Sorry, we couldn't find any article matching ''
Pesat 6 Jawa Timur: Seputar Demam dan Kesehatan Gigi Anak
Masih bertempat di Sekolah Cikal, Bukit Darmo Golf Surabaya. Pesat 6 Jawa Timur sesi ketiga dengan tema Seputar Demam dan Kesehatan Gigi Anak. Berikut poin-poin penting yang kami catat:
Topik I - Demam, Demam dengan Ruam dan Kejang Demam
Demam bukanlah penyakit, demam hanya alarm karena adanya infeksi, dan demam membantu memerangi infeksi. Tidak perlu buru-buru memberikan obat penurun panas. Untuk mengukur suhu tubuh anak, jangan sekedar diraba dengan tangan. Pilih termometer yang tepat, bisa ditaruh di rektal/ketiak.
Demam umumnya tidak bahaya, biasanya hanya menyebabkan dehidrasi karena kehilangan cairan. Cari tahu penyebab demam, sembari observasi perilaku anak. Kalau anak sadar (meski agak lesu), memberikan respons kepada lingkungan, tidak ada yang perlu dicemaskan.
Beberapa treatment yang bisa dilakukan saat anak demam: ruangan jangan panas, gunakan baju tipis, minum lebih banyak, makan sesukanya (hindari yang berlemak, karena sulit dicerna), kompres hangat.
Miskonsepsi:Demam di atas 39'C, sampai mngigil berisiko kejang demam, saat kejang demam mulut harus dimasuki sesuatu agar lidah tidak terbalik.
Kejang demam sederhana biasanya menyerang anak 6 bulan-5 tahun, terjadi pada 24 jam pertama, bisa terjadi kejang berulang pada 1/3 anak, tidak akan menyebabkan kerusakan otak dan intelektualitas.
Saat ada riwayat kejang demam, jangan panik, observasi, hindari jatuh dan tersedak (baringkan miring atau telungkup, kosongkan mulut), umumnya akan berhenti < 5 menit. Apabila berlangsung >10 menit, segera bawa ke dokter.
Campak, rubella, cacar air, roseola, HFMD, scarlet fever merupakan contoh demam ruam. Sebagian besar karena virus, dan bisa dicegah dengan imunisasi.
Demam tidak berbahaya, gunakan obat demam apabila diperlukan. Pastikan diagnosis kejang demam. Lakukan observasi dan pahami gawat darurat (sesak, tidak mau makan/minum, tidur terus menerus).
Topik II - Kesehatan Gigi Anak
Kesehatan gigi dan mulut anak adalah tanggung jawab orangtua, untuk itu penting sekali pengetahuan tentang kesehatan gigi.
Ciri-ciri gigi dan mulut yg sehat: tidak ada penyakit, bersih, dapat berfungsi dengan baik. Akan memengaruhi kesehatan, tumbuh kembang, dan kecerdasan anak. Lebih baik mencegah kerusakan gigi, daripada mengobati. Hindari traumatis pada anak,idealnya konsultasi anak pertama ke dokter gigi dalam kondisi yang menyenangkan.
Pentingnya gigi susu: mempertahankan ruang dan menentukan arah tumbuh gigi permanen, pertumbuhan wajah, estetika, dan kesehatan (pencernaan makanan). Untuk itu penting menjaga kesehatan dan kebersihan gigi susu, agar dapat tanggal normal dan tidak perlu dicabut sebelum tumbuh penggantinya.
Karies/lubang gigi awalnya ditandai dgn bercak putih/white spot yang lama-lama menghitam dan membentuk lubang. Proses terjadinya bermula dari sisa makanan di mulut yang mengandung zat gula dan bakteri, lalu menghasilkan asam dan melarutkan jaringan permukaan gigi, klimaksnya membentuk lubang.
Baby bottle caries biasanya disebabkan pemberian susu/teh manis/jus buah menggunakan botol dan dot waktu anak tidur. Bisa dicegah dengan tidak memberikan susu/teh manis di botol saat tidur, membersihkan gusi dan mulut dengan kasa steril, membiasakan anak minum air putih setelahnya, dan melatih anak minum dengan gelas biasa.
Gigi yang berlubang bisa menyebabkan rasa sakit dan lama kelamaan terjadi pembengkakan pada gusi. Apabila dibiarkan bisa merusak saraf. Waktu perawatan gigi anak sejak pertama kali gigi susu muncul ± usia 6 bulan. Atau bisa juga dengan menggunakan kapas yang digulung kecil, ujung handuk bersih, atau kasa yang digosokan dengan gerakan memutar ± 1 menit.
Topik III - Demam Berdarah, Demam Berdarah Dengue, Demam Dengue, dan Demam Tifus
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan virus dengue, diperantara oleh manusia dan nyamuk (biasanya aedes aegypty). Demam dengue terjadi apabila demam akut 2-7 hari, disertai 2 atau lebih manifestasi yaitu nyeri kepala, belakang bola mata, otot/tulang/sendi, ruam, leukopnia.
Demam berdarah dengue (DBD) gejalanya sama dengan demam dengue, ditambah manifestasi pendarahan, trombositopenia <100rb/ml, dan kebocoran plasma. Tanda-tandanya terjadi peningkatan hematokrit (Ht) >20% nilai standar, penurunan Ht >20% setelah terapi cairan dibandingkan sebelum terapi, dan efusi pleura, asites, hiponatremia.
Perjalanan penyakit dengue : demam selama 3 hari, lalu turun (fase kritis) 3 hari, dilanjutkan masa pemulihan (penyerapan kembali cairan). Tatalaksana: suportif dan simtomatis, perbanyak minum, parasetamol (10-15mg/kgBB/kali), dan tidak perlu antibiotik. Kenali tanda kegawatan antara lain nyeri perut hebat, BAB hitam, jumlah urin berkurang, terdapat pendarahan (mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna).
Demam dengue belum ada vaksinnya, bisa dilakukan pencegahan dengan menjaga kebersihan, fogging, dan tidak membiarkan ada air tergenang.
Berbeda dengan dengue, demam tifoid, dan paratifoid disebabkan bakteri-bakteri salmonella enterica typhi, salmonella paratyphi. Tifoid bnyk tersebar di daerah yang memiliki sistem sanitasi yang buruk, termasuk Indonesia.
Gejalanya demam naik turun lebih dari 5 hari,lesu, sakit kepala, gejala mirip flu, tidak nafsu makan dan mual, konstipasi atau diare. Apabila gejala klinis ringan, bisa dirawat di rumah. Lakukan juga bed rest, dan perbanyak cairan.
Pencegahan tifoid bisa dilakukan dengan imunisasi, menjaga kebersihan makanan minuman, dan air bersih, serta rutin mencuci tangan.
Masih ada sesi terakhir mengenai pendidikan seks dan RUM. Stay tune!
Share Article
COMMENTS