Saatnya Mengisi Rumah!

Home

nenglita・31 Jan 2012

detail-thumb

Memiliki rumah sendiri pasti jadi impian setiap pasangan. Setelah setahun menikah, Alhamdulillah kami dikasih rezeki untuk memiliki rumah sendiri. Belinya tentu nggak tunai, ya, cicil doooong (hail Kredit Pemilikan Rumah alias KPR!). Akibat perencanaan keuangan belum matang alias belum benar-benar menabung untuk membeli rumah (ya, pastinyalah, belum juga setahun menikah terus sudah punya anak pula), alhasil uang yang kami miliki habis untuk pembelian rumah (biar kata KPR kan tetap ada judulnya DP (down payment) rumah, biaya pajak, notaris, dst dsb. Belum lagi biaya renovasi kecil-kecilan karena kami memilih untuk membeli rumah second.

Nah, saat pindah rumah itu kami sama sekali belum punya barang atau perabot rumah tangga. Jadi ... yang ada, ya, hanya barang-barang yang ada di kamar kami saat masih tinggal sama orangtua alias tempat tidur dan kasur, lemari pakaian, lemari buku (ini penting!) dan televisi. That’s it!

Impian untuk membeli kursi tamu, meja makan dan aneka hiasan pun tinggal kenangan, akibat sudah tidak ada dana lebih *nyengir*. Akhirnya kami memutuskan untuk membeli perabot yang penting-penting dulu seperti:

  • Kompor. Ini penting banget, biar pun nggak masak setiap hari tapi butuh kompor untuk masak air atau sekedar mi instan :D
  • Kulkas. Ini juga penting, karena saat pindah usia Langit masih 8 bulan dan masih ASI jadi saya butuh freezer-nya untuk menyimpan ASI perah.
  • Apalagi, ya? Seingat saya hanya beli itu deh, sisanya seperti AC, piring, gelas, sendok, garpu, dan seterusnya saya menampung dengan suka rela dari rumah orangtua, hehehe .…

    Tips dari saya untuk Mommies yang mau pindah rumah tapi belum punya perabotan antara lain:

  • Nggak usah malu untuk menerima barang lungsuran dari orangua, kakak atau mertua. Anggap saja rezeki. Walaupun nggak matching dengan konsep interior yang kita inginkan (misalnya rumah minimalis eh, tapi dapat lungsurannya kursi tamu penuh ukiran) ya nggak apa-apa, yang penting tamu bisa duduk daripada rumah saya yang awal-awal dulu nggak punya bangku, literally. Jadi kalau ada tamu, gelar karpeeettt (karpet pun pinjeman dari mama, hihihi)
  • Buat prioritas keperluan barang. Tiap bulan setelah gajian, saya dan suami membuat daftar barang apa yang diperlukan. Lemari pakaian anak lebih penting daripada tudung saji (hihihi, wong meja makannya saja belum punya), dan seterusnya.
  • Manfaatkan barang-barang yang ada dengan maksimal. Misalnya, setelah punya meja makan, maka saya biasanya kerja dengan laptop di atas meja makan karena belum beli meja komputer.
  • Sekarang, sih, Alhamdulillah perabotan inti sudah lengkap *sujud syukur*. Ayo dong, cerita perabotan apa, sih, yang pertama Mommies miliki?