Sorry, we couldn't find any article matching ''
Saat Rumah Kami Jadi 'Fun House'
Sedari kecil, cita-cita saya (selain menjadi astronot :D) adalah menjadi guru. Setelah menjadi mak-mak seperti sekarang pun, keinginan saya untuk mengajar masih tetap ada. Sempat terpikir untuk menjadi relawan pengajar bagi organisasi nonprofit seperti Sahabat Anak atau Rumah Singgah yang ada di Jakarta. Tapi pekerjaan sebagai SAHM dengan 2 anak di ibukota ini bukanlah sesuatu yang mudah. Hanya untuk mengantar dan menjemput anak sekolah saja bisa menghabiskan separuh siang saya di jalan. Bagaimana saya bisa mendedikasikan waktu untuk yang lain, pikir saya.
Sampai suatu ketika, saat kami mulai kembali ke Jakarta setelah hampir setahun berada di Maldives. Rumah kami dipadati anak-anak tetangga tiap sorenya, yang hampir semuanya tak saya kenali, datang untuk bermain bersama Mikail. Suatu sore, saya hanya iseng bertanya pada anak-anak itu, apakah mereka ingin saya ajarkan bahasa Inggris, gratis. Ternyata, semuanya menyambut ide saya dan berteriak setuju dengan semangat 45! Dan keesokan harinya kelas pun saya mulai dengan sederhana. Kelas kecil ini pun kami namakan dengan 'Fun House' karena dilakukan di rumah dan we just wanna have fun.
Berbekal 4 meja panjang, beberapa kotak crayon dan buku mewarnai yang saya fotokopi, saya pun siap memulai kelas bahasa Inggris sore itu dengan mengajarkan A-B-C. Anak-anak dengan antusias mendengarkan apa yang saya katakan. Ternyata hampir semua anak-anak yang berumur 5-11 tahun ini belum tahu cara membaca A-B-C dalam bahasa Inggris. Anak-anak bertambah semangat ketika saya memainkan lagu-lagu dari YouTube, membagikan kertas untuk mereka warnai, dan memainkan games seru bersama-sama.
Triknya adalah membuat sesuatu yang beda setiap harinya, untuk menghilangkan kejenuhan. Karena kelas diadakan di sore hari pukul 16.00-18.00, di waktu bermain anak, sehingga kelas harus dibuat semenarik mungkin hingga mereka rela meninggalkan waktu bermain mereka untuk bermain dan belajar bersama. Sehingga jadwal kelas kami dibuat seperti ini:
Senin: Learn new words. Belajar mengenal kosakata baru berdasarkan tema
Selasa: Art Class. Berkarya sambil mengenal kosakata baru
Rabu: Show and Tell. Belajar hal yang baru mengenai negara lain dan budayanya, profesi, dan tokoh teladan
Kamis: Cooking Class. Memasak sambil belajar kosakata dan kata kerja baru
Di akhir minggu, kelas kecil kami yang dimulai dengan 5 anak sudah berkembang menjadi 14 anak! Ruang tengah rumah kami yang sempit pun berjejalan dengan anak-anak dengan suara riuh rendah.
Mikail dan Naznin sangat menyukai keramaian baru di rumah setiap sorenya. Mereka menjadi lebih dekat dengan tetangga, belajar lebih banyak tentang hal baru, dan menjadi lebih berempati dengan sesama teman dengan beragam latar belakang. Dan saya, dengan perasaan senang yang meluap-luap, mendapat dukungan penuh dari suami dan ibu saya (si empunya rumah) untuk meneruskan kegiatan mengajar setiap harinya.
Btw, kelas kami menerima relawan setiap hari Rabunya untuk sharing tentang travel story, profesi menarik, atau cerita apa saja yang menarik. Jika tertarik, bisa hubungi saya ke andriana0206@gmail.com *wink*
Share Article
COMMENTS