Sorry, we couldn't find any article matching ''
Pertolongan Pertama Jika Anak Tenggelam
Seram, ya, melihat data di atas? Memang, sih, data tersebut merupakan kejadian di Amerika Serikat, bukan di Indonesia. Tapi sebagai negara kepulauan yang dikelilingi laut, banyak danau dan sungai pula, rasanya kematian anak akibat tenggelam juga merupakan kasus yang sering terjadi di negara kita, ya? Saya sendiri cukup sering membaca beritanya di media massa.
Meski di satu sisi memiliki begitu banyak manfaat bagi kehidupan manusia, tidak dipungkiri bahwa di sisi lain air juga bisa membahayakan nyawa. Jangankan tenggelam di air yang memang dalam, wong air di bak mandi yang kedalamannya hanya beberapa centimeter pun sudah cukup untuk menutup mulut dan hidung bayi jika tidak sengaja jatuh dalam keadaan telungkup.
Nah, mumpung sekarang, 22 Maret adalah Hari Air Sedunia, kita bahas langkah-langkah pertolongan pertama untuk mengatasi keadaan darurat di air ini, yuk. Meski saya sendiri belum pernah mengalami kejadian anak tenggelam (haduuuh, jangan sampai, deh, *ketok-ketok meja*), tapi saya rasa tidak ada salahnya ya, kita sama-sama mempelajari prosedur emergency yang harus diterapkan sebelum membawa anak ke RS seandainya sampai kejadian.
Berikut langkah-langkah yang saya rangkum dari berbagai sumber:
Langkah 1: Angkat anak dari air, gendong dengan posisi kepala lebih rendah dari dada untuk mengurangi risiko terhirupnya air.
Langkah 2: Baringkan anak di permukaan datar yang hangat, bungkus tubuhnya dengan selimut atau handuk
Langkah 3: Guncang anak dengan lembut, panggil namanya, dan periksa responnya. Jika anak sadar, baringkan dalam posisi miring, agar jika anak muntah maka cairan dari lambung tidak masuk ke dalam paru-paru. Sebaiknya tetap bawa anak ke RS untuk diperiksa karena ada kemungkinan telah menghirup air yang menyebabkan kerusakan paru-paru.
Langkah 4: Jika anak tidak sadar, angkat dagunya dengan menggunakan satu jari dan tengadahkan kepalanya sedikit. Lihat ke dalam mulut, singkirkan hambatan yang terlihat—mungkin saja jalan napas tersumbat karena kelumpuhan otot-otot tenggorokan sehingga lidah jatuh ke bawah dan menutupi batang tenggorokan.
Langkah 5: Periksa pernapasannya. Dengarkan suara pernapasan, rasakan pernapasan dengan pipi kita, dan lihat bagian dada untuk melihat apakah ada gerakan napas.
Langkah 6: Periksa denyut nadi. Pada bayi 1 tahun ke bawah, periksa denyutnya dengan dua jari kita di bagian dalam lengan atas, sedikit menekan ke arah tulang. Sementara pada anak yang lebih besar, periksa denyutnya dengan meraba otot besar pada sisi leher.
Langkah 7: Bertindak sesuai penemuan
Tidak bernapas, tapi ada denyut nadi --> Beri sekitar 20 pernapasan buatan selama 1 menit. Periksa apakah denyut masih ada. Jika denyut semakin melambat atau bahkan menghilang, lakukan CPR (resusitasi kardiopulmoner).
Tidak bernapas, tidak ada denyut nadi --> Lakukan CPR selama 1 menit
* Prosedur pernapasan buatan:
Rapatkan bibir kita di sekitar mulut dan hidung bayi (pada anak yang lebih besar, jepit cuping hidungnya sampai tertutup), hembuskan napas ke dalam paru-paru sampai dadanya terangkat, lalu singkirkan bibir kita dan biarkan dada bayi/anak menurun kembali. Lakukan pernapasan buatan selama 1 menit, sekitar 1 napas setiap 3 detik (atau sekitar 20 napas per menit).
** Prosedur CPR
- Pada bayi < 1 tahun: Letakkan ujung dua jari kita pada bagian bawah tulang dada, tekan dengan keras hingga kedalaman 2 centimeter sebanyak 5x dalam 3 detik, lalu beri satu pernapasan buatan. Lakukan berulang siklus ini selama 1 menit (sekitar 10 siklus)
- Pada anak yang lebih besar: Letakkan satu pangkal telapak tangan kita di bagian bawah tulang dada, tekan dengan keras hingga kedalaman 3 centimeter sebanyak 5x dalam 3 detik, lalu beri satu pernapasan buatan. Lakukan berulang siklus ini selama 1 menit (sekitar 10 siklus)
Sebenarnya, sih, bila kita tidak mahir betul, memang tidak disarankan untuk melakukan pernapasan buatan dan CPR. Tapi di era informasi kayak sekarang, dua prosedur ini bisa banget, kok, kita pelajari sendiri—thanks to YouTube!
Semoga rangkuman tadi cukup mencerahkan, ya, Mommies :)
*ketok-ketok meja lagi, semoga tidak perlu mempraktikkannya ke anak sendiri*
Foto 1 diambil dari: http://www.pamlaux.com/blog/
Foto 2 diambil dari: http://makeupandbeauty.com/child-safety-safe-home-baby/
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS