Sorry, we couldn't find any article matching ''
Sekolah Tetum Bunaya, Sederhana dan Bersahaja
Sudah mau masuk tahun ajaran baru, tentunya Mommies yang anaknya mau masuk Playgroup, TK maupun SD sudah mendaftar ke sekolah pilihan masing-masing, ya. Begitupun dengan saya. Tadinya memang rencananya Aluf mau tetap bersekolah di Bumi Bambini untuk TK-nya, tapi sayang sekali saya harus pindah rumah yang lokasinya amat jauh dari Bintaro, sehingga tetap bersekolah di Bambini sudah bukan pilihan yang masuk akal lagi.
Untungnya, kakak saya baru saja mendaftarkan anaknya, Yoko, yang baru mau masuk SD, ke Sekolah Tetum Bunaya. Mendengar cerita kakak saya tentang sekolah ini, saya pun segera mencari lebih banyak info di situsnya dan juga melakukan survei ke sana, sebelum mencari sekolah lain. Ternyata, pilihan pertama saya ini membuat saya sangat sreg sampai-sampai saya tidak survei ke sekolah lain sama sekali!
Tentunya Mommies tahu dong, ya, bahwa saat mencari sekolah, selain lokasi, biaya dan kurikulum, pertimbangan yang juga tidak kalah pentingnya adalah keselarasan pola pengasuhan anak antara sekolah dengan di rumah. Ini buat saya justru bobotnya jauh lebih besar dibandingkan fasilitas yang dimiliki oleh sebuah sekolah. Dan hal ini lah yang membuat saya memutuskan untuk mempercayakan anak saya untuk bersekolah di Tetum Bunaya.
Sederhana dan bersahaja, itu kesan yang saya tangkap setelah berkunjung ke Sekolah Tetum Bunaya dan berbicara cukup lama dengan para pengelola sekolah. Berlokasi di sebuah jalan yang jauh dari ramainya jalan raya, di daerah Jagakarsa, Jakarta Selatan, sekolah dengan gedung sederhana ini kelihatan sangat teduh, bahkan hampir "tersembunyi" di balik pohon bambu dan tanaman hijau lainnya. Gedungnya yang menyerupai rumah dikelilingi oleh halaman yang cukup luas, terutama halaman belakang dengan lapangan olahraga, kebun serta sebuah amphitheatre. Tetum Bunaya menyediakan kelas untuk anak-anak mulai usia 15 bulan (Kelas Air), 2 tahun (Kelas Darat), 3 tahun (Kelas Laut), 4 tahun (Kelas Langit), 5 tahun (Kelas Antariksa), dan Sekolah Dasar. Di samping itu, mereka juga membuka Kelas Sensori, dengan pelayanan Terapi Sensori Integrasi dan Terapi Menulis. Kelas Sensori tidak hanya ditujukan bagi Anak Berkebutuhan Khusus, tetapi juga anak yang memerlukan stimulasi dalam kestabilan sensori.
Sekolah ini mengacu kepada kurikulum nasional, namun proses pembelajarannya dikemas dengan cara yang aktif, kreatif, menyenangkan dengan mempertimbangkan perbedaan individual tiap anak. Tetum Bunaya percaya sekali bahwa setiap anak adalah spesial, sehingga mereka berusaha untuk memastikan bahwa setiap anak tersebut, bagaimanapun kondisinya, akan mampu berkembang dengan baik. Tetum Bunaya memusatkan fokus mereka ke anak-anak, bukan kurikulum, mereka menyiapkan anak sebagai insan yang utuh (the whole being), sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang telah memiki blueprint dalam perkembangannya. Jika Mommies bertanya-tanya apakah ini artinya mereka menerima murid dengan kebutuhan khusus, ya, benar. Sekolah Tetum Bunaya memang merupakan sekolah inklusi.
Tetum Bunaya menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan banyak memberikan pelajaran tentang budaya Indonesia--seperti misalnya dengan kunjungan ke berbagai cagar budaya dan belajar membuat makanan Indonesia. Mereka percaya bahwa anak-anak harus memiliki akar budaya yang kuat dulu supaya nantinya merasa percaya diri ketika berada di lingkungan internasional. Dan ini saya setuju sekali :)
O, ya, sebelum resmi diterima di Sekolah Tetum Bunaya, setiap anak diharuskan untuk melalui assessment test terlebih dahulu. Assessment Test dilakukan oleh seorang psikolog, yang kemudian hasilnya akan dibahas bersama pihak sekolah dan orang tua murid yang dilanjutkan dengan penentuan kelas. Jadi penentuan kelas tidak berdasarkan umur, tapi hasil assessment test. Kok ribet, ya? Memang agak panjang, sih, prosesnya dibanding sekolah Aluf yang terdahulu, tapi sebenarnya assessment test ini cukup banyak manfaatnya. Sekolah jadi mampu mengidentifikasi anak secara detail, termasuk berbagai masalah perkembangan yang mungkin nantinya dapat menganggu prestasi akademik anak tersebut, seperti kemampuan motorik dan perencanaan motorik.
Aluf juga sudah mengikuti assessment test dan saya cukup kagum dengan pembahasan hasil observasi yang sangat mendalam dan detail. Saya jadi tahu banyak hal tentang perkembangan sensori Aluf yang tidak saya sadari selama ini. Dan hasilnya? Aluf resmi diterima di kelas Langit dan akan bersekolah di sana mulai Juli nanti :)
Masih banyak hal lain yang membuat saya mantap menyekolahkan Aluf di sini, tapi tentu saja yang terpenting adalah melihat bagaimana antusiasnya anak perempuan saya itu saat kami berkunjung ke sana. Bahkan pada saat assessment test pun ia (menurut laporan ibu psikolog) sangat ceria dan begitu menikmati tiap kegiatan yang ia lewati. Saat ditanya apakah mau bersekolah di Tetum Bunaya, Aluf melonjak-lonjak sambil berkata, "Mau! Mau!" Ini cukup membuat saya tenang karena saya cukup khawatir ia akan merasa sedih keluar dari sekolah Bumi Bambini yang sangat ia sukai.
Anyway, pada saat saya sedang browsing soal Sekolah Tetum Bunaya, saya menemukan blog Kak Endah, pendiri dan kepala sekolah Tetum Bunaya. Membaca tulisan-tulisan beliau membuat hati saya terasa adem. Beliau kelihatan sangat passionate terhadap pekerjaannya dan dunia pendidikan anak-anak. Lewat tulisannya saya jadi tahu betapa seriusnya Tetum Bunaya mengemban rasa percaya para orangtua murid. Saya juga sangat suka atas pemikiran-pemikiran beliau yang cerdas, terbuka, analitis sekaligus rendah hati. Semua kualitas yang tentunya kita harapkan ada di seorang pemimpin sekolah, kan? :)
Share Article
COMMENTS