gendong batita Mommies. Jika anak sudah lebih besar, Mommies dapat menuntunnya. Peringatkan anak agar mengangkat tangan dari pegangan (handrail ) menjelang ujung eskalator. Periksa apakah ada tali sepatu yang lepas atau pakaian longgar yang mungkin dapat tersangkut eskalator. Sepatu karet juga diduga mempunyai andil sebagai penyebab kecelakaan karena dapat terhisap eskalator. Kecelakaan sering terjadi ketika anak terlambat turun atau kakinya tergelincir dan terjepit pada ke celah tersebut. Pernah dilaporkan ada anak yang jatuh dari ketinggian karena naik-turun eskalator tanpa sepengetahuan orangtuanya.
Lift
Proses keluar masuk lift sebaiknya dilakukan secepat mungkin. Waspadai pintu lift yang membuka dan menutup secara otomatis. Postur anak yang masih kecil tidak selalu terbaca oleh sensor pintu otomatis. Biarkan anak keluar dan masuk lebih dulu. Kalau pintu mulai menutup saat Mommies sedang di antaranya, setidaknya Mommies cukup kuat menahannya atau cukup sigap melewatinya. Pastikan lift berhenti sempurna dan tidak ada celah antara lantai lift dengan lantai mal agar tidak ada kaki yang tergelincir atau tersangkut. Jangan pernah membiarkan anak bersandar di dinding lift, apalagi yang terbuat dari kaca. Jika Mommies membawa barang belanjaan cukup banyak, sebaiknya anda menggunakan eskalator atau tangga.
Troli
Memasuki swalayan, anak tentu senang menggunakan troli. Dia suka duduk di dalamnya atau pun mendorongnya. Beberapa mal menyediakan troli dengan bentuk mobil-mobilan di bagian depannya. Pilihlah troli yang rodanya masih bagus sehingga mudah diarahkan. Beritahu anak agar duduk tenang selama di dalam troli karena keseimbangan troli kurang stabil. Jangan biarkan anak mendorong troli tanpa panduan karena dikuatirkan troli akan menabrak orang atau tumpukan barang.
Tangga beroda
Seringkali terlihat petugas swalayan menata tumpukan kardus di rak-rak bagian atas dengan tangga khusus yang dilengkapi roda. Tangga pasti menjadi obyek menarik buat si kecil yang sedang aktif. Meski begitu, jangan biarkan dia mendekat. Anda pasti tak ingin kan anak mendorong tangga itu dan kardusnya berjatuhan.
Kabel bersliweran
Jika diperhatikan, beberapa kabel listrik terdapat di lantai mal, terutama di pusat elektronik. Ketika berjalan, pandangan Mommies sebaiknya jangan hanya ke barang-barang di atas rak, tetapi juga sesekali melihat lantai. Beritahu anak untuk melompat jika ada kabel di depannya. Walaupun relatif aman, tapi tak ada salahnya anda berjaga-jaga kemungkinan ada kabel yang terkelupas atau anak tersandung karenanya.
Tumpukan barang yang tinggi
Anak suka bereksplorasi mengambil dan memindahkan botol-botol sampo atau kardus-kardus susu? Anak belum memahami jika dia mengambil satu barang ditumpukan terbawah, maka tumpukan di atasnya akan jatuh. Peringatkan si kecil ketika akan mengambil kardus dari tumpukannya yang tinggi. Selain membahayakan si kecil karena dapat tertimpa kardus yang berjatuhan, pramuniaga terpaksa harus merapikannya kembali.
Pisau, tabung gas dan barang pecah belah
Mungkin Mommies suka berlama-lama di blok peralatan dapur. Ketika memilih-milih panci dan wajan antilengket, ajaklah si kecil di dekat anda. Ingatlah, di blok itu juga terdapat rak-rak tempat pisau dan barang pecah belah. Jangan biarkan si kecil menjangkaunya.
Pengharum ruangan dan pembasmi serangga
Sebaiknya Anda tidak mencium dan mencoba parfum, pengharum maupun obat nyamuk semprot jika sedang dekat si kecil karena dia akan menirukannya. Biarpun harum, benda-benda aerosol ini tidak baik untuk pernapasan, terutama jika anak punya alergi zat tertentu. Pilihlah produk yang sudah biasa anda beli sebelumnya. Selain itu, tabung-tabung aerosol tidak diperbolehkan jatuh dengan keras karena dikuatirkan bocor atau meledak.
Rak Pajangan / Gantungan yang runcing & menonjol
Tempat pajangan kacamata, aksesori maupun perlengkapan pertukangan biasanya berupa gantungan dengan tangkai runcing, menonjol dan panjang, beberapa di antaranya bisa diputar. Anak pasti senang melihat-lihat benda-benda kecil ini dan memutar-mutar gantungannya. Jaga agar anak tidak terjatuh ke depan sementara di depannya ada gantungan yang menonjol setinggi wajahnya. Sempatkan waktu untuk menemani anak ketika ingin melihat pernak-pernik di sana.
Lantai licin
Jika cuaca hujan, petugas kebersihan akan lebih sering mengepel lantai yang kotor akibat jejak sepatu. Petugas akan meletakkan papan segitiga bertuliskan peringatan ”wet floor” atau ”lantai licin” ditempat yang baru dipelnya. Ajak anak menjauhi lokasi tersebut, selain resiko terpeleset, menginjak lantai yang masih basah adalah ”tabu” karena lantai akan lebih kotor lagi.
Kipas angin dan AC besar
Tak jauh dari lokasi lantai yang sedang dipel biasanya dipasang kipas angin untuk mengeringkan lantai. Dan di sudut-sudut ruangan sering diletakkan standing AC yang besar. Ketika Mommies terlalu asyik memilih-milih barang , mungkin saja anak sedang penasaran dengan baling-baling kipas angin atau celah-celah AC yang berangin. Sisakan perhatian untuk anak, jangan sampai tangannya masuk ke dalam celah kedua benda itu.
Dinding kaca
Usai berbelanja, keluarga bisa menikmati makanan di area foodcourt. Beberapa restoran ada yang menampilkan pemandangan di luar dengan dilengkapi dinding kaca. Jika anak memilih duduk di dekat dinding kaca, beri pengertian padanya agar tidak bersandar pada kaca. Kaca dapat pecah akibat beban berat badan montok anak anda. Lebih berisiko jika tempat tersebut berada pada ketinggian.
Agar jalan-jalan tak merepotkan:
Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Parenting, edisi Mei 2009