Sorry, we couldn't find any article matching ''
The Smile Center, Klinik yang Benar-benar Bikin Tersenyum
Waktu kecil, saya sering banget sakit gigi. Maklum orangtua saya bukanlah tipe yang perhatian pada kesehatan gigi anak-anaknya. Alhasil, gigi bolong dan nyut-nyutan jadi makanan saya sejak kecil.
Tak heran setelah besar, saya amat aware dengan kesehatan gigi geligi saya sendiri. Berbeda dengan orang yang biasanya benci ke dokter gigi, saya menikmati sekali, lho, kunjungan ke dokter gigi. Makanya saat punya anak, saya ingin sekali menularkan kegemaran “aneh” ini ke Nadira.
Tapi saya paham, menemukan dokter gigi yang telaten dan mampu berkomunikasi dengan anak-anak tidaklah mudah. Jadilah saya santai dan tidak terlalu ambisius mengajak Nadira ke dokter gigi.
Nah, saat saya melihat celah antara dua gigi depannya mulai ada karies kecil, saya pun khawatir. Dari seorang teman, saya tau soal klinik The Smile Center tempat gigi anaknya diperiksa. Kebetulan lokasinya juga dekat dengan rumah dan kantor saya serta mudah dijangkau.
Saya pun langsung menelpon The Smile Center, minta janji dengan drg. Alya, sesuai rekomendasi teman saya. Namun beberapa hari sebelum hari H, resepsionis The Smile Center memberitahu bahwa drg. Alya berhalangan karena harus ikut seminar. Jika mau, saya harus menunggu hingga bulan depan. Wah, saya langsung minta dokter gigi lain, yang penting sabar dan telaten menangani anak. Saya pun dirujuk kepada drg. Erika.
Saat hari pemeriksaan tiba, saya datang dan terpesona dengan kliniknya. Lobinya sangat menarik perhatian anak-anak dengan pojok tersendiri untuk anak. Pojok ini ditempeli wall sticker menarik, serta menyediakan kursi kecil dan boneka di sana-sini. Tidak ada kesan menakutkan dan angker seperti yang biasa ditemui di klinik gigi zaman dulu. Para pasien dan pengantarnya disilakan membuat kopi/teh sendiri, serta mengambil camilan. Para resepsionis juga ramah menyambut para pasien anak-anak seperti Nadira.
Kala Nadira diperiksa, drg. Erika menangani Nadira dengan telaten. Nadira ditawarkan VCD film anak-anak yang bisa disetel di TV layar datar yang ada di ruang periksa. Karena baru pertama kali ke dokter gigi, Nadira dipinjamkan boneka zebra empuk yang dilengkapi gigi. Boneka inilah yang jadi alat bagi drg. Erika untuk mengambil hati Nadira. Benar saja. Drg. Erika mengajak Nadira menghitung gigi zebra. Setelah itu ia minta Nadira membuka mulut lebar-lebar untuk dihitung giginya seperti zebra. Meski masih harus saya pangku di kursi periksa, Nadira mau menuruti perintah dokter. I must admit, I’m impressed. Secara ya, Nadira itu kan pemalu dan separation anxiety banget.
Anyway, dari pertemuan pertama itu, diketahui celah di antara gigi depan atas dan bawah Nadira memang sudah menderita karies meski baru kecil sekali. Lalu drg. Erika memberikan Tooth Mousse yang berfungsi memperlambat karies pada gigi anak. Dua minggu kemudian, kami kembali lagi. Setelah diperiksa, drg. Erika memutuskan untuk menambal karies di celah antara gigi depan bagian atas Nadira. Jika tidak ditambal, dikhawatirkan karies akan melebar dan berbahaya bagi kesehatan gigi lainnya.
Saya sempat khawatir saat mendengar gigi Nadira harus ditambal. Maklum, saya masih ingat pengalaman tambal gigi saat masa kecil yang kurang menyenangkan. Harus dibor dan diobrak-abrik. Hiiii ....
Eh ternyata, prosesi tambal gigi Nadira tidak seseram yang saya bayangkan. Apalagi drg. Erika telateeeeenn banget menangani anak-anak seperti Nadira. Selain itu, ia juga bekerja secepat dan seefisien mungkin agar anak-anak tidak cepat merasa bosan kala diminta membuka mulut selebar-lebarnya. Nadira pun anteng ditambal, tanpa acara nangis atau ngambek. Saya pun terpesona, baik oleh Nadira yang mau ditambal maupun oleh drg. Erika yang supersabar.
Untuk biaya, terus terang, pertama datang ke The Smile Center, saya deg-degan, lho. Melihat dari lobi dan ruang duduk yang nyaman, pelayanan yang ramah (resepsionisnya rajin mengingatkan kita via SMS/email tentang janji dengan dokter gigi), fasilitas minum dan camilan hingga toilet yang bersih, saya mengira bahwa biayanya akan mahal. Ternyata, di luar dugaan, biayanya terjangkau, lho. Waktu periksa gigi Nadira pertama kali, saya hanya diminta membayar total Rp 110 ribu, yang terdiri atas Rp 30 ribu untuk biaya administrasi pasien baru dan Rp 80 ribu untuk biaya periksa dokter. Lumayan, kan?
Bahkan sekarang saya juga ikut pindah periksa gigi ke sini. Dan dokter gigi yang memeriksa saya, ya, drg. Erika, hehehe.. Kemarin saya sempat di-scaling (bersihkan karang gigi) dan ditambal karena ternyata gigi geraham atas saya bolong. Karena amat ngilu, drg. Erika menyarankan saya disuntik anestesi. Saat saya bilang saya takut jarum suntik, drg. Erika menyuntik anestesi dengan jarum suntik yang super kecil, khusus untuk anak-anak. Sumpah, deh, gak terasa disuntik sama sekali!
Overall, saya puas sekali dengan The Smile Center. Pelayanan oke, dokter jempolan dan biayanya pun terjangkau. Pantas saja bikin janji di sini agak-agak repot karena daftar tunggunya lama, hehehe.
O, ya, The Smile Center ini buka setiap hari termasuk Sabtu dan Minggu, mulai pukul 09.00 WIB. Mereka hanya tutup pada hari Selasa saja. Gimana, tertarik?
The Smile Centre
Rukan Royal Palace Blok B no.37
Jl. Prof. Dr. Soepomo, 178A
12810 – Jakarta Selatan
Telp: 021 8314973, 021 8314975
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS