Sorry, we couldn't find any article matching ''
Bahasa Latifah
Latifah sekarang sudah 22 bulan, sudah mulai ngoceh dan suka nyanyi-nyanyi. Dalam satu lagu kira-kira yang bisa dikuasai sekitar 30%, kecuali lagu ABC, yang hampir 70% bisa dia nyanyikan. Sementara pertanyaan dari teman-teman yang sering disampaikan ke kita adalah "dia bisa Bahasa Indonesia ga?".
Kita dengan pedenya jawab," Bisa dong". Is that true? Well, we really want her to speak Bahasa Indonesia besides English and (later) Arabic as well. Tapi kok pada prakteknya susah ya..
Latifah mulai dititipkan di nursery (playgroup) sejak umur 5 bulan, dan tentunya dengan bahasa pengantar English. Sejak awal kita sudah menanyakan kepada Kepala Sekolah, what should we do with this situation, dan beliau menjawab kalo kita harus tetep berbahasa Indonesia di rumah dan biarkan Latifah berbicara dalam Bahasa Inggris di nursery. At her age, she can accept many languages.
Oke, akhirnya kita mulai melaksanakan petuah dari Kepala Sekolahnya, dan ternyata kita tidak konsisten. Kadang suka keceplosan ngomong Inggris, dan bahasa Jawa. DVD di rumah yang isinya tentang lagu-lagu anak dan pendidikan anak juga dalam bahasa Inggris. Beli DVDnya juga di sini sih, mana ada yang Bahasa Indonesia. Gimana mo bisa bahasa Indonesia dia?
Alhamdulillah, bulan kemaren kita telah melaksanakan ibadah haji, dan selama 12 hari kita tinggalkan, Latifah kita titipkan ke salah satu teman baik, temen sekantor suami. Dan kita sewa teacher dari nursery untuk baby sitting dia selama wiken dan semalaman setelah si teacher pulang dari nursery. Pemikiran kita, wah nanti setelah dititipkan Latifah akan bisa bahasa Indonesia, secara teman kita itu punya anak 3, dan mereka komunikasi intensif bahasa Indonesia di rumah.
Ternyata pemikiran kita salah, malah temenku yang kadang suka keki sama Latifah, gara-gara menyuruh apa dalam bahasa Indonesia, Latifah menjawab pake Bahasa Inggris, hehehe.. Tapi ternyata setelah di rumah baru ketahuan kalo dia sudah menambah beberapa kosakata Bahasa Indonesia, horee...:))
Sebagai orang Jawa yang biasa berkomunikasi dengan orangtua & mertua dengan bahasa Jawa alus (krama inggil), membuat eyang-eyangnya menaruh high expectation terhadap Latifah untuk juga bisa (sedikit) krama inggil. Misalnya kalo dipanggil harus bisa jawab "dalem". Sementara malah suami menganggap kalo Latifah ga perlu bisa Bahasa Jawa.. Huaaa... Haduh, bundanya yang gantian pusing! Hehe..
Sementara permasalahan bahasa Inggris dan Indonesia belum clear, akunya sudah berencana kalo Latifah harus bisa bahasa Arab. Secara dia lahir dan tinggal di negara Arab. Mulailah diriku mencari referensi sekolah Arab yang bisa menerima non-Arabic Speaker (dan sekarang masi dalam proses pencarian), dan dekat dengan rumah. Emang masi terlalu dini untuk sekolah sekarang, tapi sekolah (yang bagus) di Doha jumlahnya terbatas dibandingkan penduduknya. Waiting list berlaku, dan kalo mau masuk TK, harus masuk Pre-Schoolnya dulu (mulai usia 3 tahun), dan diutamakan yang mempunyai saudara kandung yang sudah sekolah di situ.
Sebenernya di nursery-nya Latifah sendiri udah ada pelajaran Arabic dan Prancis, tapi setelah usia 2 tahun. Sayangnya mereka tidak punya Islamic Study, karena memang bukan sekolah beneran, hanya playgroup/daycare, tempat titip anak. Dari kantor suami jatah untuk sekolah anak untuk International School, tapi sekolah yang diminati ibu-ibu Indonesia di sini jauh sekali dari rumah. Idealnya cari sekolah lokal yang dekat dengan rumah dan tempat kerja bundanya.
Beruntungnya di sini ada kumpulan ibu-ibu expatriat yang biasa sharing tentang semua permasalahan yang ada di Doha liwat milis. Dan dari milis tersebut aku jadi tau bahwa ada juga keluarga yang menerapkan 4 bahasa di rumahnya, Arab, English, Prancis, dan bahasa lokal mereka. Fyi, di sini banyak expatriat dari Lebanon dan Tunisia yang second languagenya Prancis, English malah jadi Foreign language, dan tentunya Arabic sebagai main languange mereka. Rasanya iri sekali melihat mereka mempunyai kemampuan bahasa seperti itu, yang berakibat menambah kepercayaan diri mereka (dan gaji tentunya *sigh* :))
So, moms, boleh dishare donk pengalamannya mengenai belajar bahasa di rumah. Apa trik-triknya dan apa ada online shop untuk beli DVD lagu-lagu dan pendidikan anak dalam Bahasa Indonesia?
Cerita ini dikirimkan oleh Shanti Fahlevi Thanks for sharing Shanti!
Image from gettyimages.com
Share Article
POPULAR ARTICLE
COMMENTS