Siapa yang nggak bangga kalau si kecil sudah pandai membaca diusia yang relative dini? Seperti Heaven Andante Loppies (3,5 tahun) putri dari Mike Loppies (moderator di forum) yang sudah bisa baca sejak umur 2,5 tahun! Wow, Langit sekarang 2,5 tahun boro-boro bisa baca. Sudah kenal alphabet sih, tapi kadang-kadang suka lupa, hehehe..
Mau mengajarkan si kecil membaca? Boleh nih, diikutin langkah-langkah dari Mike :
Dante pertama kali dikenalkan dengan huruf alphabet sejak sebelum 2 tahun dengan menggunakan puzzle alphabet yang dari kayu. Pas usia 2 tahun, Dante sudah hapal A sampai Z lengkap dengan bentuknya. Oh iya, Mike dan suami, Leki, pernah menggunakan flash card. Tapi nasibnya nggak lama, alias disobek-sobek sama Dante :D
Setelah hapal, tiba-tiba suatu hari Dante menunjuk dan melafalkan kata ‘baby’. Tadinya nggak ngeh, tapi setiap melihat kata ‘baby’ Dante sontak langsung berteriak ‘baby’. Demikian juga dengan kata ‘play’, setiap melihat kata ini Dante langsung ‘membaca’nya. Setelah dirunut-runut, rupanya Dante menghapal melalui bentuk. Misalnya kata baby ini sering ia lihat di iklan dan produk perawatan bayi yang dipakai. Sementara play dan ‘stop’ karena sering melihat di DVD player :D
Setelah menyadari bahwa Dante sudah mulai belajar ‘membaca’, papan magnet yang bisa langsung dihapus jadi andalan. Setiap Dante mengucapkan sebuah kata, Mike atau suami langsung menuliskan di papan tersebut. Misalnya Dante bilang “mau makan”, maka Mike atau suami langsung nulis “makan” di papan tersebut. Demikian juga dengan kata lainnya.
Yang paling penting, jangan pernah memaksa anak untuk belajar melakukan sesuatu. Dante kalau lagi datang rajinnya, pasti akan maksa-maksa bapaknya untuk belajar membaca. Kalau lagi malas, ya nggak apa-apa.
Saat ini Dante sudah lancar membaca melalui semua media, computer atau bahkan sms mesra Mami ke Papinya, atau sebaliknya, hehehe! Tapi kalau buku cerita ujungnya pasti buku tersebut malahan disobek-sobek..
Dilain sisi dengan Dante yang sudah bisa baca, juga jadi nggak boleh salah ngomong. Misalnya suatu ketika mbak pengasuhnya di rumah melarang Dante “Dante, jangan main Baygon ya nak..” terus Dante jwabnya, “Itu bukan Baygon, itu HIT!” hehehe…
*Dante sudah bisa membaca kalimat ini tanpa salah loh!
Whoaaa… keren ya?! Saat ini saya sedang mencoba menerapkan langkah-langkah ini ke Langit. Plus saya gabung dengan metode mengeja seperti kita jaman SD dulu tuh, inget nggak? Misalnya “I-be-u-bu..ibu” dan seterusnya.
Hasilnya gimana, belum ketahuan. Karena memang pada prinsipnya, hal seperti ini nggak bisa dipaksakan, lakukan secara santai saja. Toh kecerdasan bukan dinilai dari cepat atau tidaknya anak bisa membaca. Tapi kalau diberikan kelebihan seperti Dante, itu adalah anugerah :)