Coret-coret saya kali ini bukan mengenai penjelasan pengetahuan tentang gigi dan seputar mulut, tetapi mengenai hikmah bagaimana kita menilai tentang harga kesehatan.
Cerita saya awali dengan penjelasan singkat mengenai suatu daerah di Pulau Sumatera. Nama pulau nya adalah Sungai Guntung yang terletak di Kabupaten Indragiri Hilir. Di sini tidak ada jenis transportasi mobil, lho, hanya ada motor dan sepeda. Jika mau ke pulau lain, penduduk menggunakan peragu, baik yang memiliki satu mesin, dua mesin, atau tiga mesin. Untuk masalah air, mereka menggunakan air tadah hujan. Ini adalah sekilas gambaran mengenai daerah tersebut, bagaimana sederhananya kehidupan Guntung dibandingkan daerah Indonesia lainnya yang sudah berkembang.
Kegiatan saya hari itu adalah melakukan pemeriksaan gigi di Sekolah Elsadai. Sekolah ini adalah cabang dari Sekolah Elsadai Batam. Sekolah Elsadai Guntung yang baru dibuka tahun 2010 lalu dan hanya memiliki 23 orang murid (PG dan TK1). Saya melihat ada hal baik yang dibiasakan di sekolah ini, setelah jam makan, para murid diharuskan untuk menyikat gigi. Ini baik sekali, lho, anak PG A yang dimulai dari usia dua tahun, ditanamkan kebiasaan menyikat gigi sehabis makan. :)
Periksa giginya dimulai dari anak TK, ternyata mereka tidak takut, lho ... padahal saya pakai atribut komplet (masker sama sarung tangan). Ada, sih, yang masih takut-takut ... dua orang dari PG, tapi hanya 2 anak, kok, yang mogok tidak mau diperiksa.
Dari pemeriksaan gigi yang saya lakukan (dua kali kunjungan) 20 dan 24 Mei 2011, hasilnya adalah 4 anak bebas karies alias giginya bagus semua, tanpa lubang. Ada 6 orang yang sudah karies dan sisanya banyak karies, haha … (jadi gigi susu komplet tanpa ada yang hilang atau tambalan). Total yang bebas karies hanya 20 persen saja. Sedikit banget, ya … mudah- mudahan dengan adanya pemeriksaan gigi yang saya lakukan, membawa perubahan untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Nah, dari pengalaman ini, moms bisa membayangkan bagaimana sederhananya kehidupan di daerah ini, sangat berbeda dengan kehidupan metropolitan yang kita jalanani sehari- hari, tapi mereka antusias dan mendukung pemeliharaan kesehatan gigi. Harusnya kita yang hidup di kota besar dengan fasilitas lengkap (termasuk klinik dental yang oke), bermacam pasta dan sikat gigi, hanya butuh waktu sekejap untuk mencari info di internet, dan yang penting juga, kita punya sumber air bersih lebih banyak ... lebih antusias menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Sayangnya, terkadang kita kurang menyadari keterlibatan kita untuk memperhatikan kesehatan gigi dan mulut anak kita secara total. Kegiatan sikat gigi dengan anak sering dipindahtugaskan ke tangan pengasuhnya. Bahkan, dari pengalaman saya periksa gigi anak di sekolah Jakarta, banyak anak memberikan alasan atas kondisi kesehatan gigi dan mulut mereka. Di antaranya adalah orangtua yang tidak sempat mengajarkan kebiasaan menyikat gigi atau menanamkan pemikiran kalau gigi susu tidak perlu dirawat karena toh akan digantikan dengan gigi dewasa. Bahkan moms ... ada, lho, murid saya dulu ... dia bisa tidak menyikat giginya selama tiga hari. Ngenes, ya, dengarnya.
Yuk, moms, dengan fasilitas yang serba komplet, mulailah untuk lebih peduli dengan kesehatan gigi dan mulut anak kita. Program menjaga kesehatan gigi dan mulut anak ini sebetulnya tidak perlu mahal, kok, asal kita terlibat dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak kita sejak awal. Kembangkan kebiasaan baik menyikat gigi dan rutin berkonsultasi dengan dokter gigi.
Terima Kasih untuk Sekolah Elsadai Batam & Guntung
Pic diambil dari:
-http://www.panoramio.com/photo/32564569
By Lokki (thx)
-koleksi pribadi
Salam,
Drg. Ivonne TS