banner-detik
BEHAVIOR & DEVELOPMENT

Three Magic Words

author

ameeel12 Mar 2012

Three Magic Words

“Your attitude, not your aptitude, will determine your altitude.” (Zig Ziglar)

Pasti Mommies setuju, ya, bahwa harkat kita sebagai manusia nggak semata ditentukan oleh kecerdasan, tapi juga dipengaruhi oleh sikap dan tingkah laku dalam kehidupan sosial.

Tentu saja, sebagai ‘guru’ pertama bagi anak, (lagi-lagi) merupakan tugas kita untuk mengajarkan etika, termasuk etika dalam berkomunikasi. ‘Magic words’ alias tiga kata sakti—terima kasih, maaf, dan tolong—sudah tentu harus diajarkan pada anak sejak dini, bahkan sebelum anak bisa berbicara.

Tapiii, berhubung yang diajarin anak kecil, di mana tuntutan etika pada mereka masih berbeda dengan orang dewasa, ngajarinnya juga nggak perlu terlalu ‘keras’, kali, ya. Dari sekian artikel psikologi yang pernah saya baca, ada beberapa ‘aturan’ mengenai pengajaran ‘magic words’ pada anak. Berikut yang saya ingat:

  • Jadi Teladan Anak belajar dengan meniru dan mengamati. Jadi, tidak usah berharap anak akan punya etika jika kita sendiri jarang menggunakan kata tolong, maaf, dan terima kasih. Contoh sederhana misalnya ketika anak membuang bungkus makanan ke tempat sampah, kita ucapkan terima kasih. Atau pas tidak sengaja menyenggol anak, kita meminta maaf. Pastikan anak sering mendengar kita mengucapkan kata-kata tersebut, sehingga anak terbiasa dan mengikuti.
  • Jangan Memaksa. Dulu, saya sering tidak menuruti permintaan Rakata jika toddler ini ‘lupa’ menggunakan kata tolong saat meminta bantuan. Memang, sih, cukup ampuh membuatnya mengulangi permintaan. Tapi tidak jarang juga jika mood-nya lagi jelek, Rakata malah nangis karena saya tidak menolongnya :D Belakangan, baru saya sadari bahwa cara ini salah. Paksaan merupakan hal yang tidak menyenangkan. Apapun yang menimbulkan perasaan tidak menyenangkan, pasti akan malas diulangi, bukan? Sekarang, jika Rakata ‘lupa’ menggunakan kata tolong, paling saya hanya mengoreksinya. Dan sepertinya, cara yang kedua jauh lebih efektif.
  • Tidak Mempermalukan Anak. Misalnya, menghardik anak di depan umum karena tidak mengucapkan terima kasih saat diberi permen oleh seorang kenalan. Betul, niat kita memang baik, yaitu mengingatkan anak. Tapi karena dilakukan di depan umum, katanya, sih, anak akan merasa seperti ‘disidang’. Seandainya mau menegur pun, gunakan cara halus, seperti, “Raka, kok, nggak bilang makasih? Kan, udah dikasih permen sama Tante Eka?” Tentu lebih enak didengar, ya, daripada, “Heh, ayo mana makasihnya?! Masa dikasih permen tapi nggak bilang apa-apa?! Nanti permennya diambil lagi, lho!” :D
  • Tidak Pilih Kasta. Interaksi kita dengan penghuni rumah, seperti ART dan babysitter, merupakan sarana yang sangat baik untuk memberi teladan tentang pentingnya menghargai orang. Saya yakin, kok, Mommies di sini pasti juga membiasakan anaknya untuk mengucap tolong dan terima kasih saat meminta bantuan si mbak, kan? Jangan sampai, mentang-mentang si mbak ‘hidup’ dari gaji yang kita berikan, kita jadi memperlakukannya tanpa rasa hormat dan malah ditiru anak.
  • Btw, selain maaf, tolong, dan terima kasih, ada satu ‘magic words’ lagi yang saya rasa cukup penting untuk diajarkan, yaitu kata permisi. Misalnya, saat anak harus melewati orang lain yang duduk di posisi lebih rendah. Atau, saat memasuki rumah atau kamar orang. Anak harus diajarkan bahwa orang lain memiliki privasi yang harus dihargai.

    Syukurnya, sudah tiga bulan terakhir, Rakata nggak pernah asal nyelonong lagi masuk ke kamar saya dan suami. Setiap di depan pintu, dia selalu meneriakkan salam dulu, “Lammuaikum!” yang maksudnya assalammualaikum dan baru akan masuk setelah diperbolehkan:D

    Ya, ‘magic words’ memang tidak sulit diucapkan. Hanya saja, kadang berat (atau lupa) dipraktikkan, Saya sendiri kadang masih suka khilaf, kok, he he he.

    *foto diambil dari http://im-sorry-letters.com/love-letter-saying-sorry/

    Share Article

    author

    ameeel

    http://ameeeeel.wordpress.com


    COMMENTS


    SISTER SITES SPOTLIGHT

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan

    synergy-error

    Terjadi Kesalahan

    Halaman tidak dapat ditampilkan