Kuning Pada Bayi

Health & Nutrition

kirana21・15 Sep 2010

detail-thumb

pictures taken from howstuffworks.com

Salah satu fenomena bayi baru lahir diantaranya adalah kuning atau jaundice. Kulit bayi menguning karena kadar bilirubin yang meningkat sampai diatas 5 mg/dL (hiperbilirubinemia). Kuning ini biasanya mulai nampak pada hari ketiga atau keempat setelah bayi lahir dan bisa sampai usia dua-tiga bulan. Ada juga yang dari 24 jam pertama sudah kuning dan pertama kali yang tampak kekuningan biasanya mata. Setelah itu muka, lalu dada dan menyusulp erut.

Ketiga anak saya semua kuning beberapa hari setelah lahir dan rata-rata mulai hilang kuningnya setelah berusia dua minggu. Hanya Devan yang baru hilang kuningnya pada umur enam minggu.

Penyebab Umum:

Kurang asupan ASI pada bayi ASI eksklusif

Kuning yang paling umum terjadi adalah breastfeeding jaundice. Biasanya ini disebabkan asupan ASI masih kurang maksimal. Bisa karena latch on belum sempurna, kurangnya frekuensi menyusui atau kurangnya produksi ASI. Breastfeeding jaundice tidak berbahaya, yang dibutuhkan hanya memperbanyak asupan ASI untuk mendorong bilirubin keluar melalui pup bayi.

Kelahiran prematur

Bayi prematur belum bisa memproses bilirubin secepat bayi cukup bulan. Mereka juga minum lebih sedikit dan mencerna lebih lambat. Jadi bilirubin yang terbuang melalui pup bayi juga lebih sedikit.

Perbedaan golongan darah (ABO incompatible).

Bila golongan darah ibu berbeda dengan bayi, bayi mungkin menerima antibodi dari ibu melalui plasenta yang menyebabkan sel darahnya memecah lebih cepat. Kuning yang disebabkan oleh perbedaan golongan darah ini munculnya lebih cepat daripada breastfeeding jaundice.  Pada beberapa bayi baru lahir, tercampurnya dua golongan darah dalam satu tubuh ini bisa berbahaya.

Gejala:

Berdasarkan gejalanya, kuning dibagi menjadi dua, fisiologis (alami) dan patologis (penyakit). Perbedaannya adalah sebagai berikut:

Kuning Fisiologis Adalah kuning yang timbul dalam minggu pertama usia bayi, biasanya di hari ke tiga atau empat. Kuning fisiologis sendiri terbagi menjadi dua fase, yaitu: Fase pertama, dimana level bilirubin meningkat:

  • Bayi cukup bulan: kuning meningkat sampai dengan hari kelima dengan kenaikan sampai dengan 12 mg/dL.
  • Bayi prematur: kuning meningkat sampai dengan seminggu, dengan kenaikan serum bilirubin hingga 15 mg/dL.
  • Fase kedua, dimana level bilirubin menurun dalam dua minggu hingga mendekati nilai normal 2mg/dL:

  • Bayi prematur: fase kedua bisa berlangsung lebih dari sebulan.
  • Pada bayi yang minum ASI eksklusif, fase kedua dapat berlangsung hingga lebih dari sebulan.
  • Kuning Patologis, cirinya:

  • Kuning timbul dalam 24 jam pertama usia bayi.
  • Kenaikan pesat total bilirubin lebih dari 0,5 mg/dL per jam atau 5mg/dL per 24 jam.
  • Total bilirubin lebih dari 19,5 mg/dL.
  • Direct bilirubin lebih dari 2 mg/dL.
  • Penanganan dan Tindakan

    Fototerapi UV (ultraviolet)

    Nilai bilirubin didapat melalui tes darah. Bila nilai bilirubin lebih dari 9 mg/dL, biasanya dokter menyarankan fototerapi UV (ultraviolet) atau lebih dikenal dengan 'disinar'. Paparan sinar UV diketahui mampu membantu memecah bilirubin. Caranya, bayi ditaruh dalam box yang diatasnya dipasang lampu ungu (UV). Mata bayi ditutup untuk menghindari sinar UV yang merusak mata, dan baju bayi dilepas untuk penyerapan maksimal sinar UV.

