Sekarang ini, anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di depan televisi atau bermain gadget daripada beraktivitas atau bermain di luar ruang (outdoor activities). Tentu saja tren ini bisa memicu hal yang buruk bagi mereka seperti obesitas dan masalah kesehatan lainnya. Tumbuh kembang anak berkaitan erat dengan aktivitas luar ruang. Tentu jika aktivitas tersebut dilakukan dengan maksimal, pertumbuhan anak juga akan lebih baik lagi. Masih nggak percaya, nih? Kami mewawancara Anna Surti Ariani, psikolog anak dan keluarga, mengenai manfaat beraktivitas luar ruang bagi anak-anak. Yuk, disimak ....
Manfaat bermain di luar ruang untuk anak secara psikis apa, sih, Mbak?
Luar biasa banyak! Kita coba analisa pakai domain perkembangan psikologi, ya (fisik+kognitif+bahasa+emosi+sosial), ini sebagian di antaranya:
Manfaat fisik: dengan bergerak bertujuan (bukan sekedar bergerak), anak akan belajar koordinasi motorik kasar, yang merupakan dasar dari segala keseimbangan tubuh dan pikiran kelak. Anak juga belajar kelincahan, yang nantinya digeneralisasi untuk kelincahan berpikir. Banyak bergerak juga membuat anak lebih sehat, jadi modal dasar buat segala pertumbuhan perkembangan yang lain.
Manfaat kognitif: dengan bermain di luar ruang, anak akan lebih luas wawasannya, mulai dari wawasan lingkungan, sampai wawasan segala strategi permainan yang dimainkan. Luasnya wawasan bisa meningkatkan keluasan minat, juga bisa meningkatkan kreativitas untuk memecahkan berbagai masalah. Koordinasi motorik kasar yang baik meningkatkan kemampuan anak dalam berkonsentrasi, dan ini berkaitan dengan kemampuan mengingat anak.
Manfaat bahasa: anak mendapatkan berbagai kosa kata tentang kehidupan di luar ruang. Ketika berinteraksi dengan teman-teman, ia juga belajar tentang cara berkomunikasi dengan teman-teman bermain.
Manfaat emosi: anak belajar mengalami ragam emosi (senang, girang, sedih, marah, malu, merasa bersalah, dll) dalam konteks bermain, dan belajar mengatasinya. Bermain di luar ruang dan banyak bergerak juga melepaskan tekanan emosi anak sehingga emosi negatif (marah, sedih, kesal, dll) cenderung berkurang, stres pun ikut berkurang.
Manfaat sosial: terutama didapat ketika anak bermain dengan anak lain. Mereka belajar bekerja sama dalam 1 tim, belajar saling memengaruhi, saling menjatuhkan, saling menolong, dan berbagai ketrampilan sosial lainnya. Teman-teman yang didapat juga bisa jadi teman masa kecil yang dikenang, atau jadi teman seumur hidup untuk kelak bermanfaat di masa dewasa.
Nah, kalau anak sering terkungkung di dalam ruang, misalnya bermain gadget/video games bisa berakibat apa?
Segala manfaat di atas kurang didapat. Sebaliknya, anak mungkin mengalami obesitas karena kurang bergerak, kreativitas kurang, cenderung lebih agresif jika isi mainan bersifat agresif, emosi negatif cenderung terpendam atau disalurkan secara kurang tepat, pergaulan juga kurang berkembang – hanya terbatas pada orang2 tertentu aja, kurang bisa mengembangkan berbagai ketrampilan sosial.
Betul nggak, sih, bermain di luar ruang bisa melepas stres anak?
Yup, betul banget. Seperti yang sudah saya jelaskan di atas, banyak gerak alias beraktivitas luar ruang membantu sekali melepaskan emosi anak.
Ada patokan nggak kira-kira berapa durasi dan frekuensi ideal untuk anak bermain di luar ruang?
Ada ahli yang bilang bahwa minimal seharinya 30 menit, lebih baik pagi hari supaya anak mendapat manfaat maksimal dari sinar matahari. Tapi kalau pagi sekolah, akan baik kalau main di sekolah. Atau bisa juga mainnya di luar rumah, sore harinya.
Kalau lingkungan luar rumah tidak memungkinkan, misalnya karena di pinggir jalan raya, maksimalkan kerja sama dengan guru supaya anak banyak main di sekolah, atau ketika di akhir minggu bisa diajak main di taman kota.
Nah, bagaimana, Mommies? Sudah semakin jelas dong manfaat aktivitas luar ruang untuk anak? Rutin mengajak mereka bermain di luar ruang juga bisa mendekatkan hubungan anggota keluarga ... penting banget, kan?