Sorry, we couldn't find any article matching ''
Penginapan Keren di Pelabuhan Ratu Bagian I
Setiap mendengar kata Pelabuhan Ratu, yang langsung terlintas di pikiran saya adalah legenda Nyi Roro Kidul. Dari yang pernah saya baca di salah satu majalah mistis, katanya sang Ratu Pantai Selatan ini suka 'mengambil' pengunjung yang berpakaian hijau untuk dijadikan dayang-dayang atau prajurit di kerajaannya. Hmm, percaya tidak percaya, sih, jadinya :D
Makanya, begitu suami ngajak ke Pelabuhan Ratu yang berjarak sekitar 150 kilometer dari Jakarta, saya awalnya ogah-ogahan. Setahu saya, penginapan di sana itu cuma hotel 'X' yang salah satu kamarnya dipersembahkan khusus buat Nyi Roro Kidul. Duh, kebayang jika menginap di sana dan kamar kami letaknya bersebelahan dengan kamar persembahan, bisa-bisa saya malah tidak bisa memejamkan mata semalaman, hahaha.
Tapi, suami meyakinkan bahwa banyak penginapan keren di Pelabuhan Ratu, dan tentunya jauh dari kesan mistis. Ternyata benar. Setidaknya, ada empat penginapan yang menjadi favorit saya, meski baru dua yang pernah kami inapi, sementara dua lainnya cuma numpang mampir/lihat-lihat.
Berikut review-nya, saya urutkan dari yang terdekat hingga yang terjauh, ya:
1. Desa Resort & Spa (www.desaresort.com)
Sesuai namanya, penginapan ini bernuansa pedesaan. Saya, sih, suka dengan suasananya, ya, karena lumayan rimbun untuk ukuran penginapan di dekat pantai. Sayangnya, meski berada persis di sebelah Pantai Cimaja, penginapan ini tidak berbatasan langsung dengan pantai, melainkan harus melewati jalan setapak dulu.
Dalam kondisi normal, jalan setapak menuju pantai mungkin tidak sulit dilewati. Tapi berhubung saya ke sini awal Mei 2011, sekitar 3 minggu sebelum melahirkan Ranaka, perut superbuncit membuat keseimbangan saya agak goyah di jembatan bambu, mana tidak ada pegangannya pula. Daripada membuat gempar dengan kepleset dan nyungsep di kali, jadilah kami memutuskan balik ke penginapan buat ambil mobil. Jika naik mobil, mesti ambil rute agak memutar dari depan penginapan untuk menuju pantai.
Dari awal, suami sudah mengingatkan bahwa Pantai Cimaja adalah spot surfing. Jadi tidak mungkin kami main air dan cibang-cibung. Main pasir masih bisa, tapi mungkin kurang puas, ya, karena area pasirnya tidak luas. Bahkan, agak kotor dengan sampah bungkus sisa makanan/minuman/rokok :(
Tapi Rakata sepertinya tidak peduli, dia terlihat semangat sekali main pasir. Menyenangkan anak kecil itu memang tidak sulit, ya :)
Jadilah, sementara Rakata main pasir, saya dan suami asyik nonton para surfer beraksi. Saya tahu, meski suami membebaskan mau jadi apa anak-anaknya saat dewasa, tapi dalam hati kecil berharap salah satunya ada yang jadi professional surfer :D
Walau tidak bisa berenang di pantai, tapi di penginapan ada kolam renang, kok, lengkap dengan perosotan mungil dan bagian dangkal untuk anak. Kelebihan penginapan ini, lokasinya berada di dekat pusat keramaian, sehingga mencari makanan di luar penginapan masih mudah.
2. Karang Aji Beach Villa (www.karangajibeach-cimaja.com)
Pertama ditunjukkan foto penginapan ini oleh suami, saya langsung ngidam ingin menginap di sini. Bagaimana tidak, penginapannya berada di tebing ketinggian sekitar 200 meter dari permukaan laut. Pemandangannya langsung ke arah Samudera Hindia. Breathtaking view!
Tapiii, menurut saya, sih, tempat ini agak kurang cocok jika membawa batita, ya. Selain banyak tangga, di beberapa bagian yang cukup tinggi kadang pembatasnya hanya seadanya. Suami sempat melihat teras yang hanya 'dipagari' tali. Memang, sih, terlihat cantik karena natural, tapi pasti bikin dag-dig-dug jika membiarkan bocah merangkak/berlarian tanpa full pengawasan.
Kalau mau ke sini, saran saya datanglah saat hari masih terang. Waktu itu saya datang sekitar pukul 21.00, eh ya ampun suasana menuju penginapannya spooky mampus, hahaha. Berhubung letaknya di atas tebing, untuk ke penginapan harus melewati jalan setapak yang gelap, sempit, sepi, beralas tanah, lengkap dengan ilalang dan deretan pohon pisang. Persis setting film horor :D
Jika suami memutuskan tidak jadi menginap di sini karena alasan keamanan (takut Rakata jatuh), saya memutuskan tidak jadi karena kadung shock melihat akses menuju penginapannya :D
Lagipula, jika dilihat dari situsnya, fasilitas yang tersedia memang lebih memanjakan pengunjung dewasa, misalnya permainan karambol dan biliar, meski disediakan juga, sih, arena outbound untuk anak. Sekitar 2-3 tahun lagi jika Rakata-Ranaka sudah mengerti bahwa jatuh dari tempat tinggi itu bisa bikin tulang patah, kami pasti akan menginap di sini. Hmm, atau buat honeymoon bersama suami sepertinya oke juga ;)
Foto diambil dari sini, sini dan sini
Ya ampun, baru review dua penginapan saja sudah panjang banget. Saya lanjutkan di artikel nanti sore, ya, Mommies, sekaligus dengan rute menuju Pelabuhan Ratunya :)
Share Article
COMMENTS