Selama tinggal di Indonesia, seumur-umur saya belum pernah membawa anak saya bepergian naik kendaraan umum seperti bus (Kalau taxi sudah pernah) dengan membawa stroller. Bahkan tak terbayang rasanya harus mengangkut stroller masuk kedalam bus nan penuh dan berdesak-desakkan, untuk masuk orang saja harus dempet-dempetan, bagaimana kalau ditambah stroller pula. Bisa ditimpukkin orang se-bus mungkin.
Setelah saya ikut suami saya yang melanjutkan sekolahnya di Eropa, otomatis saya harus mengakrabkan diri dengan kendaraan umum, maklum disini kan kami tidak ada kendaraan pribadi. Jadi kemana-mana ya harus naik bus atau kereta dan berjalan kaki jadi makanan sehari-hari. Nah untuk balita seperti Dipta yang umurnya masih 14bulan, stroller dan carrier seperti jadi benda wajib bagi kami dalam bepergian. Tidak mungkin Dipta disuruh jalan kaki berkilo-kilo meter dan tidak mungkin juga saya harus menggendong dia berjam-jam hanya bermodalkan tangan, bisa patah tulang nanti saya, dan nggak ada tukang pijet pula disini hehehe.
Untungnya, transportasi publik disini sangat parent-friendly. Di dalam bus maupun kereta ada tempat khusus untuk stroller, bahkan ada pegangan dan belt untuk mengikat si stroller agar tidak bergeser kemana-mana.
Bukan hanya kendaraannya, tapi orang-orangnyapun parent-friendly. Di sini, hampir semua perempuan, manula, orang cacat (Saya pernah ketemu dengan orang yang pakai kursi roda naik bus sendirian loh! Hebat kan?) atau Ibu yang membawa bayi pasti mendapatkan tempat duduk di kendaraan umum. Saya merasakannya sendiri karena setiap saya masuk bus dan bus itu sudah penuh, selalu ada saja yang berdiri dan memberikan tempat duduknya untuk saya, karena saya membawa bayi.
Dulu semasa di tanah air, pernah ketika saya sedang hamil besar naik angkot dan tak ada satupun orang yang mau bergeser memberikan tempat duduknya pada saya, sehingga saya harus masuk ke ujung angkot yang sangat memberatkan sekali karena harus menunduk-nunduk dengan perut super besar. Atau pernah juga pengalaman salah seorang teman yang juga sedang hamil besar, harus berdiri di dalam bus Transjakarta padahal banyak laki-laki muda sehat walafiat yang mendapatkan tempat duduk dan yang mereka lakukan adalah pura-pura tidur, agar tidak perlu memberikan tempat duduknya kepada sang bumil.
Bukan hanya kendaraan umum di Eropa yang parent-friendly tapi juga stasiunnya. Rata-rata stasiun kereta di Eropa memiliki lift sehingga memudahkan kami para orangtua yang membawa stroller untuk naik-turun. Di dalam keretapun sangat nyaman, bahkan di kereta yang hanya melayani rute kecil (dalam kota) Tapi tingkat kenyamanannya jauh mengalahkan kereta tipe Argo. Di sini, di setiap tempat duduk disediakan plastik bersih (seperti plastik belanja dari departement store ternama di Jakarta) untuk menyimpan kotoran, sering sekali saya menyuapi Dipta makan di dalam kereta tanpa perlu takut kotor atau tidak nyaman. Kalau mau BAB atau BAK pun nyaman sekali untuk anak-anak. Karena toilet di dalam kereta sangat luas, bersih, wangi dan ada kaca super besar seakan-akan mengetahui hasrat kaum hawa yang hobby memoles wajah. Saya pernah loh menyusui di dalam toilet, karena entah kenapa nyaman sekali di toilet super besar itu.
Setau saya hampir semua terminal maupun stasiun di Eropa bersih dan terawat dengan baik sehingga nyaman sekali digunakan oleh balita dan orangtua. Kecuali di kota Paris sih, karena stasiun di Paris menurut saya kotor dan tidak terawat, penerangannya juga buruk cenderung gelap dan suram, begitupula dengan keretanya yang banyak sekali coretan tak ubahnya dengan Metro Mini di Jakarta. Kadang-kadang malah tercium bau pesing. Stasiunnya pun tidak mempunyai lift dan jarang ada eskalator, padahal tangga stasiun di kota Paris rata-rata tinggi dan curam, sangat berbahaya sekali kalau naik-turun tangga sambil menggotong stroller. Jadi kalau bepergian di Paris, ada baiknya menggunakan carrier saja, tidak perlu membawa stroller.
Bepergian dengan carrier sama mudahnya dengan menggunakan stroller. Bahkan setiap saya duduk, pasti orang di sebelah saya akan bergeser untuk memberikan tempat lebih agar anak saya lebih leluasa duduk dipangkuan, Jadi baik menggunakan stroller maupun carrier, kita tetap mendapatkan perlakuan istimewa dari para pengguna kendaraan umum lainnya. Asik kan?
Stroller bahkan sepeda pun bisa masuk ke dalam kereta karena disediakan tempat khusus. Di sini sepeda memang salah satu kendaraan yang banyak digunakan. Bahkan ada tempat untuk menyangkutkan ban sepeda agar si sepeda tidak lari kemana-mana, saya rasa kalau ada yang mau bawa gerobak berisi kambingpun bisa deh masuk ke dalam kereta, tapi paling juga dipisuh-pisuhi orang se-gerbong dan diusir sama petugas, hehehe.
Saking nyamannya transportasi publik, sering sekali saya menemui para Ibu yang memiliki anak lebih dari 2 dan kesemuanya balita bepergian tanpa ditemani siapapun. 1 orang anak diletakkan di dalam stroller, 1 orang lagi digendong menggunakan carrier, dan yang 1 orang lagi digandeng dan tanpa kerepotan loh.. hebat ya?
Saya jadi membayangkan apabila di Indonesia juga punya transportasi publik yang parent-friendly, wuihh pasti semua orangtua akan dengan semangatnya mengajak anak-anak berjalan-jalan menggunakan kendaraan umum, kapan ya kira-kira bisa terwujud? Mari kita berdoa bersama-sama.. Tidak ada yang tidak mungkin kan? Berdoa dimulai!
Dikirimkan oleh mamadipta. Thank you ya udah diajak 'jalan-jalan' dengan transportasi publik yang nyaman di Eropa :)