Tema perayaan Pekan ASI Sedunia tahun ini adalah “Talk to Me! Breastfeeding–a 3D Experience”. Apa artinya? Esensi dari tema ini adalah komunikASI. Bagaimana kita mengkomunikasikan atau menyampaikan informasi, pendapat, pandangan, saran serta dukungan tentang ASI dan menyusui. Bukan saja kepada para ibu hamil dan menyusui, tetapi kepada para anggota masyarakat lainnya, lintas generasi dan antar generasi, mulai dari anak-anak, dewasa, tenaga kesehatan, pemuka agama, tokoh adat, swasta, pemerintah dan organisasi-organisasi. Dalam hal ini, di mana letak peranan seorang Konselor Laktasi? Bagaimana seorang Konselor Laktasi bisa memahami dan memaknai arti dari tema tersebut diatas dalam kegiatan sehari-hari ketika melakukan konseling kepada para ibu hamil dan ibu menyusui serta keluarga mereka. Apalagi karena sejak beberapa tahun belakangan ini, dunia laktasi di Indonesia semakin disemarakkan dengan kehadiran para Konselor Laktasi ini. Apakah tugas seorang Konselor Laktasi adalah untuk memberikan nasihat kepada ibu menyusui? Apakah seorang Konselor Laktasi dituntut untuk dapat memperbaiki dan menyelesaikan seluruh permasalahan menyusui yang dijumpainya? Apakah konseling sama dengan kegiatan penyuluhan dan pengajaran? Yuk, kita belajar sedikit tentang apa artinya menjadi seorang Konselor Laktasi.
Pengertian Konseling
Siapakah mereka? Konselor Laktasi adalah seseorang (baik dari kalangan medis maupun nonmedis) yang telah mengikuti pelatihan konselor laktasi berdasarkan modul 40 jam WHO. Aspek konseling yang merupakan kegiatan utama dari seorang Konselor Laktasi terdiri dari 2 komponen:
Bukan suatu kebetulan kalau urutan dari suatu proses konseling adalah seperti di atas ini, karena tanpa melakukan yang nomor 1 dengan baik dan benar, seorang Konselor Laktasi belum bisa melakukan yang nomor 2. Seringkali inilah bagian dari proses konseling yang paling berat bagi seorang Konselor Laktasi ... lah, wong pendapatnya si ibu sudah jelas-jelas salah, bagaimana kita bisa menerima pendapat tersebut apalagi sampai harus menahan diri agar tidak menghakimi si ibu dengan menyebutkan kesalahannya.
Oleh karena itu, dalam melakukan konseling seorang Konselor Laktasi dituntut untuk memiliki setidaknya beberapa keterampilan berikut ini:
Selain itu, ada 12 kompetensi dasar dan 16 kompetensi tambahan yang sebaiknya dimiliki oleh seorang Konselor Laktasi agar dapat menjalankan perannya secara baik dan efektif.
Komponen Utama
Komponen utama dari suatu proses konseling, serta keterampilan dasar yang HARUS dimiliki oleh seorang Konselor Laktasi adalah: kemampuan berkomunikasi. Bagaimana caranya, dengan communication skills-nya, seorang Konselor Laktasi dapat membuat ibu untuk membuka diri, menyadari sendiri persepsi keliru yang selama ini mungkin dimilikinya terkait dengan kegiatan menyusui, serta kemudian berkeinginan untuk mengubah atau memperbaiki persepsi keliru tersebut sehingga kegiatan menyusui dapat berjalan lebih lancar. Tidak mudah tentunya. Salah ngomong sedikit, bisa berakibat ibu menutup diri dan menolak proses konseling yang sedang dijalani. Perlu diingat, konseling adalah komunikasi dua arah antara ibu menyusui dengan seorang Konselor Laktasi. Konseling BUKAN penyuluhan, TIDAK SAMA dengan kegiatan pengajaran atau pemberian nasihat.
Seorang Konselor Laktasi yang tidak dapat berkomunikasi dengan baik, akan mengalami tantangan yang lebih besar ketika sedang menjalankan tugasnya. Apa saja, sih, kemampuan komunikasi yang sebaiknya dimiliki dan dipraktikkan ketika melakukan konseling?
2. Membangun Percaya Diri (building self confidence)
Tatalaksana Konseling
Jika membaca rangkaian keterangan di atas, maka bisa diambil kesimpulan bahwa kegiatan konseling adalah:
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, mungkin bisa diambil sedikit kesimpulan bahwa seringkali, APA yang ingin kita sampaikan kurang dapat diterima kalau BAGAIMANA cara penyampainnya masih kurang tepat. Seringkali seorang Konselor Laktasi terlalu fokus terhadap APA yang ingin dia sampaikan, tanpa memperhatikan BAGAIMANA ia menyampaikannya. It's not WHAT you say, but HOW you say it. Konseling dengan menggunakan teknik komunikasi yang benar, akan meningkatkan rasa percaya diri ibu sehingga dia bisa kembali menyusui dengan lancar, itulah hakikat dari keterampilan sesungguhnya seorang Konselor Laktasi.
Selamat merayakan Pekan ASI Sedunia 2011, semoga dengan semakin bertambahnya konselor-konselor laktasi yang andal, semakin banyak pula pasangan ibu dan bayi yang bisa melakukan standar emas pemberian makan pada bayi. Happy breastfeeding!
*Mia Sutanto (@miasutanto) adalah ibu 2 anak, konselor laktasi, dan Ketua Umum AIMI