Untuk para mommies yang berdomisili nggak jauh dari Bandung, pasti sudah familiar dengan beberapa tempat hiburan keluarga yang sekarang banyak berkembang di sekitaran Lembang, Bandung. Salah satunya, Kampung Gajah.
Sebagai warga Jakarta yang sudah mulai bosan mengajak anak ke mall, saya dan suami sesekali memilih ber-weekend di Bandung. Kami sampai di Bandung Jumat sore dan berencana ke Kampung Gajah besok paginya. Ternyata kami kesiangan. Jalan menuju Lembang super-duper macet, dan cuaca saat itu panas terik (jam 11.30 siang). Suami saya akhirnya menyerah di Jalan Setiabudhi setelah 1,5 jam perjalanan, lalu memutar balik ke Bandung. Hari Minggu, kami berangkat dari hotel jam 8.20 pagi menuju Lembang. Beruntung jalanan masih cukup lancar dan kami sampai di Kampung Gajah sekitar jam 9.
Pilihan kami nggak salah! Makaio (anak kami) langsung terpana pada pemandangan pertama yang dia lihat di sana. Beberapa Buggy Car besar yang bisa menampung 2-6 penumpang dewasa, meraung-raung di dekat parkiran depan. Cukup banyak orang berkerumun, mungkin mengantri untuk naik si buggy car. Biaya sewanya Rp 150,000 per 10 atau 20 menit. Mahal ye! :p
Kami lalu turun ke tempat hiburan anak-anak. Ada sebuah playground cukup besar, di mana anak-anak bisa bermain sepeda, becak, jungkat-jungkit, perosotan, ayunan dll. Satu anak harus membayar Rp 30,000 untuk bermain sepuasnya di dalam playground. Pengasuh atau orangtua yang menemani nggak dikenakan biaya. Ada dua track ATV untuk anak-anak, seingat saya. Dan ada dua jenis ATV yang disewakan. Tiket untuk ATV motor seharga Rp 30,000/10 menit (bisa boncengan dengan orang dewasa), sedangkan untuk ATV mobil Rp 40,000/10 menit (bisa dinaiki 2 orang anak). Sistem antrian memakai nomor di tiket dan akan dipanggil oleh petugas, jadi si kecil nggak perlu berdiri berbaris meskipun antrian cukup panjang. Di tengah-tengah kedua area ATV ini ada taman kecil dengan permainan perosotan dan gua-gua buatan.
Untuk hiburan air, ada perahu bebek-bebekan untuk anak-anak dan bumper boat yang bisa dinaiki dua orang dewasa dan satu anak. Tarif naik bumper boat adalah Rp 50,000/boat untuk 10 menit. Ada juga sebuah kereta mini dengan jalur mengelilingi area bumper boat, lengkap diberi pintu lintasan. Biaya naik kereta ini Rp 15,000/orang. But I must warn you, the train goes veeerrry slow. Salah satu hiburan lain yang pasti anak-anak suka, yaitu naik kuda. Harganya 20ribu untuk dua kali putaran. Anak yang lebih besar juga mungkin akan suka ber-flying fox ria.
Lapar? Jangan khawatir. Berbagai jenis makanan, dari jajanan seperti siomay, batagor, sosis bakar, es lilin, ice jelly sampai resto dengan view pegunungan dan lesehan makanan sunda tersedia di sana. Harganya? Yah, nggak terlalu murah tapi masih reasonable. Kalau sudah puas bermain, kita bisa mampir ke area memetik strawberry yang terpisah di dekat parkiran. Hasil petikan dihargai 60ribu/kg.
Overall, Kampung Gajah menawarkan hiburan outdoor yang menarik. Harga permainan anak yang berkisar 20ribu ke atas tergolong cukup mahal, tapi memuaskan. It would’ve been nice if there was a swimming pool as well, though. Tentunya kalau dilengkapi kamar mandi yang memadai, ya. Beberapa pembangunan masih berlangsung di Kampung Gajah. Jadi bisa dipastikan masih akan ada tambahan permainan dan fasilitas umum nantinya.
Satu hal yang kurang oke, dan cukup mengganggu, adalah fasilitas toilet! Untuk area hiburan seluas Kampung Gajah, mestinya disediakan lebih banyak toilet, dengan saluran pembuangan air yang lebih baik. Apalagi hampir semua pengunjung membawa anak kecil. Toilet yang saya masuki di bagian tengah area anak-anak sangat becek, dan saat itu sedang disedot airnya. Lalu dua jam kemudian, toilet itu ditutup untuk dibersihkan. Jadilah kami berputar-putar mencari toilet yang antriannya nggak terlalu panjang. Padahal waktu itu Makaio sudah kebelet pup! Untung saja nggak terlambat. Hehe.
Sekitar 4 jam kami habiskan di Kampung Gajah and Makaio was a happy boy! Saat aku tanya permainan yang paling dia sukai, dia menjawab, “Naik motor.” No surprise. Ketika diajak pulang, dia bertanya, “Ma, kok tempat jalan-jalannya nggak ada dalemnya, sih?” (Indoor). Yah gitu deh. Maklum, anak mall :p
Beberapa tips jika ingin ke Kampung Gajah:
*Dikirim oleh Erweniati, ibu dari Makaio (4 tahun). Wah, seru sekali ya ke Kampung Gajah!