    Transfusi Immunoglobulin

    Pada kasus yang disebabkan oleh perbedaan golongan darah, kenaikan bilirubin terlalu pesat sehingga fototerapi diperkirakan tidak mampu mengimbangi dan menurunkan pertambahannya. Dalam kondisi ini tindakan yang disarankan adalah transfusi immunoglobulin untuk menurunkan level antibodi sehingga mengurangi kecepatan pemecahan bilirubin.

    Transfusi Pertukaran Darah

    Pada kasus dimana tindakan lain tidak memberikan hasil, bayi akan memerlukan transfusi penukaran darah. Prosedur ini dilakukan dengan cara beberapa kali mengambil sedikit darah bayi, mengencerkan (dilute) bilirubin dan antibodi bawaan ibu, kemudian mentransfusikan kembali darah yang sudah bersih ke bayi. Prosedur ini dilakukan di NICU (newborn intensive care unit).

    Di Indonesia bayi kuning umumnya dikasih resep puyer Questran (cholestyramine) atau Urdafalk. Bila Questran tidak mengurangi kuning, berikutnya akan dikasih resep Luminal (phenobarbital).

    Bila di-Googling, Questran sebenarnya adalah obat anti kolesterol, Urdafalk adalah obat untuk batu empedu, sementara Luminal adalah obat penenang untuk kejang dan epilepsi, dan bekerja dengan cara menekan sistem syaraf pusat.

    Obat-obat ini bila diberikan pada bayi, mau tidak mau akan memperberat kerja ginjal bayi yang harusnya hanya mencerna ASI. Apalagi Luminal, jelas disebutkan tidak diperuntukkan bagi anak dibawah 12 tahun. Belum lagi kenyataan bahwa obat untuk bayi pasti diberikan dalam bentuk puyer yang dosisnya tidak presisi dan pembuatannya tidak steril dan higienis.

    Devan sendiri sempat diresepkan Questran. Baru diminum satu dosis, pupnya langsung pucat kayak kapur. Daripada kenapa-kenapa metabolismenya, mending saya stop. Kalo memang pengaruh untuk mengurangi bilirubin kan harusnya pupnya malah makin kuning karena bilirubinnya keluar. Lapor ke dokternya malah diganti Luminal. Karena googling kok Luminal serem banget obatnya, jadi nggak saya tebus sama sekali. Full kasih ASI aja, enam minggu beres.

    Jadi patokannya:

  • Nilai bilirubin dibawah 9 mg/dL -> normal, walau kadang nampak agak kuning. Tidak perlu tindakan apapun. Boleh dijemur pagi-pagi kalau lagi ada matahari. Cukupi ASInya.
  • Nilai bilirubin 9-12 mg/dL -> boleh dilakukan fototerapi, jadwal tidak perlu ketat. Bisa diambil waktu menyusui disela-sela fototerapi. Diperbanyak asupan ASI.
  • Nilai bilirubin 12-15 mg/dL -> lakukan fototerapi dengan jadwal ketat, biasanya dalam satuan per 12 atau 24 jam (misalnya 2 x 24 jam, 3 x 12jam). Ketat di sini maksudnya proses penyinaran tidak boleh terganggu. Jadi pemberian minum bayi terpaksa dilakukan di dalam box dengan terus disinari UV. Bila proses terpotong, waktu yang hilang akan ditambahkan. Lamanya proses jadi molor. Tapi bagaimanapun, asupan ASI justru harus lebih banyak daripada kondisi dengan bilirubin dibawah 12 mg/dL. Jadi kalau saya akan memilih lamanya fototerapi molor, tapi bayi mendapat banyak ASI secara langsung karena pemberian ASI secara langsung juga menjadi jaminan suplainya makin banyak di sesi-sesi menyusui berikutnya.
  • Nilai bilirubin diatas 20 mg/dL -> dicek kemungkinan kuning patologis.
  • sumber:

  • http://www.mayoclinic.com/health/infant-jaundice/DS00107/DSECTION=treatments-and-drugs
  • http://www.drugs.com/mtm/questran.html
  • http://www.drugs.com/cdi/luminal.html
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Neonatal_jaundice
  • http://www.mims.com/Page.aspx?menuid=mng&name=Urdafalk+Hard+cap&brief=true&CTRY=ID