Sorry, we couldn't find any article matching ''
Money Talks: How Many Account Can I Handle?
Kita mungkin pernah bertanya pada diri sendiri, sebenarnya berapa banyak, sih, rekening tabungan yang dimiliki? Untuk yang berkeluarga, pertanyaannya bisa jadi: apakah perlu membuka joint account atau single account juga cukup?
Jawabannya dari pertanyaan di atas adalah: tidak ada jawaban yang benar atau salah. Contoh saja, untuk yang tidak berkeluarga, dua rekening mungkin cukup. Tapi untuk yang sudah berkeluarga, tiga rekening mungkin tidak cukup.
Namun demikian, kita perlu memahami kebutuhan keluarga kita masing-masing supaya rekening kita tersebut menjadi optimal penggunaannya. Adapun pembagiannya bisa seperti ini:
*gambar dari sini
Rekening ini kita gunakan benar-benar untuk membayar tagihan biasanya datang secara reguler setiap bulannya. Termasuk di dalamnya adalah tagihan air, listrik, atau kartu kredit. Mungkin untuk beberapa Mommies di sini sudah medaftarkan tagihan utilities-nya dalam satu kartu kredit, maka akan lebih mudah. Tidak kalah penting adalah tagihan cicilan seperti KPR dan KPM. Jika perlu, pisahkan cicilan KPR atau KPM ini pada rekening yang terpisah dari rekening tagihan lain.
Rekening investasi dan rekening tagihan atau pengeluaran JELAS harus terpisah. Investasi bertujuan untuk menumbuhkan aset kita. Yang paling ‘berbahaya’ adalah ketika kedua – atau ketiganya – disatukan, merasa ada ‘opportunity’ untuk menggunakan uang investasi untuk pengeluaran tersebut. Padahal sebelum jumlah dana investasi ini kita sepakati, dana untuk pengeluaran-pengeluaran lain sudah dialokasikan sesuai dengan kebutuhan.
Untuk pengeluaran pribadi, siapkan rekening sendiri, sehingga kita tahu seberapa besar KEMAMPUAN kita untuk belanja untuk kepuasan dan kesenangan kita.
Ini memang bukan dalam bentuk rekening, tapi kita harus memiliki uang kas yang kita pegang. Berapa besarnya? Misalnya saja tiap pagi si Mbak biasa belanja sayur atau lauk Rp 50 ribu per harinya, maka petty cash kita setidaknya kita siapkan sekitar Rp 150 – 200 ribu rupiah. Tujuannya supaya lebih memudahkan kita sehingga tidak perlu tiap hari menarik uang dari rekening.
Untuk yang sudah berpasangan, maka langkah yang berikutnya adalah menentukan siapa yang memegang kendali. Apakah Mommies, pasangan, atau keduanya? Ini sebenarnya yang lebih seru. Berdasarkan pengalaman pribadi, nih, dalam keluarga saya, suami tugasnya memegang rekening tagihan sedangkan saya memegang rekening investasi dan petty cash. Alasannya juga sangat sederhana, saya memegang rekening investasi karena saya lebih suka melihat dana masuk, sedangkan petty cash karena yang mengatur aktivitas hari-hari rumah tangga adalah saya. Untuk rekening pribadi, kami memiliki rekening masing-masing, sehingga, baik saya maupun suami memiliki tanggung jawab yang sama terhadap rekening yang sifatnya KEINGINAN. Kalau ditotal, rekening yang kami miliki ada 4 (empat) buah, dan itu sesuai untuk kebutuhan kami saat ini.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan lagi, semakin banyak rekening yang kita miliki, maka pengelolaan juga harus lebih berhati-hati, karena bisa saja ada rekening yang tidak terkontrol. Selain itu, pertimbangkan setiap jenis rekening memiliki jumlah minimal saldo yang harus tersedia dan memiliki biaya bulanan yang harus kita bayar (dan tentunya mengurangi jumlah saldo tersebut). Oleh karena itu penting untuk menyesuaikan jumlah rekening dengan KEBUTUHAN kita, sehingga semua cost yang kita keluarkan setara atau malah lebih kecil dari benefit-nya.
Last but not least, semoga pemisahan rekening ini dapat membantu Mommies dalam mengelola dan menjalankan rencana keuangan pribadi dan keluarga. Selamat mencoba! :)
*Penulis, Reliza Arfiani (Icha- @relizakodri) adalah Planer di QM Financial. Icha menyelesaikan S1 di Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Indonesia. Kemudian meneruskan S2 di International University of Japan di Niigata, Jepang.
Share Article
COMMENTS