TB atau tuberkulosis memang bukan common problem pada anak-anak, dan jujur aja, saya benar-benar tidak mengenal penyakit ini sebelumnya. Dan, pada sesi 2 PESAT Tangerang yang diadakan tanggal 10 Maret 2012 lalu, ternyata ... hampir semua peserta yang hadir juga masih blank, lho, soal penyakit ini.
Topik seputar TB ini dibawakan oleh dokter Arifianto, SpA, dari Yayasan Orang Tua Peduli. Mengawali penjelasannya, beliau mengajukan pertanyaan yang simpel mengenai TB kepada semua orangtua yang hadir, "Apakah Flek Paru sama dengan TB?", "Apakah anak balita bisa menularkan TB?". Ternyata semua yang hadir kebingungan dan tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Nah, berarti sebegitu minimnya pengetahuan kita tentang TB, ya. Selain itu, karena diagnosis TB yang memang sangat sulit.
Pertama yang penting diketahui, infeksi TB tidak sama dengan penyakit TB. orang yang terinfeksi TB artinya orang yang terpapar mycobacterium tuberculosis tanpa adanya gejala penyakit. Juga disebut infeksi laten TB. Sedangkan penyakit TB adalah infeksi TB yang disertai gejala penyakit, disebut juga TB aktif.
Diagnosis TB
Untuk orang dewasa, relatif mudah mendiagnosis infeksi TB, melalui pemeriksaan dahak mikroskopik. Namun karena anak-anak terutama balita (usia TB paling umum pada anak: 1-4 tahun) belum bisa mengeluarkan dahak, maka diagnosisnya menjadi sulit. Karena itu, salah satu diagnosis kuat pada anak, yaitu;
1. Jika terdapat kontak dengan kasus sumber, artinya tinggal bersama di satu rumah atau mengalami kontak yang sering.
2. Tes tuberkulin kulit, yang sering disebut tes Mantoux. Tes Mantoux akan menunjukkan hasil positif jika anak terinfeksi m. tuberculosis. Namun hasil positif ini belum mengindikasikan penyakit ya.
3. X-ray dada. (tentunya akan diinterpretasikan oleh dokter spesialis)
Dari beberapa diagnosis tersebut, maka terdapat kriteria klinis untuk mendiagnosis TB pada anak, didasarkan pada kriteria WHO. diagnosis TB ditegakkan (atau dinyatakan TB aktif/sakit TB) jika diperoleh 3 dari kriteria berikut:
* tes tuberkulin kulit/mantoux positif
* gejala kronis sesuai TB
* perubahan fisik sugestif untuk TB
* x-ray dada sugestif untuk TB
Diagnosis juga biasa ditegakkan melalui pemberian skor. Jadi tiap kriteria diatas diberi skor masing-masing, dan apabila telah memenuhi jumlah skor tertentu, maka anak baru dinyatakan menderita sakit TB.
Gejala klinis
Tidak ada gejala utama dari penyakit TB, artinya tidak ada satu gejala tertentu yang menandakan bahwa anak menderita TB. Hanya terdapat gejala umum dan gejala khusus, yang bisa dideteksi melalui pemeriksaan lanjutan.
gejala umum: BB turun/sulit naik tanpa sebab, nafsu makan kurang, demam kronik dan berulang, batuk kronik berulang, lemah, lesu, diare persisten dan keringat malam.
gejala khusus: konjungtivitis fliktenularis, kaku kuduk, skrofuloderma servikal, paraparesis, paraplegia, nyeri pangkal paha/lutut.
Pengobatan
Pengobatan TB dibagi dalam 2 fase; intensif dan lanjutan. Fase intensif ditujukan untuk membunuh sebagian besar bakteri secara cepat dan mencegah resistensi obat. Sedangkan fase lanjutan bertujuan untuk membunuh bakteri yang tidak aktif. Prinsip pengobatan pada TB, yaitu tak perlu buru-buru! tunggu dan observasi. jangan ragu untuk mencari 2nd opinion, sehingga tidak overdiagnosis. Selain itu, tuntaskan pengobatan untuk mencegah resistensi ganda/MDR TB.
Nah, jadi untuk menjawab pertanyaan dokter di atas, apakah flek paru=TB? jawabannya adalah tidak. Dan apakah anak balita bisa menularkan TB? jawabannya juga tidak. TB adalah penyakit menular, melalui dahak. karena balita belum bisa mengeluarkan dahak, maka balita tidak bisa menularkan TB.
(ilustrasi diambil dari sini)
Masih ada 2 sesi lagi di Pesat 4 Tangerang, sesi ketiga akan dilaksanakan pada tanggal 14 April. Temanya tentang Common Problem, Gawat Darurat dan Narkoba serta pola asuh anak. Info pendaftaran dan detailnya, lihat di forum kami yang ini, ya!