Dunia anak-anak memang penuh dengan bermain. Tapi kalau harus memilih, saya lebih suka main di luar ruangan. Selain lebih dinamis, manfaat bermain di luar juga banyak sekali lho!
Nah, mengingat masa kecil, dulu, sih, Jakarta (tempat tinggal saya sejak lahir) belum sepadat sekarang. Rumah saya terletak di sebuah kampung pinggiran Jakarta, masih banyak pohon, jalanannya saja belum diaspal. Oh satu lagi, di awal kepindahan kami ke lokasi ini, belum ada listrik, lho! Tapi tentu saja nggak jadi masalah, karena saya bisa menikmati aneka permainan tradisional seperti bentengan, tapak gunung atau depruk bulan, galah asin, layangan dan lain-lain dengan tetangga.
Padahal ya, banyak sekali pelajaran yang kita dapat dari berbagai permainan tradisional, lho! Yuk, coba di- list satu per satu …
*gambar dari sini
Sosialisasi dan mengembangkan hubungan antar manusia
Coba, deh, diingat, permainan tradisional kebanyakan harus dimainkan oleh minimal 2 orang. Congklak, misalnya. Bahkan ada permainan yang makin banyak orang makin seru, contohnya galah asin. bentengan atau petak umpet. Dalam permainan bentengan, para pemain dibagi ke dalam 2 tim. Nah, di sini kita harus bisa mengomunikasikan strategi dengan rekan satu tim, kan?
Melatih kreativitas
Permainan petak umpet, bentengan atau galah asin, misalnya, nggak membutuhkan peralatan. Dalam petak umpet yang dibutuhkan hanyalah ruang yang cukup dan kreativitas anak untuk menyembunyikan diri. Sementara galah asin, dulu biasanya saya melakukannya di lapangan bulu tangkis karena kami hanya tinggal mengikuti garis yang sudah ada. Ngomong-ngomong galah asin, saya dulu jagonya, lho! *pamer*
Mengembangkan logika
Banyak sekali permainan zaman dulu yang mengharuskan para pemainnya mengatur strategi. Misalnya congklak, di sini para pemainnya harus pandai mengatur langkah, agar tak hanya sekedar mengisi lubang yang kosong di papan congklak. Sementara permainan seperti kelereng/ gundu melatih anak untuk menggunakan teknik tertentu agar memenangkan permainan.
Melatih motorik
Karena kebanyakan permainan tradisional dilakukan di luar ruangan, maka motorik anak sangat terlatih saat memainkannya. Dari berbagai permainan yang saya sebutkan di atas, rata-rata membutuhkan gerakan minimal berlari. Coba saja, galah asin, bentengan, petak umpet, atau ada yang suka main lompat tali? Kalau zaman SD saya menyebutkan dengan ‘main karet’, jadi sekitar 1 kg karet gelang dirangkai menjadi tali kemudian digunakan untuk melompat. Seru banget! Makin tinggi kita bisa melampaui karet tersebut, makin hebat.
Nah, banyak banget kan mainan tradisional yang bermanfaat langsung untuk anak. Coba bayangkan kalau Mommies mengenalkan atau memainkan permainan-permainan di atas dengan si kecil? Pasti mereka suka!
Siap mencoba bermain di luar?