Program bayi tabung merupakan salah satu harapan bagi pasangan suami istri yang mendambakan keturunan. Saat keduanya dinyatakan “OK” secara medis, namun kehamilan belum juga terjadi, maka konsepsi atau pembuahan bisa diupayakan di luar tubuh calon ibu, yang kemudian ‘ditanam’ di dalam rahim. Teknik ini juga dikenal sebagai ‘in vitro fertilization’ (IVF).
Memilih program berteknologi maju ini relatif mahal biayanya. Namun, demi mendapatkan keturunan …. dana bisa diatur laaah. Apalagi, untuk menjalaninya tak perlu mencari ahli sampai ke luar negeri, sehingga kemahalan bisa diturunkan. Sayangnya, kegagalan tetap saja bisa terjadi.
Mind-Body Connection
Secara medis, seyogyanya tubuh sudah dipersiapkan dengan seksama untuk menunjang keberhasilan program IVF . Dokter spesialis akan mengatur hormon yang diperlukan tubuh calon ibu untuk mendukung penuh hasil pembuahan yang di’kembali’kan ke dalam rahim. Disertai saran mengonsumsi gizi sehat, vitamin dan mineral yang diperlukan, serta istirahat cukup.
Bagaimana dengan pikiran sang calon ibu ? “Santai saja, relaks …. jangan mikir serba negatif,” begitu saran dokter ahli. Hmmmm ... santai, relaks, jangan negative thinking …. Apakah mudah?
Padahal, pikiran inilah salah satu kunci penting dalam mendukung keberhasilan program bayi tabung. Jika mampu mengarahkan pikiran kepada hal-hal yang positif, maka tubuh juga akan meresponsnya dengan positif, karena antara pikiran dan tubuh memang erat sekali kaitannya.
Anda bisa membuktikannya. Begini …
Sekarang saya ajak Anda membayangkan dapur Anda. Bayangkan secara detail, letak ovennya, meja dan kursi yang mungkin ada di sana, laci-laci tempat menyimpan sendok, garpu, pisau. Ada lemari es juga, kan. Nah, lemari es … coba buka pintunya. Bayangkan Anda melihat ada jeruk nipis di situ. Bulat berwarna hijau. (boleh juga membayangkan sebuah lemon, berwarna kuning). Ambil dengan tangan Anda … terasa agak dingin karena tersimpan dalam lemari es. Letakkan di atas sebuah talenan, dan siapkan sebuah pisau di tangan Anda. Belah jeruk nipis atau lemon itu ... satu ... dua … kreeesssss … airnya keluar saat Anda memotongnya. Hmmm ... asam, ya? Anda terpaksa menelan liur gara-gara rasa asamnya.
Empat dari lima orang yang mengikuti gambaran yang dideskripsikan tadi memang akan menelan liur karena membayangkan rasa asam si jeruk nipis/lemon. Padahal … mana jeruk nipis/lemonnya? Cuma dalam imajinasi Anda, kan? Tapi begitulah, apa yang ada di pikiran memang bisa ‘mendikte’ reaksi tubuh.
Tower of Control
Dalam mind-body connection, pikiran kita adalah bos dan tubuh sekedar follower. Pikiran adalah master, tubuh adalah hamba sahaya. Pikiran adalah Tower of Control, tubuh hanya robot yang dikendalikannya.
Dasar pemikiran ini juga bisa diterapkan dalam menjalani program bayi tabung. Kalau saran dokter ahlinya tadi menganjurkan “Relaks saja, Bu ....”, memang betul saran sangat tepat karena dengan pikiran tenang, berisi hal-hal positif, maka tubuh akan merespons dengan baik.
Hypnotherapy for Fertility akan berguna membantu calon ibu menyiapkan diri dalam mengupayakan kehamilan dengan IVF ini. Baik sebelum program dilaksanakan, maupun sesudahnya. Calon ibu akan dibekali dengan kemampuan melakukan self-relaxation yang bisa dilakukan sendiri. Bahkan, lebih dari itu, kalau ada hambatan mental (negative belief) yang negatif, hambatan ini diurai dulu dengan bantuan hipnoterapisnya. Ibarat menyambut kedatangan tamu istimewa, maka rumah dibersihkan dan ditata agar tamu senang dan merasa diterima sepenuh hati. Jadi betah berlama-lama.
*Ditulis oleh Dewi Dewo
*gambar dari sini